Mahasiswi Meninggal Terbawa Arus

Kenang Anaknya Ingin Raih Magister, Air Mata Kamil Menetes Saat Prosesi Pemakaman Aulia Rahmah

Sebab kata temannya, Aulia dan rekan-rekannya sudah kerap kali mandi di lokasi tersebut.

Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/Gabriel Alvando
Prosesi pemakaman Aulia Rahmah, di kawasan Taman Makam Pahlawan Desa Sungai Rambah, Kecamatan Sambas, Sambas, Rabu 2 Februari 2022 pagi WIB. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kedua orangtua almarhumah Aulia Rahmah mengiringi prosesi pemakaman puteri sulungnya. Puluhan kerabat turut mengiringi pemakaman Aulia Rahmah, di kawasan Taman Makam Pahlawan Desa Sungai Rambah, Kecamatan Sambas, Sambas, Rabu 2 Februari 2022 pagi WIB.

Kamil, ayah Aulia berupaya membendung air matanya. Ia tampak tegar melepas kepergian puteri sulungnya ke peristirahatan terakhir.

“Ini adalah takdir yang sudah dituliskan oleh Allah SWT,” ujar Kamil usai pemakaman Aulia Rahmah.

Sesekali ia berusaha tersenyum untuk menutupi kesedihannya. Matanya berkaca-kaca setelah berjabat tangan dengan kerabat.

Kamil meminta kepada hadirin yang mengiringi pemakan Aulia Rahmah untuk memaafkan segala kesalahan puterinya. Kamil mengatakan tidak begitu tahu persis kronologis musibah yang menimpa anaknya. Namun kata Kamil kecelakaan yang menimpa Aulia Rahmah adalah takdir.

“Sebab kata temannya, Aulia dan rekan-rekannya sudah kerap kali mandi di lokasi tersebut. Saat kejadian hujan lebat dan arus air kuat, teman teman Aulia pun sudah berupaya menolong dia,” tuturnya.

Namun karena arus yang kuat tangan Aulia lepas dari dari pegangan temannya. Aulia Rahmah terbawa arus hingga 1 Km. Kamil bercerita Aulia Rahmah adalah sosok anak yang tidak muluk-muluk. Aulia Rahmah punya cita cita yang begitu sederhana. “Tidak begitu muluk-muluk orangnya, pada awal menjalani KKM, saat itu ia belum bekerja,” katanya.

Tangis Rekan Mahasiswa KKM Pecah Saat Lihat Wajah Aulia Rahmah Dibalut Kain Kafan

Kamil berujar dirinya sempat mengatakan kepada Aulia Rahmah tentang gambaran sebuah lingkungan pekerjaan. “Saya bilang seperti itulah kerja di kantor, terkadang ada kerjaan yang mesti diselesaikan tapi terkadang belum ada pekerjaan,” tuturnya sembari mengenang.

Kamil berujar anaknya itu bilang tidak ingin bekerja di kantoran tetapi ingin melanjutkan studi S2 usai menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Tanjungpura, Pontianak. “Kalau begitu saya tidak lah mau kerja di kantor, saya ingin melanjutkan S2 saja. Begitu dia bergurau kepada saya,” kenangnya kembali menirukan ucapan Aulia Rahmah.

Mendiang Aulia Rahmah disapa Aulia, berpisah dengan ibu, ayah dan dua sudaranya untuk terakhir kalinya. Kepergiannya pun kian terasa bagi keluarga yang ditinggalkan.

“Terakhir berkomunikasi dengan Aulia tanggal 23 Januari 2022. Karena dia sedang rekreasi dengan Pak Lurah, Bu Lurah ke Pantai Kura kura Beach, Bengkayang,” ujarnya.

Sementara itu, kata Kamil almahrum berkomunikasi dengan ibunya empat hari lalu. “Ibunya saja yang tahu apa yang dibahas dan ia omongkan. Saat dia telepon, saya langsung berikan ke ibunya,” katanya.

Namun Kamil tak menyangka kepergian Aulia harus secepat yang tak pernah ia duga. “Sebab saya tidak menyangka harus mendengar suaranya terakhir kali saat itu, kalau tahu mungkin saya bicara sama dia,” katanya.

Kamil berujar saat menelepon Aulia, dirinya berfikir di lain waktu mungkin akan ada kesempatan lagi berbicara dengan Aulia. “Dia empat hari lagi habis masa KKM , dia udah hampir menyusun skripsi yakni sudah mau seminar proposal, karena proposalnya sudah di setujui pembimbingnya,” tutur Kamil.

Kamil berharap kepergian Aulia di lapangkan jalannya. Ia meminta kerabat serta rekan-rekan kuliahnya mendoakan Aulia agar diterima di sisi-Nya.

Banjir Bandang

Banjir bandang yang merenggut nyawa Aulia Rahmah (23), seorang Mahasiswi KKM FISIP Untan di Desa Wisata, Kelurahan Bagak Sahwa, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang, baru terjadi kali ini.

Warga setempat yang tak ingin disebut namanya mengungkapkan, banjir bandang tersebut tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Banjir pernah, tapi tidak pernah tiba-tiba dan deras seperti kemarin," ujar warga setempat.
Di hari-hari biasanya, ketinggian air hanya setinggi mata kaki hingga lutut orang dewasa. Namun, saat peristiwa kemarin, ketinggian air cukup tinggi hingga menyebabkan tubuh korban terseret arus.

Dari pantauan Tribun, sungai di Desa Wisata tersebut dipenuhi dengan bebatuan tumpul hingga tajam. Di lokasi tempat para mahasiswa tersebut mandi berada dataran yang cukup tinggi. Sehingga, menyebabkan arus aliran sungai menjadi sangat deras.

Di tempat berbeda, Kapolres Singkawang, AKBP Prasetiyo Adhi Wibowo, melalui Kapolsek Singkawang Timur, Dwi Hariyanto Putro SH, menerangkan korban mengalami luka di kepala. Luka tersebut, kemungkinan disebabkan benturan yang dialami korban saat terseret arus sungai.

"Pada kepala korban ditemukan luka, diduga akibat terbentur batu saat terseret arus air sungai," ujar Kapolsek.

Diberitakan sebelumnya, banjir bandang di Sungai Bagak di Kelurahan Bagak Sahwa, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang, menerjang tubuh Mahasiswa FISIP Untan Pontianak, Aulia Rahmah (23) hingga terseret arus dan meninggal dunia, Selasa 1 Februari 2022 .

Kasi Pemberdayaan Masyarakat (PM) Kelurahan Bagak Sahwa, Janadin mengungkapkan, guyuran hujan yang begitu deras menyebabkan banjir bandang tersebut terjadi. Padahal, di hari-hari biasanya, tinggi air sungai Bagak biasanya hanya setinggi mata kaki hingga betis orang dewasa.

Untuk diketahui, Aulia Rahmah merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura yang tengah mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Kelurahan Bagak Sahwa. Aulia Rahmah dinyatakan meninggal dunia setelah terhempas air bah saat sedang mandi bersama berberapa teman KKM lainnya.

Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, Drs Sabran Ahyar M Si, menyampaikan belasungkawa atas nama FISIP yang sedalam-dalamnya, terhadap korban KKM yang meninggal di Singkawang.

“Saya atas nama pimpinan fakultas akademika FISIP Untan, menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya, terhadap mahasiswa, atas nama Aulia Rahma, Prodi Administrasi Publik FISIP Untan,” ujarnya.

Ia menceritakan, saat kejadian mahasiwa tersebut sedang melaksanakan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM). Para mahasiswa tersebut sedang melakukan wisata di dekat lokasi Pos Kelompok 5, karena sudah menyelesaikan program kerja mereka.

“Bagak Sahwa itu sesuai dengan target telah terlaksana, karena kegiatan KKM inikan, seluruh mahasiswa yang ada di Singkawang, tinggal beberapa hari lagi rencananya akan ditarik ke fakultas pada tanggal lima atau enam,” ucapnya.

Sabran Ahyar mengatakan saat kejadian ada delapan mahasiswa dari pos lima ditambah pos KKM lain sebanyak lima orang.

“Jadi sekitar 13 orang ada di lokasi kejadian saat itu, karena kalau secara normal air di sana itu harusnya jernih, tapi pada saat kemarin itu ada warna kecokelatan, tiba-tiba airnya begitu deras, turun dari atas ke arah anak-anak itu sedang rekreasi,” tambahnya.

Sabran menuturkan, universitas dan fakultas memberikan respon cepat, setelah mendapat kabar duka yang menimpa mahasiswa peserta KKM itu.

“Respon dari universitas dan fakultas cepat, antara pimpinan tinggi Pak Rektor dan Pak Dekan, selalu melakukan koordinasi untuk mengatasi musibah ini. Mendatangi rumah duka, dan atas perintah Pak Rektor, dari Untan itu diwakiliki oleh wakil rektor tiga dan dari fakultas diwakili wakil dekan tiga,” katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved