Daftar Daerah yang Akan Mengalami Fenomena Ekuiluks

Sementara itu, ekuinoks adalah fenomena astronomis ketika lintasan semu harian Matahari berimpit dengan garis katulistiwa.

Editor: Zulkifli
KOMPAS.COM/SHUTTERSTOCK
Ilustrasi ekuinoks, fenomena ini terjadi ketika deklinasi Matahari senilai dengan garis khatulistiwa atau ekuator. Perbedaan durasi siang dan malam. 

Aram terjadi dikarenakan oleh pembiasan sinar Matahari oleh atmosfer Bumi, sehingga saat Matahari terbenam, langit tidak seketika gelap dan menjelang Matahari terbit, langit tidak seketika terang.

Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa Lapan BRIN Andi Pangerang mengatakan, tanggal terjadinya ekuiluks bergantung dengan lintang geografis pengamat.

"Ekuiluks dapat terjadi beberapa hari, beberapa pekan, bahkan beberapa bulan sebelum atau setelah ekuinoks," kata Andi, dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/9/2021).

Apa itu Fenomena Ekuiluks ? Cek Daftar Lokasi Melihat Ekuiluks di Indonesia Mulai 20 Januari 2022

Daerah yang mengalami ekuiluks

Ada tiga ibu kota provinsi yang akan mengalami ekuiluks, yakni:

- Tanjungselor (Kalimantan Utara) pada 27 Januari
- Medan (Sumatera Utara) pada 10 Februari
- Banda Aceh (NAD) pada 25 Februari.

Selain 3 kota tersebut, ada 36 kota lainnya di lima provinsi berbeda yang juga akan mengalami - - ekuiluks sejak 20 Januari hingga 26 Februari mendatang, yakni:

- Subulussalam (NAD): 20 Januari
- Sidikalang (Sumatera Utara): 24 Januari
- Pulau Subi (Kep. Riau): 28 Januari
- Pematangsiantar (Sumatera Utara): 29 Januari
- Kisaran (Sumatera Utara): 30 Januari
- Tanjungbalai (Sumatera Utara): 30 Januari
- Anambas (Kepulauan Riau): 31 Januari
- Kabanjahe (Sumatera Utara): 2 Februari
- Berastagi (Sumatera Utara):4 Februari
- Tapaktuan (Sumatera Utara): 5 Februari
- Tebingtinggi (Sumatera Utara) : 6 Februari
- Tarakan (Kalimantan Utara): 6 Februari
- Kutacane (NAD): 9 Februari
- Deli Serdang: 9 Februari

Fakta Fenomena Hujan Panas - Proses Bagaimana Bisa Terjadi hingga Penjelasan Ilmiah

- Tanjungmorawa: 9 Februari
- Lubukpakam (Sumatera Utara): 9 Februari
- Binjai (Sumatera Utara): 10 Februari
- Tahuna (Sulawesi Utara): 10 Februari
- Blangpidie (NAD) : 12 Februari
- Stabat (Sumatera Utara): 12 Febuari
- Pulau Natuna (Kepulauan Riau): 13 Februari
- Pangkalanbrandan (Sumatera Utara): 14 Februari
- Blangkejeren (NAD): 14 Februari
- Melongguane (Sulawesi Utara): 15 Februari
- Meulaboh (NAD): 16 Februari
- Nunukan (Kalimantan Utara): 17 Februari
- Langsa (NAD): 18 Februari
- Takengon (NAD): 20 Februari
- Dampulis (Sulawesi Utara) : 21 Februari
- Benermeriah (NAD): 21 Februari
- Lhoksumawe (NAD): 23 Februari
- Bireuen (NAD): 23 Februari
- Sigli (NAD): 24 Februari
- Jantho (NAD): 24 Februari
- Miangas (Sulawesi Utara): 25 Februari
- Sabang (NAD): 26 Februari

Sebagaimana dengan ekuinoks, ekuiluks dapat terjadi dua kali setahun.

Fenomena ini akan terjadi kembali pada 15 Oktober (Sabang) hingga 18 November (Subulussalam) mendatang.

Dengan kata lain, ekuiluks dapat terjadi ketika ekuinoks jika dan hanya jika Bumi (ataupun planet lainnya) tidak memiliki atmosfer, sehingga tidak membuat ufuk tampak lebih rendah dari ufuk sejati karena pembiasan atmosfer.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Ellyvon Pranita | Editor: Bestari Kumala Dewi)

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Fenomena Ekuiluks Bakal Terjadi di 36 Kota di Indonesia, Apa Itu?

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved