Keadaan Otak Para Astronot Alami Perubahan Saat Kembali ke Bumi, Apa yang Terjadi?
Studi sebelumnya tentang jaringan otak dan volume cairannya telah menemukan bahwa mereka lambat untuk pulih setelah astronot usai tugas di luar angkas
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Astronot merupakan profesi yang tak mudah bagi manusia.
Studi baru menunjukkan bahwa astronot mengalami perubahan otak yang berbeda setelah berbulan-bulan pulang kembali ke Bumi.
Hal ini terungkap dari kajian yang dilakukan oleh para peneliti dari seluruh Amerika Serikat.
Mereka membandingkan serangkaian pemindaian magnetic resonance image (MRI) dari 15 otak astronot yang diambil sebelum tinggal enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dan hingga enam bulan setelah astronot kembali ke Bumi.
Dilansir dari Science Alert, menggunakan algoritma untuk menilai dengan hati-hati ukuran ruang perivaskular, tim menemukan waktu yang dihabiskan orbit memiliki efek mendalam pada saluran otak, terlebih untuk pemula.
• KUNCI Jawaban Tema 9 Kelas 6 Halaman 197 Cara Makan Astronot Dalam Pesawat Buku Tematik Hal 196-198
Perivaskular adalah celah di jaringan otak yang dianggap memfasilitasi keseimbangan cairan.
Di antara kumpulan astronot veteran, tampaknya ada sedikit perbedaan dalam ukuran ruang perivaskular dalam dua pemindaian yang diambil sebelum misi dan empat yang diambil setelah mereka menyelesaikan misi.
“Astronot berpengalaman mungkin telah mencapai semacam homeostasis,” kata Juan Piantino, ahli saraf Universitas Kesehatan & Sains Oregon, Jumat 6 Mei 2022.
Memang temuan perubahan otak astronot setelah kembali ke Bumi ini sebenarnya tidak begitu mengejutkan bagi para ilmuwan, mengingat apa yang sudah diketahui tentang bagaimana otak terdistorsi ketika tarikan gravitasi yang konstan dibatalkan.
Studi sebelumnya tentang jaringan otak dan volume cairannya telah menemukan bahwa mereka lambat untuk pulih setelah astronot usai tugas di luar angkasa, dengan beberapa perubahan keterlambatan pulih itu bertahan selama satu tahun atau lebih.
• Peneliti Saat Ini Ungkap Jumlah Lubang Hitam di Angkasa, Apa Itu Lubang Hitam?
Untuk itu, saat ini pun astronot sebenarnya memang jarang melakukan lebih dari beberapa perjalanan ke luar angkasa dalam hidup mereka. Namun, sekali bepergian memang perjalanan mereka rata-rata akan menghabiskan waktu sekitar enam bulan.
Dengan adanya temuan studi terbaru mengenai gangguan perjalanan luar angkasa pada otak astronot setelah mereka pulang ini, dapat bermanfaat untuk mengetahui apakah perjalanan yang berulang menimbulkan bahaya.
Tidak hanya itu, kajian tentang perubahan otak astronot setelah kembali ke Bumi ini juga akan membantu para ilmuwan mencari tahu bagaimana astronot baru dapat menyesuaikan perubahan yang dialami dalam perjalanan pertama mereka ke luar angkasa.
Kajian ini diperlukan mengingat semakin maraknya komersialisasi industri luar angkasa yang terus meningkat, dan situasi perjalanan astronot yang jarang bisa jadi ikut meningkat.
“Kita semua beradaptasi untuk menggunakan gravitasi yang menguntungkan kita,” kata Piantino.
• Akhir Tahun 2021, NASA Luncurkan Teleskop Luar Angkasa James Webb, Jadi Super Teleskop Dunia