Khazanah Islam
Niat Sholat Subuh Sendiri dan Doa Qunut, Bagaimana Jika Tak Hafal Doa Qunut?
Begitu pula dengan kamu yang belum hafal doa qunut, bisa membaca doa lain seperti doa meminta keselamatan dunia akhirat seperti berikut ini:
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut ini adalah niat Sholat Subuh sendiri dan doa qunut bagi kamu yang akan melaksanakan Solat Subuh.
Seperti diketahui Sholat Subuh adalah salat wajib bagi setiap muslim.
Dalam Sholat Subuh, ada bacaan doa tambahan yang dikenal dengan doa Qunut.
Hukum membaca doa Qunut adalah sunnah di mazhab Syafii.
Artinya, Sholat Subuh tetap sah meski tidak membaca doa Qunut.
• Niat Solat Fajar, Dua Rakaat Sebelum Subuh Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya
Begitu pula dengan kamu yang belum hafal doa qunut, bisa membaca doa lain seperti doa meminta keselamatan dunia akhirat seperti berikut ini:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzabannar
Artinya: Wahai Tuhan Kami, berikanlah kepada kami di dunia ini akan kebaikan dan begitu pula di akhirat akan kebaikan. Dan lindungilah kami dari adzab neraka.
Berikut ini bacaan niat Sholat Subuh:
• Tata Cara dan Niat Solat Fajar atau Solat Qobliyah Subuh
Niat Sholat Subuh Sendiri
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatas shubhi rak'ataini lillahi ta'ala.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Subuh dua rakaat karena Allah SWT,”
Niat Sholat Subuh Berjamaah Sebagai Imam/Makmum
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى
Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman / imaaman] lillaahi ta’aalaa.
Artinya: Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Shubuh sebanyak dua raka’at dengan menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.
Doa Qunut Subuh
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Allahummahdini fî man hadait, wa ‘âfini fî man ‘âfait, wa tawallanî fî man tawallait.
wa bâriklî fî mâ a‘thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik.
wa innahû lâ yazillu man wâlait
wa lâ ya‘izzu man ‘âdait, tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait
fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait
wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam
Artinya:
“Ya Allah, berilah hidayah kepadaku seperti orang-orang yang telah Engkau beri hidayah.
Berikanlah kebaikan kepadaku seperti orang-orang yang telah Engkau beri kebaikan.
Berikan aku kekuatan seperti orang-orang yang telah Engkau beri kekuatan.
Berkahilah bagiku terhadap apa yang telah Engkau berikan.
Peliharalah aku dari kejelekan yang Engkau tetapkan.
Sesungguhnya Engkau menetapkan dan tidak ada sesuatu yang ditetapkan bagi-Mu.
Tidak ada yang merendahkan orang yang telah Engkau beri kuasa.
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Engkau Maha Agung”.