Mengenal Sejarah Asal Usul Mudik Lebaran Idul Fitri di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kapan?

Pemerintah akhirnya memberi izin mudik kepada masyarakat setelah dua tahun dihentikan karena pandemi Covid-19.

Editor: Rizky Zulham
Tribunwow.com
Ilustrasi - Mengenal Sejarah Asal Usul Mudik Lebaran Idul Fitri di Indonesia. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pemerintah akhirnya memberi izin mudik kepada masyarakat setelah dua tahun dihentikan karena pandemi Covid-19.

Masyarakat kembali bersuka cita di menuju IdulFitri 2022. Bagaimana tidak, di Lebaran tahun ini, mudik kembali diperbolehkan.

Tahun ini akan jadi tahun pertama dibolehkannya mudik di tengah pandemi. Pada dua tahun sebelumnya, pemerintah melarang mudik.

Pemerintah memperkirakan, jumlah pemudik di Lebaran tahun ini bisa mencapai 85 juta orang.

Dari angka yang cukup fantastis itu, 14 juta pemudik diperkirakan berasal dari Jabodetabek.

Aturan Naik Pesawat Terbaru Hari Ini Senin 25 April Ada Syarat Baru Penumpang Usia di Bawah 18 Tahun

Mudik memang sudah jadi tradisi masyarakat Indonesia jelang Lebaran. Bahkan, kebiasaan ini sudah berlangsung sejak lam, lo.

Lantas, bagaimana ya awal mula terciptanya tradisi mudik? Yuk kita cari tahu bersama.

Sejarah Mudik

Tahukah teman-teman, sebenarnya mudik sudah ada sebelum zaman Majapahit.

Saat itu, moda transportasi yang ada cukup sulit, tidak praktis, dan memakan waktu lama. Oleh karena itu, hanya sedikit orang yang rutin mudik ketika Lebaran.

Selain itu, sebelum Bangsa Eropa datang ke Nusantara, hanya sedikit orang Indonesia yang merantau.

Hanya beberapa suku seperti Bugis, Makassar, atau padang yang saat itu kental dengan budaya Merantau. Suku itulah yang sering melakukan mudik saat Lebaran.

Selepas kemerdekaan RI, tepatnya pada 1960-an, istilah mudik jadi sangat populer. Hal ini karena banyaknya pembangunan di Jakarta dan kota besar lain yang membutuhkan tenaga kerja.

Itulah yang menyebabkan masyarakat di kota kecil berbondong-bondong menuju kota besar untuk mencari kerja dan penghidupan layak.

Setelah beberapa tahun tinggal, para pendatang itu rindu pada kampung halaman mereka.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved