Ramadhan Kareem

Bolehkah Ziarah Kubur Hari Sabtu ? Apa Saja Bancaan dan Doa Ziarah Kubur

Tidak ada ketentuan yang mengharuskan kapan waktu untuk melakukan ziarah kubur..........................

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Kolase / Tribunpontianak.co.id
Ziarah kubur membaca al-quran dan pahalanya ditujukan kepada keluarga yang sudah meninggal dunia 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ziarah Kubur merupakan suatau amalan sunnah yang dilakukan dengan mengunjungi kuburan orang alim atau keluarga.

Dengan tujuan mengirimkan doa serta mengingatkan akan kematian bahwa setiap manusia yang bernyawa akan mati.

Ziarah kubur bisanya dilakukan menjelang hari besar seperti Ramadhan, Idul Fitri atau hari-hari mulia seperti di malam Jumat.

Namun Indonesia kebanyakan ziarah kubur dilakukan menyambut bulan puasa dan lebaran saja.

Tidak ada ketentuan yang mengharuskan kapan waktu untuk melakukan ziarah kubur.

Meskipun sudah memasuki bulan puasa tetap boleh melaksanakan ziarah dan tetap akan mendapatkan pahala.

Ziarah kubur bagi umat Islam merupakan cara untuk meningkatkan keimanan.

Sebab, di saat itulah mereka akan diingatkan seberapa sukses, kaya, dan tingginya tahta yang telah mereka capai di dunia, pada akhirnya akan kembali ke tanah dan dibungkus kain.

Ziarah kubur menjadi pengingat, dunia hanyalah perlintasan menuju tujuan akhir, yaitu akhirat.

Amalan Ziarah Kubur Jelang Ramadhan Kapan Waktunya ? Berikut Bacaan dan Doa Khususnya

Untuk itulah, agar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya meningkat, setiap Muslim hendaknya berziarah kubur.

"Ziarah kubur memiliki arti yang sangat penting, yakni agar manusia ingat akan kehidupan akhirat apalagi saat kebanyakan manusia sekarang sudah sangat hubbun dun ya (cinta dunia)," kata Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ahmad Zubaidi MA

Kiai Zubaidi memaparkan, memang pada awalnya, ziarah kubur dilarang karena ketika iman kaum Muslimin belum kuat sehingga dikhawatirkan yang terjadi justru membuat keimanan umat Muslim saat itu melenceng.

Namun, setelah iman kaum Muslim dinilai kuat oleh Rasulullah SAW, maka beliau pun mengizinkan melalui sabdanya.

"Aku pernah melarang kalian untuk ziarah kubur, sekarang ziarahilah kubur." (HR Muslim)

Berikut Bacaan Ziarah Kubur dan Doa untuk yang Meninggal Dunia

- Tawasul

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وإِخْوَانِهِ مِنَ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَالأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالعُلَمَاءِ العَامِلِيْنَ وَالمُصَنِّفِيْنَ المُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ المَلَائِكَةِ المُقَرَّبِيْنَ، ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ القُبُوْرِ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Artinya, “Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan saudaranya dari kalangan pada nabi, rasul, wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama al-amilin, ulama penulis yang ikhlas, semua malaikat Muqarrabin, kemudian semua ahli kubur Muslimin, Muslimat, Mukminin, Mukminat dari Timur ke Barat, baik di laut dan di darat pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…”

- Baca Al-Fatihah.  

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.”

- Baca Surah Yasin : يٰسۤ، ۚ وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ

- Surat Al-Falaq.  

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَاثاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ  

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan yang menguasai waktu subuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus nafasnya pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia mendengki.’”  

- Surat An-Nas.  

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ  

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan manusia, raja manusia. Sesembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Dari setan dan manusia."  

- Baca Tahlil dan Takbir : لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ  

Doa ziarah kubur untuk orang yang sudah meninggal

Doa ini ditujukan kepada orang yang sudah meninggal jika laki-laki maka pakai Hu.. (هُ) jika perempuan maka pakai Ha... (ها).

Bisa ditujukan kepada seluruh keluarga dengan Hum... (هم)

Berikut bacaan doa untuk orang yang sudah meninggal

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu anhu wakrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bilmai was salji, wal baradi, wa naqqihi minal khathaya, kama yunaqqas saubul abyadu minad danas. Wa abdilhu daran khairan min darihi wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min adzabil qabri, wa adzabin nari.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved