Makna Hari Pentakosta Bagi Umat Kristen Berbeda Lagi Menurut Yahudi
Beda halnya dengan perayaan Hari Pentakosta bagi orang-orang Kristen memiliki arti yang cukup jauh berbeda.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hari Pentakosta merupakan hari suci bagi umat Kristen yang dirayakan setiap tahunnya setelah paskah.
Perayaannya untuk memperingati datangnya Roh Kudus 40 hari setelah Paskah.
Umat Kristen juga mengakuinya sebagai hari lahirnya gereja Kristen.
Perlu diketahui sebelumnya, Pentakosta adalah hari raya umat Yahudi yang diselenggarakan 50 hari setelah Paskah.
Yang merupakan satu diantara tiga hari raya besar selama satu tahun bangsa Yahudi, perayaan ini merayakan Hari Pengucapan Syukur atas hasil panen.
Beda halnya dengan perayaan Hari Pentakosta bagi orang-orang Kristen memiliki arti yang cukup jauh berbeda.
• Penjelasan Istilah Tri Hari Suci atau Pekan Suci Paskah 2022 Menurut Agama Kristen Katolik
Yaitu Sebelum Yesus disalib, Ia memberi tahu para murid-Nya bahwa Roh Kudus akan datang setelah Dia:
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya." (Yohanes 14:16–18)
Kemudian 40 hari setelah Yesus dibangkitkan (10 hari setelah Ia naik ke surga), janji tersebut digenapi ketika Petrus dan jemaat mula-mula berada di Yerusalem untuk merayakan Pentakosta:
"Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya." (Kisah Para Rasul 2:1-4)
Meskipun banyak orang Kristen Amerika Utara yang hampir tidak memedulikan Pentakosta pada masa sekarang, gereja-gereja tradisional Eropa mengakuinya sebagai hari raya besar.
Pentakosta, juga disebut Whitsuntide di beberapa bagian Eropa, adalah perayaan yang hampir sama pentingnya dengan Paskah secara keseluruhan.
Sebagai contoh, di Jerman sekarang, untuk tiga peristiwa yang diperingati sebagai hari raya nasional dirayakan dua hari: Natal (25 dan 26 Desember), Paskah (Minggu dan Senin), dan Pentakosta (Minggu dan Senin).
Hari Raya Pentakosta
Perayaan Pentakosta bagi umat Kritiani gums memperingati pencurahan Roh Kudus atas para rasul.
Dalam bahasa Yunani, 'pentakosta' berarti hari kelima puluh.
Pentakosta dirayakan 50 hari setelah kebangkitan Yesus.
Turunnya Roh Kudus ini sebenarnya sudah dijanjikan Yesus di malam terakhir sebelum ia ditangkap dan disalibkan.
Ia menyebut Roh Kudus sebagai penolong.
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.
Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia.
Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yohanes 14: 16-17)
Dalam rentang waktu 50 hari setelah kebangkitan-Nya, para murid diliputi rasa takut.
Rohaniwan W. Teguh Santosa, SJ menuturkan bisa sang Guru saja dibunuh, ancaman serupa begitu dekat dan dirasakan oleh pengikut Yesus termasuk para murid.
Kemudian dituliskan dalam Kisah Para Rasul, para murid berkumpul dalam suasana ketakutan.
"Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya." (Kis. 2: 1-4)
Meski terlihat ngeri, peristiwa ini ternyata mengubahkan hidup para murid.
Teguh berkata murid yang awalnya ketakutan dan tidak berani keluar rumah, akhirnya berani keluar tanpa rasa ragu.
"Dari rasa rendah diri sebagai orang kecil yang tak berpendidikan, mereka menjadi berani bertemu dengan orang dari segala suku bangsa dan bahasa, berani berbicara kepada orang-orang yang terpelajar. Inilah Pentakosta," kata Teguh dalam renungan di laman Lembaga Biblika Indonesia (LBI).
Yesus tak sekadar memberikan janji palsu. Janji ini mewujud dalam Roh Kudus yang menyertai murid-murid-Nya.
Dikisahkan para murid berbicara yang bisa dimengerti oleh orang-orang dari berbagai suku dan bahasa.
Fransiskus Emanuel da Santo, sekretaris Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (Komkat KWI), menambahkan bahasa merupakan unsur penting dalam pewartaan kabar gembira.
Namun acap kali bahasa jadi alasan perpecahan atau perselisihan.
Lewat Pentakosta, lanjutnya, umat diajak kembali bersatu lewat bahasa yang mempersatukan, bahasa saling pengertian, bahasa kasih yang membawa damai.
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Apa Itu Pentakosta? Peringatan Peristiwa Pencurahan Roh Kudus dan Hari Raya bagi Umat Yahudi.