Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Fokus Memastikan Sistem Keberlanjutan untuk Sektor Minyak Nabati

Dalam hal ini, kami terus percaya bahwa upaya bersama untuk memastikan keberlanjutan di pasar Minyak Nabati global harus dilakukan secara holistik

Editor: Nina Soraya
Dok/Ekon.go.id
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengikuti Webinar United Nations Economic And Social Council (UN-ECOSOC) High Level Political Forum (HLPF), Senin 11 Juli 2022. Pemerintah memiliki komitmen untuk terus mengupayakan transformasi perekonomian menjadi lebih hijau, berkelanjutan, dan inklusif. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pemerintah memiliki komitmen untuk terus mengupayakan transformasi perekonomian menjadi lebih hijau, berkelanjutan, dan inklusif.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan bahwa di tengah krisis, Indonesia terus memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan komoditas pertanian di pasar global.

“Termasuk minyak nabati, menjadi salah satu fokus utama kami,” ungkap Airlangga Hartarto dalam sambutannya secara virtual pada acara Webinar United Nations Economic And Social Council (UN-ECOSOC) High Level Political Forum (HLPF), Senin 11 Juli 2022.

Kegiatan yang mengambil tema “Catalysing Actions For Sustainable Vegetable Oils In Support Of The Attainment Of Sustainable Development Goals (SDGs)” tersebut, diselenggarakan di New York, Amerika Serikat.

Dalam upaya untuk memenuhi target SDGs 2030, muncul beberapa tantangan-tantangan besar seperti inflasi yang tinggi, lonjakan suku bunga, lonjakan harga pangan dan energi, serta terganggunya pasokan dan perdagangan komoditas pertanian.

Airlangga Yakin di Forum G20 Indonesia Bisa Berikan Solusi Krisis Pangan dan Energi Global

Dengan mempertimbangkan pertumbuhan populasi global dan meluasnya penggunaan minyak nabati di berbagai industri, maka diperkirakan ukuran pasar global minyak nabati akan meningkat dari 199,1 juta metrik ton pada tahun 2020 menjadi 258,4 juta metrik ton pada tahun 2026.

Sementara itu, bahkan sebelum terjadinya Krisis Global, Minyak Nabati telah lama menjadi sumber mata pencaharian bagi petani skala kecil serta sumber mesin pembangunan di banyak negara berkembang.

Sehingga penting untuk memastikan kesinambungan pasokan minyak nabati yang cukup ke pasar global untuk mencegah volatilitas harga lebih lanjut dan guncangan terhadap ekonomi global.

“Dalam hal ini, kami terus percaya bahwa upaya bersama untuk memastikan keberlanjutan di pasar Minyak Nabati global harus dilakukan secara holistik dan nondiskriminatif,” tegas Airlangga Hartarto.

Selain itu, diperlukan juga lingkungan yang kondusif serta penyediaan sumber daya dan keterampilan untuk mendukung petani kecil dalam mewujudkan produksi berkelanjutan atas komoditas yang digunakan untuk menghasilkan minyak nabati.

Sebagai salah satu produsen dan pengekspor minyak nabati utama dunia, termasuk minyak sawit dan minyak kelapa, Indonesia terus menekankan pentingnya memastikan keberlanjutan di seluruh sektor Minyak Nabati.

Hal tersebut dilakukan diantaranya melalui pemanfaatan smart farming pada perkebunan kelapa maupun dukungan replanting bagi petani sawit.

Ajang FEKDI 2022, Airlangga Hartarto Beberkan Pemerintah Terus Mengoptimalkan Peluang Digitalisasi

Lebih lanjut, Indonesia berkomitmen untuk mempercepat transisi energi bersih melalui kebijakan biodiesel untuk mencapai net zero emissions.

Diperkirakan penggunaan B30 berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 24,6 juta ton CO2.

Hal ini juga akan memperkuat tujuan Indonesia untuk mencapai target ketahanan energi dan bauran energi sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved