Bagaimana Menakisme Tes DNA, Apa Itu Tes DNA yang Sebenarnya?
tes genetik atau tes DNA adalah jenis pemeriksaan yang dapat mengidentifikasi perubahan gen, kromosom, atau protein dalam tubuh.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Banyak kasus yang harus diselesaikan dengan cara tes DNA untuk keabsahan dan pengakuan.
Seperti viral beberapa waktu lalu, banyak artis yang dituntut untuk tes DNA sebagai pengakuan seorang anak.
Suami pedangdut Zaskia Gotik, Sirajuddin Mahmud contohnya, ia disebut siap melakukan tes DNA, untuk membuktikan tuduhan Veranosiliyana terkait Hak Pengakuan Anak.
Hal ini disampaikan pengacara Ery Kertanegara seperti dikutip dari pemberitaan Tribunnews, yang mengatakan kliennya ingin membuktikan tudingan yang dialamatkan padanya.
"Jadi ini ada yang ngaku punya anak dengan garis keturunan dari Sirajuddin Mahmud, tentu butuh pembuktian dulu," ujar Ery.
• Pamer Kemesraan dengan Rezky Aditya, Citra Kirana Tetap Tegar Menantikan Proses Tes DNA
Persoalan terkait tes DNA bukan hanya dialami Sirajuddin, melainkan pernah menyeret nama aktor Rezky Aditya belum lama ini. Dia mengatakan bersedia melakukan tes DNA dengan anak Wenny Ariani, yang pernah menggugatnya di pengadilan.
"Saya di sini ingin memberitahukan bahwa setelah keputusan kemenangan saya di Pengadilan Negeri, saya langsung berkoordinasi dengan pihak penggugat melalui pengacara saya yang menyampaikan bahwa saya bersedia untuk tes DNA dengan Naira," kata Rezky Aditya seperti diberitakan Kompas.com, edisi 28 Mei 2022.
Lantas, sebenarnya apa itu tes DNA yang disebut-sebut dalam kasus Sirajuddin Mahmud dan Rezky Aditya?
Dilansir dari Cleveland Clinic, tes genetik atau tes DNA adalah jenis pemeriksaan yang dapat mengidentifikasi perubahan gen, kromosom, atau protein dalam tubuh.
Hasil dari tes genetik, bisa mengonfirmasi atau mengesampingkan kondisi genetik yang dicurigai, serta membantu menentukan peluang seseorang untuk mengembangkan dan meneruskan suatu kelainan genetik.
Guna mengetahui apakah seorang anak merupakan anak kandung dari seorang ayah, maka tes DNA yang bisa dilakukan adalah dengan tes paternitas DNA.
• Suami Zaskia Gotik Dituntun Model Asal Yogya, Minta Pengakuan Anak Lewat Tes DNA
Hasil paternitas DNA hampir 100 persen akurat, dalam menentukan apakah seseorang merupakan ayah biologis anak yang menjalaninya.
Asam deoksiribonukleat (DNA) merupakan materi genetik yang diwarisi dari ibu dan ayah. Adapun tes paternitas mengacu pada garis keturunan ayah.
Tes DNA juga dapat membuktikan apabila Anda memiliki atau tidak memiliki penyakit tertentu. Tes ini pun bisa menentukan risiko kondisi kesehatan lainnya, dan membuktikan apakah Anda membawa gen bermutasi tertentu yang dapat diwariskan kepada anak.
Cara melakukan tes DNA paternitas
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, ada dua cara yang sama akuratnya untuk menguji paternitas, meliputi:
- Tes darah: calon ayah dan anak memberikan sampel darah di kantor medis. Fasilitas tersebut akan mengirimkan sampel ke laboratorium untuk dianalisis.
- Penyeka pipi (cheek swab): calon ayah dan anak menyeka bagian dalam pipi mereka untuk sel bukal (pipi).
- Setelah itu, aplikator kapas yang berisi DNA dikirimkan ke laboratorium yang ditunjuk.
- Tes DNA dilakukan dengan mengambil sampel darah, kulit, rambut, jaringan, atau cairan ketuban.
Tes tersebut bisa dijalani tidak hanya saat anak sudah lahir, namun juga ketika bayi dalam kandungan.
• Cek Asmaramu, Ikuti 4 Tips Hubungan Langgeng dan Bahagia Menurut Psikolog
Sementara untuk cara tes DNA pada bayi yang belum lahir, seperti:
1. Tes paternitas Prenatal Non-invasive
Tes ini menganalisa DNA janin yang ditemukan dalam darah ibu hamil selama trimester pertama. Hasilnya akan dibandingkan dengan informasi DNA dari sel pipi calon ayah.
2. Pengambilan sampel Chorionic Villus (CVS)
Adapun tes ini dilakukan dengan mengambil sampel kecil jaringan plasenta. Tes dilakukan melalui leher rahim atau perut.
Kemudian, DNA dari sampel akan dibandingkan dengan DNA ibu maupun calon ayah, yang biasanya dilakukan antara 10 hingga 13 minggu usai menstruasi terakhir.
3. Amniosentesis
Pada tahapan tes amniosentesis dilakukan dengan mengambil sedikit cairan ketuban. Caranya adalah dengan memasukkan jarum ke perut ibu, selanjutnya sampel cairan dibandingkan DNA nya dari ibu dan ayah.
Tes ini dilakukan antara minggu ke 15 dan ke 20 kehamilan, namun memiliki risiko keguguran.
Baca juga: Berapa Biaya Tes DNA di RS ? Apa itu DNA ? Ketahui Struktur DNA, Fungsi DNA dan Sejarah DNA
Jenis tes DNA
Tak hanya untuk paternitas, tes DNA juga digunakan untuk melihat beberapa kondisi tertentu. Jenis dari tes DNA ini di antaranya termasuk:
1. Tes diagnostik
Tes genetik diagnostik umumnya digunakan selama kehamilan, meski begitu tes juga dapat digunakan kapan saja untuk memastikan diagnosis ketika seseorang memiliki gejala penyakit tertentu.
2. Tes pembawa
Jika Anda atau salah satu anggota keluarga memiliki penyakit genetik, tes pembawa (carrier test) dapat menunjukkan apakah Anda dan pasangan dapat menjadi carrier kondisi yang sama pada anak. Pemeriksaan DNA ini ada baiknya dilakukan sebelum memiliki anak.
3. Tes pra-implantasi
Tes pra-implantasi digunakan untuk menemukan mutasi genetik pada embrio yang dibuat menggunakan teknik reproduksi berbantuan (ART), seperti fertilisasi in-vitro (IVF) atau bayi tabung.
Sejumlah kecil sel diambil dari embrio dan diuji untuk mutasi tertentu. Hanya embrio tanpa mutasi inilah yang ditanamkan di rahim, untuk membantu terjadinya kehamilan.
4. Skrining bayi baru lahir
Biasanya bayi akan menjalani pemeriksaan dua hari setelah mereka lahir, di antaranya skrining untuk kondisi genetik, metabolisme, atau terkait hormon tertentu. Bayi baru lahir diperiksa segera mungkin sehingga pengobatan dapat dimulai jika diperlukan.
5. Tes prediktif dan presimptomatik
Mutasi gen yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan kondisi genetik di kemudian hari, terkadang dapat dideteksi melalui pengujian prediktif dan pra-gejala dengan mencari perubahan pada gen. Ini termasuk jenis kanker tertentu seperti kanker payudara.
Pengujian presimptomatik dapat mengetahui apakah Anda akan mengembangkan kelainan genetik sebelum menunjukkan gejala apa pun, tetapi hasilnya tidak selalu 100 persen.
Tes genetik juga dapat digunakan untuk mengonfirmasi beberapa kondisi berikut:
- Down syndrome
- Penyakit huntington atau kelainan genetik
- Fibrosis kistik
- Penyakit sel sabit
- Fenilketonuria
- Kanker usus besar (kolorektal)
- Kanker payudara.
(*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News