Tahun Baru 1444 Hijriah, Ini Nasihat Kepala Kemenag Mempawah

Umat Islam memasuki tahun baru 1444 Hijriah. Kalender tahun baru Islam disebut Tahun Hijriah yang didasarkan pada hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW

Penulis: Ramadhan | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Kepala Kemenag Mempawah, Hasib Arista. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Umat Islam memasuki tahun baru 1444 Hijriah. Kalender tahun baru Islam disebut Tahun Hijriah yang didasarkan pada hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.

Kepala Kemenag Kabupaten Mempawah, Hasib Arista, mengajak umat Islam untuk bermuhasabah (introspeksi diri).

“Sebagai umat Islam, kita mestinya melakukan muhasabah terlebih memasuki tahun baru hijriah ini. Tanamkan tekad dan komitmen untuk memperbaiki diri setiap hari. Prinsip hidup hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini,” ungkap Hasib Arista, Minggu 31 Juli 2022.

Selain melakukan muhasabah, menurut Hasib Arista, hal terpenting yang mesti dilakukan adalah memiliki agenda atau proyeksi masa depan yang harus ditargetkan dapat tercapai.

Satreskrim Polres Mempawah Amankan Pengantre Solar Subsidi di Sungai Bakau Besar Laut

“Momentum tahun baru Islam ini harus menjadi tonggak awal kita membangun kembali semangat juang dan cita-cita mulia seperti yang diteladankan Rasulullah SAW," katanya.

Hal yang perlu diikhtiarkan kata Hasib adalah membangun kekuatan mental dan spiritual.

Dikisahkan dalam sejarah, Ketika Nabi SAW masih berada di Mekah, umat Islam masih lemah, tidak berdaya, masih dikejar-kejar, diboikot, disiksa sampai sebagian melakukan hijrah, mengungsi ke negeri Thaif, dan Habasyah.

"Hal pertama yang dilakukan Rasulullah SAW ketika tiba di Madinah adalah membangun Masjid Quba. Masjid sebagai pusat membangun spiritual, mental, dan intelektual,” terang alumni Pascasarjana IAIN Pontianak ini.

Selanjutnya, kata Hasib Arista, Rasulullah juga mempersaudarakan Anshar (penduduk Madinah) dengan kaum Muhajirin, penduduk Mekah yang berhijrah ke Madinah. Antara pendatang dan penduduk lokal dipersaudarakan. Ini merupakan basis kekuatan sosial masyarakat.

Masyarakat dapat terbangun dengan baik dan maju, kalau antar satu dengan lainnya merasa bersaudara. Selain itu Rasulullah juga membuat Piagam Madinah.

Konsep Piagam Madinah inilah yang menjadi inspirasi Bapak Lukman Hakim Saifuddin ketika menjadi Menteri Agama mengusung moderasi beragama.

Moderasi Beragama menjadi salahsatu dari tujuh program prioritas Kementerian Agama di masa kepemimpinan Gus Yaqut saat ini.

“Jadi membangun semangat persaudaraan dengan sesama anak bangsa dengan penerapan moderasi beragama merupakan komitmen kita bersama. Hal ini penting kita lakukan untuk merawat bangsa Indonesia ini tetap kokoh,” pungkas Hasib Arista. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved