Kasus Covid-19 Indonesia Tembus Angka 30.000 - Waspada dan Kenali Gejala Ringan hingga Berat

Jumlah ini tertinggi sejak pengumuman infeksi varian Omicron pertama di Tanah Air. Ini tanda klinis gejala ringan hingga berat.

Editor: Rizky Zulham
KATERYNA KON / SCIENCE PHOTO LIBRA / KKO / SCIENCE PHOTO LIBRARY VIA AFP
Ilustrasi - Kasus Covid-19 Indonesia Tembus Angka 30.000 - Waspada dan Kenali Gejala Ringan hingga Berat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kasus Covid-19 di Indonesia menembus angka 30.000 pada Jumat 4 Februari 2022.

Jumlah ini tertinggi sejak pengumuman infeksi varian Omicron pertama di Tanah Air. Ini tanda klinis gejala ringan hingga berat.

Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan, varian omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat dibandingkan dengan Alpha, Betha, dan Delta.

Namun, gejala varian Omicron lebih ringan dan tingkat kesembuhannya juga sangat tinggi.

Sehingga, pasien positif Omicron tanpa gejala atau gejala ringan diimbau isolasi mandiri (isoman) di rumah.

"Pasien yang masuk rumahsakit, 85% sudah sembuh, sedangkan yang kasusnya berat, kritis, hingga membutuhkan oksigen sekitar 8%," kata Nadia, dikutip dari akun Facebook Kemenkes, Jumat 4 Februari.

Perbedaan Mencolok Antara Gejala Omicron dan Flu Biasa

Bagi pasien yang melakukan isoman, selama saturasi di atas 95% ke atas, tidak perlu khawatir.

Tapi, kalau ada gejala, seperti batuk, flu, demam, segera konsultasi melalui layanan telemedisin atau puskesmas setempat.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan,

Karantina, dan Isolasi dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, terdapat 5 derajat gejala Covid-19:

Tanpa gejala/asimtomatis

tidak ditemukan gejala klinis.

Gejala ringan

- pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit, dan saturasi oksigen >95%.

- gejala umum yang muncul, seperti demam, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, napas pendek, mialgia, dan nyeri tulang.

- gejala tidak spesifik lainnya, seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia).

Omicron Menggila, Varian Baru Covid-19 Ini Kini Mendominasi Infeksi Global Capai 93%!

Gejala sedang

- dengan tanda klinis pneumonia, seperti demam, batuk, sesak, napas cepat tanpa tanda pneumonia berat, dengan saturasi oksigen 93%.

Gejala berat

- dengan tanda klinis pneumonia, seperti demam, batuk, sesak, napas cepat, dan ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau saturasi oksigen <93%.

Kritis

- Pasien dengan gejala gagal nafas, komplikasi infeksi, atau kegagalan multiorgan.

Dalam penanganan varian Omicron, Nadia menegaskan, rumahsakit diprioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, kritis, dan membutuhkan oksigen.

"Melihat kasus Omicron yang kian bertambah, masyarakat tetap waspada jangan sampai lengah. Tetap disiplin protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, hindari kerumunan, dan kurangi mobilitas," sebut Nadia.

(*)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved