Viral Cara Menghapus Email Sekaligus ! Benarkah Ada Hubungan Pemanasan Global dengan Hapus Email ?

Pasalnya, beberapa waktu lalu ramai di media sosial tentang pertanyaan mengenai apakah benar hapus email bisa mengurangi pemanasan global?

Editor: Jimmi Abraham
Unsplash/Justin Morgan
Ilustrasi Gmail. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Benarkah hapus email berpengaruh terhadap kondisi bumi terutama pemanasan global ?

Pasalnya, beberapa waktu lalu ramai di media sosial tentang pertanyaan mengenai apakah benar hapus email bisa mengurangi pemanasan global?

Salah satunya cuitan di media sosial Twitter akun @areajulid, Jumat 15 April 2022.

"Mo nanya, emg email tuh bner-bner berpengaruh banget ya sama kondisi bumi?," demikian pertanyaan yang tertulis dalam tangkapan layar.

Hingga Jumat siang, twit tersebut telah dikomentari 427 kali, di-retweet 720 kali, dan disukai 8.616 kali oleh warganet Twitter.

(Update berita seputar ramadhan 2022 disini)

Cara Daftar Mudik Gratis Bank Jateng 2022 Kerjasama dengan Pemprov Jateng

Pegiat keamanan digital Yerry Niko Borang mengatakan, perlu dipahami bahwa email disimpan di komputer-komputer yang khusus dinyalakan 24 jam per server.

Sementara itu, server tidak bisa hidup tanpa listrik. Yerry mencontohkan, satu server misalnya setara dengan pemakaian listrik 2 bola lampu 40 watt.

Server tersebut akan tergantung milik perusahaan pengelolanya.

"Jika itu Gmail, yang dimiliki Google, servernya di satu lokasi bisa ribuan dan server enggak cuma buat nyimpan email, buat lalu lintas produk-produk internet ya email, website, koneksi video call, sosmed dan sebagainya," ujar Yerry saat dihubungi Kompas.com, Jumat 15 April 2022.

Menurutnya, email hanya satu bagian kecil yang ada di layanan server-server perusahaan ini.

Ilustrasi memeriksa inbox Gmail.
Ilustrasi inbox Gmail. (Unsplash/Justin Morgan)

Benarkah Harga Pertalite Naik ? Tak Hanya Itu, Beredar Narasi Harga Solar Naik ! Respons Pertamina ?

Media sosial lebih banyak menggunakan listrik

Yerry mengungkapkan, penggunaan listrik untuk email masih kalah jauh daripada media sosial, misalnya Instagram dan TikTok."Kalah jauh sama penyimpanan buat TikTok atau Instagram, karena yang disimpan gambar dan video sedang email biasanya hanya teks," kata dia.

"Sosmed (sosial media) jauh menghabiskan listrik ketimbang email," sambung Yerry.

Yerry mengatakan, penggunaan listrik ini tidak serta merta berpengaruh ke masalah ozon.

Hal ini lebih kepada sumber listriknya, pembangkit listrik yang digunakan di masing-masing negara.

Di Eropa dan AS, imbuhnya, rata-rata lokasi server perusahaan IT sudah memakai energi hijau.

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel). Contoh penggunaan kincir angin sebagai penghasil listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel). Contoh penggunaan kincir angin sebagai penghasil listrik. (KOMPAS.com/ PRAMDIA ARHANDO JULIANTO)

"Seperti kincir angin, panel surya bahkan gas dan nuklir yang sebenarnya polusi ke ozon-nya kecil," kata Yerry.

Justru pembangkit listrik yang ada di Asia seperti China, India, hingga Indonesia yang menggunakan batu bara, berkontribusi menyebabkan polusi sehingga berpotensi merusak ozon.

"Karena batu bara melepaskan zat atau unsur-unsur Co2 dan gas lain. Jadi enggak sesimpel email merusak ozon, tapi listrik dan pembangkit listrik apa yang digunakan," tandas Yerry.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Hapus Email Bisa Mengurangi Pemanasan Global, Apa Hubungannya?"

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved