Doa Katolik
Renungan Katolik Selasa 5 Juli 2022 Hari Minggu Biasa XIV Lengkap Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan
Bacaan 1 diambil dari Hos. 8:4-7,11-13 dan bacaan injil diambil dari Mat. 9:32-38. Sementara mazmur tanggapan: 115:3-4,5-6,7ab-8,9-10.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Renungan Katolik Selasa 5 Juli 2022 Hari Minggu Biasa XIV.
Lihat bacaan 1, bacaan injil dan mazmur tanggapan renungan harian katolik 5 Juli 2022.
Bacaan 1 diambil dari Hos. 8:4-7,11-13 dan bacaan injil diambil dari Mat. 9:32-38.
Sementara mazmur tanggapan: 115:3-4,5-6,7ab-8,9-10 dan bait pengantar injil: Yoh 10:27.
• Orang Kudus Katolik 4 Juli Santo Antoine Daniel, Baca Kisah Santo Santa Pelindung Katolik
Bacaan I: Hos. 8:4-7,11-13
Tuhan bersabda, “Mereka telah mengangkat raja, tapi tanpa persetujuan-Ku.
Mereka mengangkat pemuka, tapi tanpa setahu-Ku.
Bagi dirinya mereka telah membuat berhala-berhala dari emas dan perak.
Maka mereka dibinasakan. Aku menolak anak lembumu, hai Samaria.
Murka-Ku menyala terhadap mereka! Sampai berapa lama orang-orang Israel ini tidak dapat disucikan?
Sebab patung anak lembu itu kan dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah!
Sungguh, akan remuklah anak lembu Samaria itu! Mereka menabur angin! Maka mereka akan menuai puting
Gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka; tumbuh-tumbuhan itu tidak akan menghasilkan tepung!
Dan seandainya menghasilkan, maka orang-orang asing akan menelannya. Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah.
Tetapi mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa.
Sekalipun Kutuliskan banyak pengajaran baginya semuanya akan mereka anggap sebagai sesuatu yang asing. Mereka menyukai kurban sembelihan.
Mereka mempersembahkan daging dan memakannya. Tetapi Tuhan tidak berkenan kepada mereka.
Sekarang Tuhan akan mengingat kesalahan mereka dan menghukum dosa mereka. Mereka harus kembali ke Mesir.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 115:3-4,5-6,7ab-8,9-10
Ref. Hai umat, percayalah kepada Tuhan.
1. Allah kita di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia.
2. Mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata tetapi tidak dapat melihat; mempunyai telinga, tetapi tdak dapat mendengar; mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium.
3. Mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
4. Hai Israel, percayalah kepada Tuhan: Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka. Hai kaum Harun, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.
Bait Pengantar Injil: Yoh 10:27
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
Bacaan Injil: Mat. 9:32-38
Pada suatu hari dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan.
Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara.
Maka heranlah orang banyak, katanya, “Hal semacam itu belum pernah dilihat orang di Israel!”
Tetapi orang Farisi berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”
Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya.
Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
• Kisah Santo Santa Katolik 4 Juli Santa Elizabeth dari Portugal
Renungan Katolik
Jabatan dan wewenang selalu bersifat sosial, dalam arti ada demi penataan kehidupan bersama dan itu berarti demi kemaslahatan masyarakat.
Dengan kata lain, kesejahteraan umum selalu menjadi alasan mendasar adanya jabatan dan wewenang publik.
Jabatan dan wewenang itu bukan untuk gagah-gagahan, apalagi untuk memenuhi kepentingan diri, melainkan untuk pelayanan.
Orang-orang Farisi yang hanya melihat jabatan dan wewenang dari sudut pandang prestise, selalu melihat kuasa Yesus menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan.
Tak ayal, mereka selalu mempersoalkan kuasa Yesus dan bahkan menuduh Yesus melakukan itu semua dengan kuasa setan (ay.34).
Padahal, Yesus melakukan itu semua “oleh belas kasihan kepada orang banyak, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (ay.36).
Bagi Yeus, wewenang dan kuasa yang diterima-Nya ialah semata-mata demi kemaslahatan umat Allah.
Dalam bacaan pertama, lewat Hosea Allah mengecam bangsa Israel, sebab bangsa Israel yang telah dipercaya dan diperlakukan layaknya seorang istri itu ternyata memberontak melawan Allah.
Israel mengangkat seorang raja bagi mereka tanpa persetujuan Allah, ‘Sang Suami’.
Penyalahgunaan kepercayaan dan wewenang muncul dan rasa tak puas diri dan tidak tahu diri.
Orang sering lupa bahwa dengan menyelewengkan wewenang, kuasa, dan kepercayaan yang telah diberikan, la sedang “menabur angin” dan “akan menuai puting beliung” (ay.7).
Sikap angkuh dan khianat akan membawa petaka.
Watak kuasa dan jabatan adalah belas kasih, bukan arogansi.
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang dapat dipercaya dan diandalkan serta selalu tahu diri dan tahu bersyukur.
Semoga kami dapat menggunakan kuasa dan jabatan yang kami miliki untuk kebaikan banyak orang dan kemuliaan nama-Mu. Amin.
Sumber: adiutami.com
(*)
[Update informasi seputar Katolik]
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News