Sanggar Kesenian Kuda Lumping, Lestarikan Seni Budaya Jawa di Melawi

"Jadi, budaya kuda lumping lebih mudah diterima masyarakat, sehingga dalam pagelarannya seni ini banyak di minati masyarakat," imbuhnya.

Penulis: David Nurfianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/David Nurfianto
FOTO BERSAMA- Para Penari Tarian Kuda Lumping dan Pengurus Persatuan Pedagang Kuliner, di alun kuliner, Kota Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi pada Minggu 03 Juli 2022 malam. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MELAWI - Sanggar Kesenian Kuda Lumping beri daya tarik tersendiri bagi warga Kabupaten Melawi.

Hal itu terbukti, kesenian kuda lumping masih menjadi salah satu tarian asal daerah jawa yang sangat diminati masyarakat Melawi dalam menampilkan berbagai atraksi tariannya.

Dimana, Animo masyarakat pada pagelaran seni tari kuda lumping yang di gelar Persatuan Pedagang Kuliner (Perpekul) Melawi di Lapangan Alun Kuliner Kota Nanga Pinoh pada Minggu 3 Juli malam sangat tinggi.

Ketua Kesenian Kuda Lumping Sanggar Mustika Satriyo Anom, Nari mengatakan kesenian ini adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik yang di kepang sehingga pada masyarakat Jawa sering disebut Jaran Kepang.

Kabar Duka, Mantan Wakapolres Melawi Kompol Agus Mulyana Tutup Usia

"Kesenian Kuda Lumping ini merupakan salah satu kesenian yang berasal dari daerah Jawa, dan dimainkan oleh masyarajat jawa dengan tujuan untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan," ungkapnya.

Kata Dia, kesenian kuda lumping ini biasanya dimainkan pada saat event budaya daerah dari perwakilan etnis, dan juga pada saat hajatan yang dilakukan tuan rumah.

Sementara itu, Pimpinan Sangar Turonggo Tanjung Saputro NB 46, Mas Pur mengatakan satu bentuk kebudayaan adalah kesenian. Kesenian yaitu bagian dari kebudayaan dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.

“Banyak kesenian jaman dahulu yang masih dilestarikan, namun banyak juga kesenian yang hilang akibat tidak adanya generasi penerus yang tidak mau melestarikannya. Berbagai bentuk kesenian daerah tersebar di seluruh pelosok negeri Indonesia. Kesenian daerah yang tersebar di Indonesia, khususnya didaerah Jawa seperti kuda lumping, sisingaan, angklung,” jelasnya.

Lanjutnya, atas dasar itulah Dirinya ingin melestarikan budaya seni dari nenak moyang, teruma seni kuda lumping.

Apalagi, Kata Dia Melawi adalah miniatur dari Indonesia Mini. Karena, disini ada beragam suku bangsa yang hidup saling berdampingan dan harmonis.

"Jadi, budaya kuda lumping lebih mudah diterima masyarakat, sehingga dalam pagelarannya seni ini banyak di minati masyarakat," imbuhnya.

Kemudian, Ia juga menjelaskan bahwa Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tari plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang.

"Sehingga pada masyarakat Jawa sering disebut sebagai jaran kepang,” imbuhnya.

Dikatakan Pur, Kegiatan ini bukan hanya untuk hiburan saja, tetapi budaya jawa yang dari pulau jawa masih tetap dilestarikan walaupun bukan di Pulau Jawa.

“Ia, ini sebenarnya grup tari tetapi ada mistisnya sedikit, yang memerlukan pawang yang mengatur dan memanatu pelaksanaan kegiatan, dari buntu gong, gamelan dan seruling, bisa saja penari kuda lumping akan dirasuki," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved