Wabah Cacar Monyet Monkeypox Makin Dekat ke Indonesia ! Penyebarannya Berbeda dengan Covid-19
Versi WHO, banyak di antara kasus Monkeypox atau Cacar Monyet diketahui terjadi pada pria dengan orientasi seksual sesama jenis ! Atau homoseksual
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Belum tuntas pandemi Covid-19, dunia global kini dihadapkan dengan satu ancaman wabah baru.
Wabah tersebut yakni cacar monyet .
Atau populer disebut Monkeypox .
Wabah ini menerjang Eropa !
• Peringatan WHO, Inilah Gejala Penyakit Cacar Monyet dan Cara Menghindarinya
Dengan banyak di antara kasusnya diketahui terjadi pada pria dengan orientasi seksual sesama jenis .
Atau homoseksual sebagaimana rilis terbaru dari badan atau organisasi kesehatan dunia, WHO .
• Daftar Negara Positif Kasus Cacar Monyet di Dunia ! Adakah Indonesia ?
Setelah di Inggris, wabah Cacar Monyet atau Monkeypox kini diketahui telah menyebar pula ke Austria .
Baru-baru ini, Austria melaporkan kasus pertama dugaan penyakit itu pada Minggu 22 Mei 2022 lalu.
Tak hanya di Eropa, penyebaran cacar monyet juga semakin dekat ke Indonesia.
Hal itu setelah Australia , negara yang berbatasan laut dengan kawasan Indonesia mengkonfirmasi kasus dugaan MonkeyPox tersebut
"Kasus dugaan virus cacar monyet dikonfirmasi," kata otoritas kesehatan Austria, seperti dikutip dari laman Kontan.co.id yang merangkum laman Reuters Senin 23 Mei 2022 .
Pasien laki-laki telah dites positif terkena virus dan dengan gejala cacar monyet, yakni demam dan ruam.
Sementara Australia mengonfirmasi dua kasus cacar monyet, satu di Melbourne dan satu lagi di Sydney.
Kasus di Melbourne adalah seorang pria berusia 30-an yang mengalami gejala ringan setelah pulang dari London pada 16 Mei lalu.
Mengutip ABC News, Otoritas kesehatan Negara Bagian New South Wales menyebutkan virus cacar monyet teridentifikasi pada seorang pria berusia 40-an yang baru saja kembali ke Sydney dari Eropa.
Sedang Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengonfirmasi penularan komunitas dalam kasus cacar monyet.
"Kami menemukan kasus yang tidak teridentifikasi kontak dengan individu dari Afrika Barat, yang telah kami lihat sebelumnya di negara ini," kata Kepala Penasihat Medis UKHSA Susan Hopkins kepada BBC.
"Kami mendeteksi lebih banyak kasus setiap hari," ungkapnya.
Hopkins menolak untuk mengonfirmasi laporan bahwa satu orang berada dalam perawatan intensif.
Tetapi, dia mengatakan, wabah itu terkonsentrasi di daerah perkotaan, di antara pria gay atau biseksual.
"Risiko populasi umum tetap sangat rendah saat ini, dan saya pikir orang perlu waspada terhadapnya," ujar dia seraya menambahkan, untuk kebanyakan orang dewasa, gejala cacar monyet "relatif ringan".
Chief Health Officer New South Wales Kerry Chant mengatakan, virus cacar monyet bukan penyebab kepanikan, mengingat tingkat penularannya yang rendah antarmanusia.
"Biasanya, Anda perlu melakukan kontak tatap muka yang cukup lama," katanya kepada ABC News.
"Ini bukan mekanisme penyebaran yang sama seperti Covid-19 atau flu, di mana penularannya lebih cepat".
Namun, Chant meminta masyarakat tetap harus waspada terhadap gejala virus cacar monyet.
"Dimulai dengan demam, nyeri otot, dan nyeri. Bisa terjadi di kelenjar getah bening yang besar, sakit kepala, lelah, dan lesu," jelasnya.
"Dan kemudian diikuti dengan ruam satu sampai tiga hari,”
“Seringkali ruam mulai di wajah". timpalnya. (*)
Materi di artikel ini juga telah tayang di laman Kontan.co.id Virus Cacar Monyet Semakin Menyebar, Makin Dekat dengan Indonesia
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News