Ekonomi Amerika Serikat Terancam Kolaps Diterjang Badai Inflasi, Barang Impor dari China 'Diburu' ?
Raimondo mengatakan dia tidak setuju dengan karakterisasi bahwa Rencana Penyelamatan Amerika senilai US$1,9 triliun ala Biden telah berkontribusi pada
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Amerika Serikat adalah satu di antara negara raksasa ekonomi dunia .
Dengan dolar sebagai satu di antara mata uang utama dalam transaksi global .
Namun perekonomian Amerika Serikat kini sedang tidak baik-baik saja.
Hantaman badai inflasi yang sulit terkontrol membuat banyak analis khawatir dengan ancaman terjadinya hiperinfalsi di negara super power itu.
• Perjalanan Terjal Stephen Fulton, Sosok Petinju Asal Amerika Serikat yang Punya Rekor Mentereng
Pemerintahan Joe Biden pun tak tinggal diam.
• Mengenal Devin Haney, Petinju Amerika Serikat Jadi Juara Tak Terbantahkan Kelas Ringan Diusia Belia
Demi memerangi kenaikan inflasi yang sulit dikontrol, Amerika Serikat mengeluarkan berbagai jurus.
Kali ini, Presiden AS Joe Biden meminta timnya mempertimbangkan opsi untuk mencabut beberapa tarif China yang diberlakukan oleh Donald Trump dalam meredam inlfasi, mengutip Reuters, Selasa 7 Juni 2022.
"Kami sedang melihat itu,"
"Faktanya, presiden telah meminta kami di timnya untuk menganalisis itu,"
"Jadi kami sedang melakukan itu untuknya dan dia harus membuat keputusan itu," kata Menteri Perdagangan A.S. Gina Raimondo.
• Ketua DPR Amerika Serikat Bungkam! Suaminya Ditangkap Polisi , Tapi Bebas Setelah Bayar Uang Jaminan
Ia merinci daftar barang-barang yang bakal terbebas tarif itu.
Mulai dari barang-barang rumah tangga hingga sepeda.
Kendati demikian, pemerintah telah memutuskan untuk mempertahankan beberapa tarif pada baja dan aluminium untuk melindungi pekerja dan industri baja AS.
Biden mengatakan dia sedang mempertimbangkan untuk menghapus beberapa tarif yang dikenakan pada barang-barang China senilai ratusan miliar dolar oleh pendahulunya pada 2018 dan 2019 di tengah perang perdagangan yang pahit antara dua ekonomi terbesar dunia.
China juga telah berargumen bahwa pengurangan tarif akan memangkas biaya bagi konsumen Amerika.
• BTS Tiba di Amerika Serikat Hari Ini, Outfit Bandara Para Member Jadi Sorotan ARMY
Raimondo juga merasa kekurangan chip semikonduktor yang sedang berlangsung kemungkinan dapat berlanjut hingga 2024.
"Ada satu solusi untuk kekurangan chip semikonduktor ini. Kongres perlu bertindak dan mengesahkan RUU Chips,"
"Saya tidak tahu mengapa mereka menunda," tambahnya. Lantaran, undang-undang tersebut bertujuan untuk meningkatkan semikonduktor AS.
• Penembakan di Sekolah Kembali Teror Amerika Serikat, Presiden AS Joe Biden Murka: Saya Muak & Lelah!
Raimondo mengatakan dia tidak setuju dengan karakterisasi bahwa Rencana Penyelamatan Amerika senilai US$1,9 triliun ala Biden telah berkontribusi pada inflasi tinggi saat Covid-19 setahun yang lalu sebelum ditandatangani menjadi undang-undang itu.
Ini menandai pencapaian tanda tangan tahun pertama Biden menjabat.
Padahal sektor manufaktur memberi Amerika Serikat lebih banyak pukulan kompetitif melawan China. (*)
Materi di artikel ini juga sudah tayang di laman Kontan.co.id dengan judul Lawan Inflasi, AS Pertimbangkan Cabut Beberapa Tarif China
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News