Apakah Perselingkuhan Benar-benar Tidak Bisa Diprediksi? Riset Membuktikan
Ada banyak hal yang tidak bisa ditoleransi dalam hubungan, khususnya di era teknologi digital ini, perselingkuhan online juga bisa merusak hubungan ki
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Perselingkuhan bisa mencipatakan hubungan yang tidak harmonis bagi pasangan yang menjalani.
Hilangnya rasa percaya diri hingga penyakit mental akan dihadapi satu diantara pasangan tersebut.
Efek lainnya adalah rasa sakit hati, stres, kesedihan hingga berbagai keluhan yang memengaruhi kesehatan mental seseorang.
Namun, apakah perselingkuhan bisa diprediksi?
Banyak orang begitu berhati-hati dalam memilih pasangan, berharap tidak akan pernah diselingkuhi.
Faktanya, riset membuktikan 20-52 persen orang mengaku pernah berselingkuh dari pasangannya dan masih banyak lagi yang enggan mengakuinya.
• Lakukan 5 Latihan Olahraga Ini Agar Hubungan Intim Makin Bergairah
Jadi, apakah perselingkuhan benar-benar tidak bisa diprediksi?
Untuk menjawab pertanyaan ini, sejumlah peneliti dari Amerika Serikat, Inggris dan Swiss menggunakan alat statistik terkini untuk menganalisis secara bersamaan sejumlah faktor risiko yang mungkin berkontribusi terhadap perselingkuhan.
Riset dilakukan pada 1.295 orang dengan berbagai latar belakang termasuk usia, pendidikan, jenis hubungan yang dijalani, jenis kelamin, preferensi seksual dll.
Hasilnya, laki-laki cenderung lebih berisiko untuk berselingkuh dibandingkan perempuan.
Kaum Adam lebih banyak berperilaku tidak setia terhadap pasangannya, baik secara langsung maupun online.
Meski demikian, gender dinilai bukan faktor utama pemicu perselingkuhan karena perempuan kini juga memiliki peluang yang setara.
Di sisi lain, riset ini mengungkapkan empat faktor utama yang memicu perselingkuhan, yakni:
• Berita Cacar Monyet Terbaru | Monkeypox Terdeteksi di Sperma , Potensi Menular Lewat Hubungan Intim
Ketidakpuasan hubungan
Perasaan tidak bahagia yang kronis secara substansial meningkatkan risiko terjadinya perselingkuhan.