Kisah Penyintas COVID-19 di Sekadau yang Segera Lunasi Hutang Saat Isoman karena Khawatir Tak Sembuh
awal mulai Ia terpapar virus covid-19 karena kelelahan bekerja. Saat itu pada bulan Juni 2021, awalnya Ia merasakan demam dan menggigil hingga kesulit
Penulis: Marpina Sindika Wulandari | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Penyintas covid-19 di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat ungkap perjuangan sembuh saat terpapar virus covid-19. Akui sempat pasrah dan ikhlas, Kamis 26 Mei 2022.
Ramlan (50) penyintas covid-19 asal Sekadau menceritakan perjuangannya saat melawan ganasnya coronavirus disease. Virus yang masih dianggap ada dan tiada oleh masyarakat sejak muncul di tahun 2019 hingga saat ini.
Diungkapkan Ramlan, awal mulai Ia terpapar virus covid-19 karena kelelahan bekerja. Saat itu pada bulan Juni 2021, awalnya Ia merasakan demam dan menggigil hingga kesulitan bernafas.
Padahal jika dilihat dari riwayat penyakit, Ia hanya pernah mengalami sakit tifus.
Perjuangan melawan virus covid-19 pun harus Ia lalui selama 2 bulan sejak Juni- Agustus 2021 saat usianya 49 tahun.
• Covid-19 Kembali Mewabah di China ! Pejabat Kesehatan Dipecat, Wakil Wali Kota Beijing Mundur!
Selama dua bulan itulah, Ramlan memilih isolasi mandiri dan menjalani perawatan di rumah. Bukan tanpa alasan, Ia merasa lebih nyaman dekat dengan keluarga yang selalu mendukungnya.
"Posisinya saat itu kelelahan, sakit dan dirawat di rumah. Jadi saat itu dokter datang ke rumah diperiksa dan di swab. Hasilnya positif covid-19, saat itupun sesak nafas sampai 1 minggu lebih harus menggunakan infus dan oksigen," ujar Ramlan sambil mengingat kejadian tersebut.
Selama menjalani perawatan di rumah, Ramlan mengaku menghabiskan sekitar 14 botol infus dan oksigen 3,5 tabung. Semua itu Ia butuhkan karena mengalami kesulitan bernapas yang parah. Bahkan untuk bergerak pun terbatas.
Sementara itu, di tengah sulitnya menghadapi rasa sakit. Ramlan dan keluarga juga harus dihadapkan pada sulitnya mendapatkan oksigen.
Bahkan sang istri harus mencari hingga ke Pontianak. Tak pelak hal itu juga membuat Ramlan sempat merasakan kesal.
Di sisi lain, sang istri juga sempat jatuh sakit karena kelelahan saat menggantikan posisinya.
Meski begitu, Ia bersyukur dengan kondisi rumah yang dihuni hampir 13 orang termasuk anak, menantu, cucu dan karyawan rumah produksi tahu-nya hanya dirinya yang positif covid-19.
Dukungan dan kasih sayang keluarga yang terus mengalir pun membuat semangat Ramlan untuk sembuh kembali muncul. Doa-doa dari sanak saudara bahkan keponakan juga terus dipanjatkan untuk kesembuhannya.
"Saat satu minggu lebih di puncak sakit, saya hanya mikir hutang berapa, dilunasi saja. Jadi waktu itu orang CU (Credit Union) di panggil semua ke rumah. Dibayar semua, takut mati mendadak, antisipasi kalau tidak selamat, " lanjut Ramlan.
Beruntung berkat ketekunannya menjalani pengobatan medis maupun non medis serta terus berdoa. Ramlan dinyatakan sembuh dua bulan setelah dinyatakan positif covid-19.
Ia pun yakin bahwa virus covid-19 memang ada dan lebih fokus menjaga kesehatan hingga saat ini.
Ramlan juga berpesan bagi siapa saja yang sedang dalam kondisi sakit untuk tetap semangat dan jangan menunda-nunda untuk menjalani pengobatan serta pilihlah rumah sakit yang terpercaya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News