Thomas dan Uber
Tim Uber Indonesia Lampaui Ekspektasi, Taklukkan Kekuatan Bulutangkis Eropa 5-0
Manajer Tim Uber Indonesia, Hendro Santoso mengatakan, awalnya para pemain pelapis ini tampil di Piala Uber hanya untuk mengukur kekuatan dan menambah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Meski belum berhasil melaju ke semifinal, capaian tim Uber Indonesia melampaui ekspektasi.
Manajer Tim Uber Indonesia, Hendro Santoso mengatakan, awalnya para pemain pelapis ini tampil di Piala Uber hanya untuk mengukur kekuatan dan menambah pengalaman.
“Hasil ini sudah melampaui harapan. Pemain kita tak hanya bisa menambah pengalaman, tetapi juga mengejutkan," katanya di laman PBSI.
"Prancis dan Jerman yang merupakan salah satu kekuatan Eropa, mampu dikalahkan masing-masing dengan 5-0 oleh pemain-pemain muda kita. Sebuah kebanggaan bisa kalahkan Prancis dan Jerman,” kata Hendro.
• Ginting Menang di Gim Pertama Lawan Wakil China Zhao Jun Peng Perempat Final Thomas Cup 2022
“Ke depan, para pemain muda ini layak diberi kesempatan tanding lebih besar untuk cepat matang," katanya.
"Jumlah kejuaraan internasional mereka masih kurang sekali. Karenanya, mereka harus lebih banyak dikirim ke ajang internasional,” harap Hendro.
Tim bulutangkis putri Indonesia belum berhasil maju ke semifinal perebutan Piala Uber 2022.
Langkahnya dihentikan sang juara bertahan, China di perempatfinal. Meski begitu, hasil ini sudah melampaui ekspektasi.
Bertanding di Impact Arena, Bangkok, Kamis 12 Mei 2022, Srikandi Indonesia harus menyerah kalah 0-3 dari China.
Meski sudah berjuang keras dan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik, Tim Merah-Putih sebagai runner up Grup A, belum berhasil mengatasi kekuatan tim Negeri Tirai Bambu yang merupakan juara Grup B.
Komang Ayu Cahya Dewi yang turun di laga pembuka belum mampu menggoyahkan dominasi peraih emas Olimpiade Tokyo 2020, Chen Yu Fei. Komang pun kalah dengan skor 12-12, 11-21.
“Saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Ke mana bola sudah saya kejar, tetapi tidak mudah," katanya.
"Permainan Chen Yu Fei rapi sekali. Tidak ada celahnya untuk diserang. Sepanjang pertandingan, saya dikontrol habis sama dia. Tidak ada kesempatan sekali pun untuk bisa mengontrol permainan dia,” kata Komang.
“Dari permainan tadi, saya sadar standar permainan saya belum apa-apa dibanding dia," katanya.
"Untuk bisa seperti dia, saya harus meningkatkan segalanya. Saya sadar, untuk bisa menyamai standar seorang juara Olimpiade itu perlu kerja keras,” tambah Komang.