Dinas Kesehatan Sambas Siagakan Ruangan Isolasi Khusus untuk Antisipasi Merebaknya Varian Omicron
Hasil tes PCR-nya menunjukkan positif Covid-19. Sampel swab PCR kemudian diperiksan di Lab RS Untan dan hasilnya diduga Omicron.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Untuk antisipasi lonjakan pasien Covid-19 varian Omicron, Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Sambas menyiagakan ruang isolasi khusus. Ruang isolasi khusus tersebut akan dipisahkan dari pasien lain yang terpapar Covid-19 varian yang lebih dahulu ada.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Fatah Maryunani mengungkapkan, sebanyak 30 tempat tidur di Rumah Sakit Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, akan menjadi tempat isolasi khusus bagi pasien Covid-19 varian Omicron.
“Sudah disiapkan lah, di RS Teluk Keramat, sebanyak 30 tempat tidur,” kata dr Fatah Maryunani yang juga juru bicara Satgas Covid-19 Kabupaten, ketika dikonfirmasi Tribun Pontianak, Selasa 21 Desember 2021.
Dari 30 tempat tidur tersebut, saat ini sudah terisi lima orang yang diisolasi di RS Teluk Keramat. Kelima orang tersebut adalah satu pasien suspek Omicron berinisial N dan empat orang yang kontak erat dengannya.
N merupakan warga Kabupaten Sambas yang bekerja di Bintulu, Malaysia. N masuk ke Indonesia melalui PLBN Aruk pada 8 Desember 2021. Hasil tes PCR-nya menunjukkan positif Covid-19. Sampel swab PCR kemudian diperiksan di Lab RS Untan dan hasilnya diduga Omicron.
• Dinas Kesehatan Sambas Siagakan 30 Tempat Tidur RS Teluk Keramat Untuk Isolasi Suspek Varian Omicron
Fatah Maryunani menyebut pihaknya masih menunggu hasil tes terhadap N, apakah terpapar varian Omicron atau bukan. Namun tidak hanya sampel dari N, sampel empat orang kontak erat dengan N juga masih ditunggu hasilnya. “Belum ada update terbaru, hasil tes ulang dan hasil tes pasien yang kontak erat dengan pasien,” ucapnya.
“Kami lakukan pengambilan ulang sampel swab N untuk dilakukan pemeriksaan kembali. Kemarin swab lagi dikirim ke Balitbangkes untuk diperiksa ulang, hasilnya keluar memerlukan waktu seminggu,” katan Fatah.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengirimkan 1.000 reagen kit khusus untuk mendeteksi varian Omicron ke Laboratorium Untan. Reagen khusus tersebut akan digunakan maksimal 20 per hari untuk pemeriksaan sampel pasien Covid-19.
Konsultan Biologi Molekuler Lab Jejaring Pemeriksaan Covid-19 RS Untan dan Lab Jejaring Pemeriksaan Covid-19 Labkesda Kalbar di Pontianak, dr Andriani, mengatakan Laboratorium Untan dalam sehari paling banyak memeriksa 20 sampel positif pelaku perjalanan dari luar negeri.
“Itu paling banyak 17-20 sampel yang masuk ke kami tiap harinya. Seperti dua sampai tiga hari ini, ada tiga sampel. Tetapi kami slotkan 20 sampel per hari untuk pengerjaan PCR SGTF bagi pelaku perjalanan dari luar negeri ini,” ujarnya, Selasa 21 Desember 2021.
Ia mengatakan untuk sementara ini pemeriksaan dengan metode SGTF hanya diperuntukkan bagi pelaku perjalanan luar negeri, bukan untuk sampel lain. “Itupun hanya pada kasus perjalanan luar negeri yang positif. Jadi yang sampelnya negatif tidak perlu di running SGTF lagi,” jelasnya.
Meski demikian, kata Andriani, petugas Laboratorium Untan tetap mengerjakan spesimen lainnya dari hasil 3T terhadap masyarakat.
“Hasil 3T tetap kami kerjakan baik dari puskesmas, RS akan tetap kami kerjakan karena kapasitas kami sehari itu di Lab Untan ada 452 spesimen per hari,” jelasnya.
Jadi kalau hanya ditambah 20 sampel positif dengan dilakukan pemeriksaan SGTF untuk mendeteksi varian Omciron apakah probable atau tidak, menurutnya tidak memberatkan para petugas di Laboratorium Untan.
“Kalau nambah 20 sampel saya kira untuk kondisi saat ini tidak memberatkan untuk kami. Jadi tidak ada prioritas mana sampel untuk SGTF, mana untuk 3T, tidak ada yang diprioritaskan,” jelasnya.
Ia mengatakan, sampel yang ada tinggal di running saja dan ekstraksinya bersamaan. Kemudian hanya berbeda di-PCR nya saja yang satu pakai kit SGTF yang satu pakai kit PCR biasa.
Ia mengatakan, 1.000 reagen kit khusus untuk deteksi Omicron bantuan dari Kemenkes, bisa digunakan hingga 50 hari. Hal itu dengan asumsi memeriksa 20 sampel per hari.
“Namun tidak setiap hari 20 sampel, kadang hanya 3-4 sampel kayak kemarin 7 sampel saja. Lalu hari ini 3 sampel tergantung berapa running-nya. Kalau kita running dalam jumlah maksimal 20 sampel bisa untuk sekitar 50 hari kitnya akan habis,” jelasnya.
Apabila habis, pengadaan reagen kit tersebut tinggal diajukan kembali ke Balitbangkes. Ia mengatakan untuk sampel PMI yang masuk melalui perbatasan Kalbar langsung diproses sesuai hasil briefing dengan Litbangkes dan hal tersebut sudah ada SOP-nya.
“Jadi kalau masuk langsung diproses, kemudian selesai hasil PCR SGTF secara paralel pun kami kirim langsung, kami kemas dan kami kirim ke Litbangkes. Sehingga tidak menunggu lama,” katanya.
Perketat Perbatasan
Terkait Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru kembali dari Malaysia yang diduga terpapar Covid-19 varian Omicron, Komandan Korem (Danrem) 121/ABW Brigjen TNI DR Ronny perintahkan Satgas Pamtas RI-MALAYSIA di wilayah Kalbar untuk perketat.
Tak hanya untuk memperketat masuknya PMI tersebut Danrem 121/Abw memerintahkan kepada para Dandim yang wilayahnya perbatasan dengan Negara Malaysia agar lebih waspada lagi.
"Perketat, lebih waspada, dan berkoordinasi juga dengan instasi samping termasuk dengan Polri dan Pemerintah," ujar Ronny pada Selasa.
“Kepada para Dandim yang wilayahnya perbatasan dengan negara Malaysia agar tingkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus Corona varian baru yaitu Omicron. Agar koordinasikan penanganannya terutama dengan otorita PLBN Aruk dan PLBN Entikong serta Dansatgas Pamtas Sektor Barat,” ungkap Jenderal TNI AD Bintang satu ini
Ia juga menuturkan adanya 9 orang di Kalimantan Barat menjadi pasien probable Covid-19 varian Omicron, Ini sungguh mengkawatirkan. Sembilan orang tersebut, satu orang warga Kabupaten Sambas dan delapan lainnya warga asli luar Kalbar.
“Antisipasi Omicron di Perbatasan, Pekerja Migran Indonesia yang kembali dari Malaysia akan langsung dites PCR ulang dan wajib menjalani karantina 14 hari itu aturannya sehingga dapat dipedomani dan selalu koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait diperbatasan,” tutur Danrem 121/Abw.
Untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya Covid-19 varian Omicron dari Luar Negeri terutama Malaysia, masuknya PMI dari Serawak, Malaysia, di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kabupaten Sambas, PLBN Entikong, Kabupaten Sanggau dan PLBN Nanga Badau Kabupaten Kapuas Hulu serta lainnya, agar diperketat lagi pemeriksaannya.
“Kita lebih baik mencegahnya sejak awal daripada nanti menjangkiti warga Kalbar, saya juga minta Prajurit TNI AD tetap terus sosialisasikan Prokes Covid-19 kepada masyarakat,” katanya.
[Update Berita seputar Omnicron]