Nilai Tukar Rupiah

Nilai Tukar Rupiah Depresiasi 4,14 Persen Dibandingkan Tahun 2021

BI mencatat nilai tukar rupiah hingga 22 Juni 2022 mengalami depresiasi sekitar 4,14% year to date bila dibandingkan dengan level akhir 2021

Tribunnews/Irwan Rismawan
Karyawan menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (14/10/2021). Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah ke arah Rp 14.850 per dolar AS dengan support di level Rp 14.800 per dolar AS 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Nilai tukar rupiah tepantau terus melemah menyusul ketidakpastian pasar keuangan global saat ini

Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah hingga 22 Juni 2022 mengalami depresiasi sekitar 4,14 persen year to date (ytd), bila dibandingkan dengan level akhir 2021.

Perlambatan Ekonomi Global

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan depresiasi tersebut sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

“Akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara untuk merespons peningkatan tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (23/6/2022) via video conference.

Utang Luar Negeri Indonesia US$ 416,3 Miliar, Bank Indonesia Pastikan Kondisi Terkendali

Perekonomian Indonesia Tetap Positif

Namun, Perry mengklaim pasokan valas domestik tetap terjaga dan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap positif.

Ini pun mendorong depresiasi rupiah relatif lebih baik dibandingkan dengan negara sebaya, seperti India yang terdepresiasi 5,17%, Malaysia terdepresiasi 5,44%, serta Thailand yang terdepresiasi 5,84%.

Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah

Perry mengatakan akan terus mencermati perkembangan nilai tukar rupiah dan akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya.

Namun, Perry meyakini mata uang Garuda ini akan terus kuat seiring dengan kondisi neraca pembayaran (NPI) yang surplus sehingga pasokan valas memadai serta kecukupan cadangan devisa sebagai bantalan rupiah.

“Dengan upaya tersebut diharapkan rupiah tetap stabil dan mendukung pengendalian inflasi dengan mempertahankan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental,” tandas Perry.

 

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved