Kisah Hidup 'Rara' Si Pawang Hujan Mandalika, MELIK - Indigo Sejak Umur 9 Tahun

Dari sana Rara percaya bahwa dirinya bisa meramal apa yang akan selanjutnya dan bahkan ia meramalkan dirinya jika tetap hidup di Jogja akan susah.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ Youtube
Aksi Rara Istiani Wulandari, yakni salah satu anggota tim pawang hujan yang disiapkan untuk gelaran MotoGP 2022 di Mandalika. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Menjadi viral karena aksinya sebagai pawang hujan di acara MotoGp Mandalika, Rara Istiati Wulandari punya kisah menarik.

Gelaran event MotoGP Mandalika 2022 belakangan memang menyorot banyak perhatian.

Salah satu yang menarik, yakni keberadaan pawang hujan untuk menyukseskan acara.

Adapun, sosok pawang hujan tersebut adalah Rara Istiati Wulandari.

Namun bagaimana cerita Rara sampai bisa jadi pawang hujan?

Berikut penjelasannya.

Tak Mengenakan Alas Kaki Saat Aksi, Pawang Hujan Rara Istiani Dapat Tawaran dari Sosok Menteri Ini

Ditemui di kediamannya, Minggu 31 Maret 2019 siang, Rara panggilan akrabnya, menceritakan kisah hidupnya hingga menjadi seorang pembaca tarot sekaligus pawang hujan.

"Saya memang dari kecil indigo. Keluarga saya RR itu Raden Rara trah Solo Jogja," sebut Rara.

"Dari kecil diajarkan dunia spiritual. Konon zaman dulu eyang kakung punya adik setiap tahun tepatnya satu suro menghendel upacara di Keraton Solo."

"Dan setiap tahun ada adu-adu ilmu, siapa yang menang, dia yang handel upacaranya termasuk masalah pawang hujan," kata Rara.

Pada periode selanjutnya, eyang kakungnya tersebut menugaskan ayah Rara untuk melanjutkan tradisi tersebut.

Namun sang ayah kurang suka dengan hal tersebut. Sang ayah akhirnya mengajari dirinya.

Rara pun mulai tahu tentang hal-hal yang bersifat gaib.

Minus Lionel Messi, Hasil PSG vs AS Monaco Hingga Turun Minum Kylian Mbappe Dkk Tertinggal

Sang ayah tahu bahwa Rara adalah anak indigo atau di Bali disebut melik.

"Saat umur tiga tahun bapak saya sakit dan diprediksi akan meninggal saat saya umur 5 tahun."

"Saya diajarin kayak paranormal activity seperti ngobrol dengan makhluk gaib, roh, termasuk mencium bau awan sebagai pertanda hujan atau tidak."

"Dan biasanya banyak yang tidak siap memiliki anak indigo, tapi bapak saya sudah siap."

"Dan bapak dulu mengaplikasikan ilmu pawang hujan itu untuk sepak bola, yakni bantu Persipura Jayapura yang dulu," kata wanita kelahiran Jayapura, 22 Oktober 1983 ini.

Tahun 1988, sang ayah meninggal dan Rara menonton video milik ayahnya tentang dunia lain.

Drama GP Mandalika, Kecelakaan Marc Marquez, Sirkuit Diguyur Hujan Lebat Hingga Pawang Hujan Beraksi

Dan sebelum ayahnya meninggal Rara pun sempat memimpikan sang ayah akan meninggal.

Mimpi itu memang terjadi, walaupun sang ibu sempat mengatakan jika sang ayah baik-baik saja.

Dari sana Rara percaya bahwa dirinya bisa meramal apa yang akan selanjutnya dan bahkan ia meramalkan dirinya jika tetap hidup di Jogja akan susah.

Ia pun bercerita saat umur sembilan tahun sudah mampu menjadi pawang hujan.

Dia mendapatkan pundi rupiah dengan bekerja sebagai pawang hujan di acara-acara pagelaran wayang.

"Umur sembilan tahun saya sudah cari uang sendiri dari acara wayang. Waktu itu saya belum menggunakan menyan untuk menjadi pawang hujan. Saya bilang ke dalangnya kalau saya bisa bantu agar tidak hujan," paparnya.

Dengan melakoni pekerjaan tersebut, ia mendapat uang Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu dan ia merasa sangat senang. (*)

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved