Ramadhan Kareem

Cara Memperingati Malam Nuzulul Quran Untuk Memperoleh Huda dan Furqon

Istilah Nuzul Qur’an yang sering diperingati setiap malam 17 Ramadan mempunyai pengertian momentum...

Abdel Ghani BASHIR / AFP
Seorang wanita Muslim membaca Alquran menjelang sholat di Masjidil Haram di kota suci Mekah di Arab Saudi pada hari pertama bulan puasa Ramadhan, pada 2 April 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Satu diantara momentum penting yang terjadi pada bulan Ramadan adalah peristiwa turunnya Al-Qur’an atau yang dikenal dengan istilah Nuzulul Qur’an.

Sufyan Tdauri menjelaskan, secara bahasa istilah ini merupakan susunan kalimat terdiri dari 2 kata, yaitu Nuzul yang berarti turun dan Al-Qur’an.

Istilah Nuzul Qur’an yang sering diperingati setiap malam 17 Ramadan mempunyai pengertian momentum diturunkannya Al-Qur’an untuk pertama kalinya kepada Nabi Muhammad SAW di gua hira melalui Malaikat Jibril AS dengan membawa QS Al-Alaq ayat 1-5

"Tentu pengertian diatas berbeda dengan term Lailatul Qadar yang merupakan istilah yang digunakan untuk memperingati malam diturunkannya Al-Qur’an secara keseluruhan oleh Allah SWT dari Lauh Mahfud ke Baitul Izzah yang ada dilangit dunia yang kemudian dibawa secara berkala kepada Nabi Muhammad SAW dalam kurun waktu 20 tahun," ujarnya, Sabtu 1 Mei 2021 silam.

Hal tersebut sebagaimana yang pernah disebutkan oleh Imam Al-Qurtubi dalam Kitab Tafsir Al-Qurthubi Juz 2 halaman 297.

Dari pengertian diatas, kita bisa simpulkan bahwa ada 3 marhalah dalam penurunan Al-Qur’an. Yaitu turunnya Al-Qur’an ke Lauh Mahfudz, turunnya Al-Qur’an ke Baitul Izzah dan turunnya Al-Qur’an secara berkala kepada Nabi Muhammad SAW.

Bacaan Niat Sholat Lailatul Qadar dan Tanda Orang yang Mendapatkan Lailatul Qadar

Wakil 1 Ikatan Alumni Santri Sidogiri Kalbar, Sufyan Tdauri.
Wakil 1 Ikatan Alumni Santri Sidogiri Kalbar, Sufyan Tdauri. (TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA)

Pengertian yang berbeda tersebut kemudian dalam kultur masyarakat muslim di Indonesia juga memiliki reaksi yang berbeda pula.

Pada Nuzulul Qur’an diperangati secara terbuka oleh masyarakat dalam rangkaian seremonial tertentu, seperti mengadakan pengajian, tabligh akbar, khatmul Qur’an dan lain sebagainya.

Sebaliknya, untuk Lailatul Qadar kita lebih mengedepan nilai-nilai personality dalam melaksanakan ibadah-ibadah di malam tersebut.

"Akan tetapi saya tidak ingin mengedepankan perbedaan persepsi diatas dalam pembahasan ini, sebab pada dasarnya 2 momentum bersejarah ini sama-sama penting untuk diperingati dengan penuh khusu’ dan khidmat," terangnya.

Lalu bagaimana cara kita memperingati nya?

Dikatakan Sufyan, memperingati Nuzulul Qur’an merupakan bentuk syukur kita kepada Allah SWT atas anugerah besar yang pernah diberikan oleh Allah SWT Kepada Umat Manusia, yaitu diturunkannya kitab suci Al-Qur’an pada bulan Ramadhan.

Allah SWT berfirman “ Bulan Ramadhan (adalah bulan) diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan -penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda (antara hak dan batil” (QS Al Baqarah 185).

Maka pada momentum Nuzulul Qur’an ini, QS Al-Baqarah diatas memberikan sinyal kepada kita agar pada momentum tersebut kita selalu berupaya untuk meluruskan fikrah dan manhaj kita agar seseuai dengan nilai-nilai petunjuk yang ada dalam Al-Qur’an.

Upaya riil lainnya yang sebaiknya kita kerjakan adalah bagaimana kita bisa menjaga Al-Qur’an dalam diri kita sendiri dengan cara memperbanyak membaca Al-Qur’an dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya, lebih lebih di Bulan Ramadhan yang mulia ini.

Cara Sholat Lailatul Qadar di Rumah ! Lengkap dengan Niat Sholat Lailatul Qadar & Doa Lailatul Qadar

Karena hanya dengan itulah kita bisa memperoleh “Huda dan Furqon” yang merupakan nilai-nilai sakral dalam Al-Qur’an.

Dengan begitu, maka sebenarnya bulan Ramadhan ini menjadi icon kebaikan bagi diri kita, khususnya pada momentum Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar.

Itulah mengapa untuk meraih hal itu pada bulan Ramadhan umat Islam berlomba-lomba mengisi hari-hari mereka dengan membaca, tadarus dan mengkhatamkan Al-Qur’an.

Indikasi diperolehnya Huda dan Furqon juga bisa dilihat dari tingkat fluktuasi amal ibadah seseorang di bagian-bagian terakhir di Bulan Ramadhan, mereka akan semangkin giat dalam beribadah, termasuk ibadah yang di lakukan dalam rangka memperingati nuzulul Qur’an.

Seperti mengerjakan I’tikaf, memperbanyak shalat malam, memperbanyak membaca dzikir, Istighfar dan berdoa kepada Allah SWT.

Adapun memperingati malam Nuzulul Qur’an secara terbuka melalui forum pengajian dan Tabligh Akbar tentu hal yang baik pula, selama hal itu bertujuan untuk Nashrul Ilmi dan tidak melanggar protokol Syariah Ketika menyelenggarakan acara tersebut, seperti menghindari bercampur baurnya lelaki dan perempuan non Muhrim, menghindari ajang ghibah, kadzib, namimah dan lain sebagainya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved