Mengapa Hewan Laut Dalam Memiliki Ukuran Raksasa, Hingga Disebut Fenomena Gigantisme di Antartika
Untuk diketahui, gigantisme adalah kecenderungan invertebrata dan hewan laut dalam memiliki ukuran lebih besar, dibandingkan kerabat hewan di perairan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Saat memasuki bagian terdalam dari lautan, hewan terutama invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang punggung) yang hidup di sekitarnya cenderung berukuran raksasa.
Beberapa hewan laut seperti cumi-cumi, gurita, laba-laba laut, cacing, maupun berbagai spesies lainnya tumbuh dengan ukuran tubuh yang lebih besar. Kondisi ini umumnya disebut dengan gigantisme.
Untuk diketahui, gigantisme adalah kecenderungan invertebrata dan hewan laut dalam memiliki ukuran lebih besar, dibandingkan kerabat hewan di perairan yang dangkal.
Misalnya saja pada spesies cumi-cumi kolosal (Mesonychoteuthis hamiltoni), di perairan subantartika memiliki ukuran 14 kali lebih panjang dari cumi-cumi panah (Nototodarus sloanii) di Selandia Baru.
Ada pula spons laut seukuran minivan, yang diketahui hidup di perairan Pasifik. Lantas, kenapa banyak hewan di laut dalam berukuran raksasa?
• Ciri-ciri Penyakit Kuku Mulut Hewan Ternak ! Penyakit Mulut dan Kuku pada Sapi Disebabkan Oleh Apa ?
Dilansir dari Live Science, Minggu 8 Mei 2022 hewan raksasa ini diduga berevolusi untuk bertahan hidup di lautan yang sangat dingin.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Biogeography tahun 2006, menyebutkan laut dalam memiliki sumber daya yang terbatas.
Sementara, sebagian besar makanan berasal dari perairan yang lebih dangkal dan hanya sedikit yang berada di laut bagian dalam.
Menurut aquarist senior di Monterey Bay Aquarium di California, Alicia Bitondo, saat makanan sulit dicari, memperbesar ukuran memberikan keuntungan bagi hewan laut dalam.
Sebab, hewan yang berukuran besar dapat bergerak dengan cepat dan lebih jauh untuk mencari makanan ataupun pasangan. Mereka juga memiliki sistem metabolisme yang lebih baik dalam menyimpan makanan.
• Cara Mudah dan Aman Membersihkan Kutu pada Hewan Peliharaan
"Jadi ketika sesuatu seperti bangkai besar hanyut ke perairan yang lebih dalam, predator besar dapat mengonsumsi lebih banyak dan menyimpan energi itu untuk waktu yang lebih lama," jelas Bitondo.
Kemudian, suhu dingin di laut dalam juga disebut memicu fenomena gigantisme dengan memperlambat metabolisme hewan.
Bitondo mengungkapkan, makhluk hidup seperti hiu Greenland (Somniosus microcephalus) di ekosistem itu tumbuh dengan sangat lambat.
Hiu Greenland memiliki panjang hingga 7,3 meter, dengan berat mencapai 1,5 ton, meskipun pergerakannya lebih lambat dibandingkan spesies hiu lainnya.
"Hiu Greenland tumbuh sekitar 0,4 inci (1 sentimeter) per tahun dan tidak mencapai kematangan seksual sampai mereka berusia sekitar 150 tahun. Sebagian (disebabkan) karena kurangnya pemangsa di laut dalam sehingga hiu ini dapat hidup begitu lama dan tumbuh begitu besar," papar Bitondo.
• Daftar Jenis Hewan dan Tumbuhan yang Dilestarikan
Hewan laut raksasa di Antartika
Ahli ekofisiologi di University of Montana di Missoula, Art Woods menyampaikan bahwa sebelum hewan laut dalam raksasa diketahui oleh manusia, mereka dapat ditemukan di dekat Kutub Selatan.
Siput laut raksasa, bunga karang, cacing, laba-laba laut, bahkan organisme bersel satu raksasa yang membeku di air lebih dangkal pernah ditemukan di Antartika.
"Mungkin ada sesuatu di Antartika yang memungkinkan (spesies raksasa) hidup lebih dekat ke permukaan," ujarnya.
Woods berpendapat, bahwa munculnya fenomena gigantisme di Antartika dapat dikaitkan dengan pasokan oksigen di perairan dingin yang mengelilinginya.
• 5 Peringatan Hari Besar 15 Mei 2022, Yuk Ikut Rayakan!
Berdasarkan catatan US Geological Survey (USGS), konsentrasi oksigen di perairan kutub sangat tinggi. Kendati demikian, hewan yang hidup di sekitarnya tidak menggunakan oksigen secara efisien lantaran suhu air dingin mengurangi tingkat metabolisme.
Dalam studi tahun 2017 yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B, Wood dan timnya mempelajari laba-laba laut Arktik raksasa, yang dapat tumbuh hingga 30,5 sentimeter panjangnya.
Tim menemukan, bahwa laba-laba laut berukuran besar memiliki kadar oksigen lebih rendah dalam tubuhnya.
Para peneliti menyebut, tingkat oksigen yang menurun pada hewan tersebut menunjukkan ada sesuatu yang berubah terkait keseimbangan pasokan maupun kebutuhan oksigen.
"Lingkungan memungkinkan mereka (hewan di Antartika) untuk mengembangkan ukuran tubuh dan ukuran jaringan yang lebih besar tanpa kekurangan oksigen," terang Woods.
Di sisi lain, ada sejumlah teori yang menjelaskan mengenai faktor penyebab banyaknya hewan laut dalam berukuran raksasa.
Namun, belum ada yang menunjukkan secara pasti bagaimana mekanisme yang mendorong terjadinya perubahan ukuran dari hewan-hewan ini. (*)