Daftar Masuk Tiket Wisata Candi Borobudur 2022, Hingga Sejarah Bangunan dari Batu Andesit
Candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini juga ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 1991.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Wisata Indonesia mempunyai beragam ciri khas tersendiri.
Sejarah Candi Borobudur tak lepas dari Kerajaan Mataram Kuno yang kala itu berjaya di Tanah Jawa.
Sempat terkubur, Candi Borobudur kembali ditemukan pada 1814, saat Thomas Stamford Raffles, seorang negarawan Inggris menjadi Gubernur Jenderal di Jawa.
Pada 1970-an dan 1980-an, restorasi besar-besaran pun dilakukan sebagai upaya penyelamatan bangunan bersejarah ini.
Adapun hingga saat ini, Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia dengan karakteristik dan makna tersirat di setiap bangunannya.
Candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini juga ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 1991.
• Ramai Soal Kenaikan Masuk Borobudur Jadi Rp 750 Ribu, Ganjar Angkat Suara : Tiket Masuknya Tetep
Lantas, bagaimana sejarah Candi Borobudur?
Sejarah Candi Borobudur
Hingga saat ini, belum ada bukti pasti yang menunjukkan siapa pembangun Candi Borobudur.
Meski demikian, dilansir dari laman Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pembangunan Borobudur diduga dilakukan oleh tenaga sukarela secara bertahap.
Mereka melakukan gotong royong membangun candi demi kebaktian ajaran agama pada saat Mataram Kuno dipimpin oleh Dinasti Syailendra, antara 750-842 Masehi.
Namun, dikutip dari Kompas.com, 3 November 2011, beberapa sejarawan mengatakan bahwa pembangunan Candi Borobudur dimulai pada masa Dinasti Sanjaya dan baru selesai saat era Dinasti Syailendra.
Pasalnya, saat itu agama Hindu dan Buddha sama-sama tengah berkembang di Pulau Jawa.
Pembangunan candi sendiri diyakini dimulai dengan meratakan tanah dan memadatkannya menggunakan batu untuk membentuk struktur piramida.
• Tiket Masuk Candi Prambanan 2022 Terbaru! Selain HTM Candi Prambanan , Cek HTM Borobudur & Ratu Boko
Selanjutnya, membangun undakan persegi dan melingkar yang dilanjutkan dengan tahap penyempurnaan, seperti penambahan pagar, tangga, dan sebagainya.
Bangunan candi berbahan dasar batu yang dipotong dan disusun sedemikian rupa tanpa menggunakan mortar atau elemen untuk merekatkan batu.
Borobudur terbuat dari batu andesit dan menurut perkiraan, ada lebih dari 1,6 juta balok batu andesit untuk membangunnya.
Bangunan Candi Borobudur
Keberadaan Candi Borobudur terlihat seperti puncak perkembangan agama Buddha di wilayah Indonesia.
Hal itu dapat dilihat dari pahatan relief, susunan patung, dan figur-figur Buddha yang diarcakan.
Sejumlah ahli menafsirkan adanya unsur-unsur aliran yang bersifat tantrisma di candi megah ini.
Sementara itu, ahli lain berpendapat bahwa Borobudur bukan hanya berlatar agama Buddha.
Namun, dipengaruhi pula oleh konsep pemujaan leluhur dengan bentuk bangunan berterasnya yang mirip bangunan pemujaan zaman prasejarah.
• Palm Beach dan Tanjung Bajau Singkawang, Dua Objek Wisata Pantai yang Memukau di Kota Singkawang
Dilansir dari Kompas.com, 5 Juni 2022, dinding candi berhiaskan 2.672 panel relief, 504 arca Buddha, dan 73 stupa.
Candi Borobudur memiliki 1.460 panel relief cerita yang tersusun dalam 11 deretan mengitari bangunan, serta relief hias sebanyak 1.212 panel.
Bangunan candi sendiri terbagi ke dalam tiga tingkatan, yakni Kamadhatu (kaki candi), Rupadhatu (tubuh candi), dan Arupadhatu (atas candi), yang diwujudkan dalam 10 teras bertingkat.
Pembagian tiga tingkatan Candi Borobudur yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.
1. Kamadhatu
Kamadhatu menggambarkan kehiduan manusia di dunia yang penuh keburukan, nafsu, dan bergelimang dosa.
Bagian ini sebagian besar tertutup tumpukan batu yang diduga digunakan untuk memperkuat konstruksi candi.
2. Rupadhatu
Rupadhatu atau bagian tengah ini melambangkan kehidupan manusia yang telah terbebas dari hawa nafsu, tetapi masih terikat dengan duniawi.
Rupadhatu terdiri dari empat undak teras berbentuk persegi yang dindingnya dihiasi relief.
Pada pagar, terdapat sedikit perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari kamadhatu menuju rupadhatu.
3. Arupadhatu
Sebagai puncak, arupdhatu melambangkan kehidupan religius dan spiritual tertinggi yang mengagungkan perdamaian penuh keselamatan jiwa.
Tingkatan ini menggambarkan kehidupan sang Buddha yang telah mencapai kesempurnaan lantaran berani meninggalkan kehidupan dunia untuk mencapai pencerahan.
Itulah mengapa bagian ini tidak memiliki hiasan relief.
• Ada Apa di Wisata Tawamangu Jawa Tengah Viral, Berikut 10 Lokasi yang Patut Dikunjungi Di Sana
Penemuan Candi Borobudur
Sempat terkubur, hingga saat ini masih belum diketahui alasan masyarakat meninggalkan Candi Borobudur.
Dugaan sementara, lantaran bencana meletusnya Gunung Merapi pada 1006 Masehi. Namun menurut hasil penelitian, belum ada bukti letusan hebat pernah terjadi di tahun itu.
Apalagi, ada pecahan keramik dan mata uang di Borobudur yang menunjukkan berasal dari abad ke-15 Masehi.
Selain itu, Kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca pada abad ke-14 juga masih menyebutkan tempat bernama "Budur" sebagai salah satu tempat Buddha.
Oleh karenanya, kemungkinan Candi Borobudur masih digunakan hingga abad ke-15 Masehi.
Adapun pada abad ke-18 M, dapat dipastikan Candi Borobudur sudah tidak digunakan lagi.
Beberapa naskah Jawa, seperti Centhini menyebutkan lokasi candi ini sebagai bukit atau tempat yang dapat membawa kematian atau kesialan.
Artinya, pada masa itu tempat ini sudah ditinggalkan sebagai tempat suci agama Budha.
Hingga pada 1814, Thomas Stamford Raffles menemukan candi ini dalam kondisi tertutup tanah, semak belukar, dan pepohonan. Ia pun memerintahkan pembersihan candi.
Kemudian pada 1849, Pemerintah Hindia Belanda menugaskan Wilsen untuk menggambar arsitektur dan relief candi ini secara akurat.
Pada 1873, fotografer handal Van Kinsbergen pun diundang untuk mendokumentasikan kembali Candi Borobudur.
Sejauh ini, Borobudur telah melalui dua kali pemugaran, yakni oleh pemerintah Hindia Belanda di bawah pimpinan Theodoor van Erp, serta pemerintah Indonesia yang diketuai Soekmono.
Dilansir dari borobudurpark.com, Selasa (7/6/2022), berikut jam buka hingga harga tiket masuk Candi Borobudur:
1. Jam buka: 08.00-16.00 WIB
2. Tarif wisatawan lokal per orang
Usia 10 tahun ke atas: Rp 50.000
Usia 3-10 tahun: Rp 25.000
3. Tarif wisatawan lokal rombongan (pelajar serta mahasiswa) minimal 20 orang
Harga tiket: Rp 25.000
Catatan: rombongan harus membawa surat pengantar dari sekolah atau universitas.
4. Paket terusan
Borobudur-Prambanan:
Usia 10 tahun ke atas: Rp 75.000
Usia 3-10 tahun: Rp 35.000
Borobudur-Ratu Boko:
Usia 10 tahun ke atas: Rp 75.000
Usia 3-10 tahun: Rp 35.000
5. Wisatawan mancanegara
Dewasa: Rp 350.000
Anak-anak: Rp 210.000. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News