Penjelasan Puasa Rajab dari Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Abdul Somad

Namun demikian, puasa yang dimaksud adalah puasa sunnah yang biasa dilakukan, seperti puasa Senin Kamis, puasa Nabi Daud, puasa Ayyamul Bidh dan puasa

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Puasa Rajab adalah satu di antara amalan yang banyak dilakukan di bulan Rajab.

Tak sedikit yang berfikir bahwa Puasa Rajab adalah puasa khusus yang hanya ada di bulan Rajab.

Perlu diketahui, puasa di bulan Rajab memang sangat dianjurkan.

Hal itu tak lepas karena bulan Rajab termasuk dalam daftar bulan haram.

Namun demikian, puasa yang dimaksud adalah puasa sunnah yang biasa dilakukan, seperti puasa Senin Kamis, puasa Nabi Daud, puasa Ayyamul Bidh dan puasa sunnah lainnya.

Hari Senin Bulan Rajab Perintah Puasa Ramadhan Turun di Madinah, Al Quran Surah Al Baqarah Ayat 183

Atau dalam kata lain, puasa Rajab adalah puasa-puasa sunnah yang dilaksanakan di bulan Rajab.

Bukan puasa khusus yang hanya bisa dilaksanakan di bulan Rajab.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, tentang puasa di bulan Rajab disebutkan di dalam hadits Muslim pada nomor hadits 1960.

Hadits ini riwayat Sayyidah 'Aisyah, dikuatkan keterangan Ibnu Abbas RA bahwa Nabi Muhammad SAW, sering meningkatkan puasa di bulan hurum termasuk bulan Rajab.

"Saya terkadang sering meilihat Nabi Muhammad SAW sering puasa, seakan-akan nggak buka. Tapi juga sering melihat beliau buka seakan-akan tidak puasa," kata Ustadz Adi Hidayat mengutip hadits dari Sayyidah 'Aisyah dan Ibnu Abbas RA.

"Maksudnya apa? Kalau kemudian anda ingin meningkatkan puasa di bulan hurum seperti Rajab itu boleh-boleh saja," kata Ustadz Adi Hidayat.

Bacaan Niat Puasa Senin Kamis dan 3 Alasan Rasulullah SAW Melaksanakannya

"Walaupun tidak ada kekhususan mengkhususkan puasa di satu bulan saja. Tapi kalau ingin meningkatkan puasa, silakan," kata Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menegaskan, puasa di bulan Rajab hukumnya Sunnah.

"Mau Senin puasa, silakan, mau Kamis puasa, silakan. Pengen puasa Senin Kamis, silakan," katanya.

"Puasa Nabi Daud, puasa Ayyamul Bidh, silakan. Atau pengen puasa beruntut, Senin puasa, Selasa puasa, Rabu puasa, Kamis tidak, boleh," kata Ustadz Adi Hidayat.

Hal serupa disampaikan Ustadz Abdul Somad.

UAS mengatakan, dalam hadits riwayatkan Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad, Rasulullah SAW bersabda: Berpuasalah engkau di bulan-bulan haram.

"Bulan haram itu apa? Zulqo'dah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. Jadi haditsnya umum," kata Ustadz Abdul Somad.

Lalu mana yang bid'ah? UAS memberikan beberapa contoh.

Niat Puasa Qadha Bayar Utang Puasa Ramadhan, Bisa Bersamaan dengan Puasa Senin Kamis

Di antaranya, "Siapa yang puasa satu hari di bulan Rajab tanggal satu, maka seperti puasa satu tahun. Siapa yang puasa dua hari, maka seperti puasa dua tahun," kata UAS.

"Siapa yang puasa tujuh hari, maka terbukalah pintu surga. Siapa yang mengirimkan ini kepada tujuh temannya, maka dapatlah tujuh berkah. Siapa yang tidak mengirim, maka akan turun tujuh laknat, itu yang bid'ah," kata Ustadz Abdul Somad.

Rajab adalah bulan ketujuh dalam Kalender Hijriyah yang termasuk satu dari empat bulan yang dimuliakan selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Sebelum memasuki bulan Rajab, ada doa yang bisa dibaca. Doa ini bersumber dari hadits yang lemah.

Meski demikian, membaca doa Rajab tetap dibolehkan. Berikut bacaan doa memasuki bulan Rajab:

أللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان

Allahumma barik lana fi rajaba wa sya’bana wa balighna Ramadhan.

Artinya: “Ya Allah, berkahilah umur kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah (umur) kami hingga bulan Ramadhan.”

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved