Pasar Elektronik Jadi Strategi Kembangkan UMKM, Kendala 34 Persen Wilayah di Sanggau Blank Spot

Inovasi e-Gerai Sumer belum berjalan dikarenakan rendahnya daya dukung pelaku usaha dan masyarakat pengguna

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Maskartini
Seminar Bisnis Nasional Seri VI bertema Peningkatan Perdagangan dan Pengembangan UMKM di Wilayah Perbatasan Kalbar pada Sabtu, 14 Mei 2022 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Bupati Kabupaten Sanggau, Paolus Hadi mengatakan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sanggau salah satunya didukung oleh keberadaan UMKM atau Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai sektor ekonomi kerakyatan.

Ia mengatakan dalam mengantisipasi kebiasaan baru dampak covid-19 di Kabupaten Sanggau maka strategi bisnis yang dilakukan oleh Pemda Sanggau, masih mengambil konsep manual dan didukung oleh lima sektor utama.

Hal tersebut ia ungkapkan saat menjadi pemateri pada Seminar Bisnis Nasional Seri VI bertema Peningkatan Perdagangan dan Pengembangan UMKM di Wilayah Perbatasan Kalbar pada Sabtu, 14 Mei 2022.

"Strategi bisnis didukung 5 sektor yaitu UMKM, industri kesehatan, ketenagakerjaan, ketahanan pangan dan sosial. Untuk adaptasi kebiasaan baru, kami telah dibangun konsep pasar elektronik atau online melalui inovasi e-Gerai Sumer namun belum berjalan maksimal," ungkap Paolus Hadi.

Kunjungan Kerja di Desa Ketori Sanggau, Berikut Pesan yang Disampaikan Wakil Bupati Yohanes Ontot

Inovasi e-Gerai Sumer belum berjalan dikarenakan rendahnya daya dukung pelaku usaha dan masyarakat pengguna serta masih terkendala dengan 34 persen wilayah blank spot.

"Pengembangan pasar online ini yang akan menjadi sasaran kebijakan utama agar UMKM di Kabupaten Sanggau kedepannya terus berkembang," ujarnya.

Bantuan kepada UMKM juga diberikan melalui Kube atau Kelompok Usaha Bersama. Kube diberikan kepada pelaku UMKM agar usaha mereka terus berkembang. Penerima Kube adalah UMKM warung sembako, peternak madu, ternak ikan, kambing dan sapi.

"Total UMKM yang diberikan bantuan sosial yaitu sebanyak 120 UMKM yang tersebar di 15 kecamatan terdampak pandemi," ujarnya.

Adapun masalah pokok yang dihadapi daerahnya kata Paulus Hadi adalah bidang ketenagakerjaan, pertama tingginya angka pengangguran, rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja serta terbatasnya lapangan pekerjaan.

Langkah dan strategi yang dilakukan pemerintah diantaranya melakukan program pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja, program penempatan tenaga kerja, program hubungan industrial dan program transmigrasi.

Ia bersyukur saat Covid-19, kondisi tenaga kerja di perusahaan industri dan pabrik yang ada di wilayah kabupaten Sanggau tidak mengalami dampak yang signifikan. Hal ini lantaran pihak perusahaan menerapkan ketentuan protokol kesehatan yang sangat ketat bagi karyawan dan pihak luar yang akan masuk lingkungan perusahaan dan pabrik.

"Kebijakan perusahaan di masa pandemi guna mendukung keberlangsungan IKM, UMKM dan UKM. Tidak ada yang menutup pabrik, tidak ada yang melakukan PHK terhadap karyawannya kecuali terhadap karyawan yang bermasalah," ujarnya. (*)

(Simak berita terbaru dari Sanggau)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved