Diskes Kabupaten Kapuas Hulu Beberkan Tren Kasus Demam Berdarah di Kapuas Hulu Menurun
Ade Hermanto menyatakan, berdasarkan data pihaknya bahwa kasus DBD tahun 2021 di Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat ada sebanyak 12 kasus.
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Plt Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana Kabupaten Kapuas Hulu, Ade Hermanto menyatakan, berdasarkan data pihaknya bahwa kasus DBD tahun 2021 di Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat ada sebanyak 12 kasus.
"12 kasus ini tersebar di Putussibau Utara ada 3 kasus, 2 kasus di Putussibau Selatan, Kalis 2 kasus, Pengkadan 1 kasus, Suhaid 2 kasus, Jongkong 1 kasus, Empanang 1 kasus, dan Selimbau 1 kasus," ujar Ade yang juga menjabat Kabid Kesehatan Masyarakat di Dinkes Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana Kapuas Hulu kepada wartawan Tribun Pontianak, Kamis 6 Januari 2022.
Sedangkan untuk Januari 2022 ini sudah ada 4 Kasus DBD yang tersebar di 3 Kecamatan wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
"Kasus tersebut yaitu di Kecamatan Putussibau Utara 2 Kasus, Empanang 1 Kasus, dan Badau 1 Kasus," ucapnya.
• Margaretha Tutu Nilai Kabupaten Kapuas Hulu Kekurangan Tenaga Pengawas Pendidikan
Dijelaskan Ade Hermanto, 12 kasus ini semua pasien sudah sembuh dari penyakit DBD, dan dipastikan tidak ada kematian akibat DBD.
"Jadi tidak ada mengalami peningkatan kasus penyakit demam berdarah akibat gigitan nyamuk di tahun 2021, kalau dibandingkan tahun 2020, mencapai 17 kasus," ujarnya.
Dengan ini dihimbau, kepada seluruh masyarakat Kapuas Hulu, dengan semakin bertambahnya intensitas curah hujan dikhawatirkan akan semakin memudahkan nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.
"Meningkatkan kewaspadaannya dengan melakukan berbagai langkah pencegahan, dan antisipasi sejak dini, di antaranya dengan menerapkan gerakan 4M Plus," ucapnya.
Sedangkan gerakan 4M Plus tersebut, yakni menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali, menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air yang dapat dijadikan sebagai wadah bertelurnya nyamuk DBD.
“Plusnya adalah menggunakan kelambu saat tidur pagi atau sore bagi anak atau bayi, menggunakan obat anti nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik. Selain itu, lakukan pemantauan jentik nyamuk DBD," ujarnya.
Untuk sarana kesehatan sendiri, kata Ade Hermanto, pihaknya sudah mengimbau kepada seluruh masyarakat Kapuas Hulu, harus selalu menyebarluaskan informasi terkait Panyakit DBD ini.
"Marilah kita sama-sama mencegah penyakit demam berdarah akibat gigitan nyamuk, dengan menerapkan 4M Plus," ungkapnya. (*)
[Update informasi Seputar Kabupaten Kapuas Hulu]