JERMAN Dihantam Covid-19 Gelombang 4, Mayoritas Warganya Bakal Divaksin: Sembuh atau Mati
Varian Delta dari virus yang pertama kali diketahui muncul di Wuhan China akhir 2019 lalu itu, dituding menjadi biang kerok
TRIBUNPONTIANAK - Jerman adalah satu di antara negara di belahan benua Eropa yang dihantam gelombang pandemi Covid-19
Baru-baru ini, Jerman yang dikenal luas dengan kemajuan teknologinya itu, memasuki hantaman gelombang ke 4
Varian Delta dari virus yang pertama kali diketahui muncul di Wuhan China akhir 2019 lalu itu, dituding menjadi biang kerok
Alhasil, Jerman menerapkan kebijakan baru demi mengatami terjangan baru pandemi Covid-19
Dirangkum dari laman Konta.co.id, sebagian besar orang Jerman disebut akan "divaksinasi, sembuh, atau mati" dari Covid-19 dalam beberapa bulan ke depan.
Pernyataan terkait hal tersebut diungkap Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn yang memperingatkan pada Senin 22 November 2021 lalu.
Ketika ia mendesak lebih banyak warga Jerman untuk segera divaksin.
"Mungkin pada akhir musim dingin ini, seperti yang kadang-kadang dikatakan sinis, hampir semua orang di Jerman akan divaksinasi, sembuh, atau mati," kata Spahn yang menyalahkan "varian Delta yang sangat menular" sebagai penyebab gelombang keempat.
"Itulah mengapa kami sangat merekomendasikan vaksinasi," tambahnya, seperti dikutip Channel News Asia.
Peringatan keras itu datang ketika Jerman berlomba untuk menahan rekor peningkatan infeksi virus corona dalam beberapa pekan terakhir, dengan rumahsakit membunyikan alarm tentang unit perawatan intensif yang meluap.
Meskipun akses luas ke vaksin virus corona gratis, hanya 68% populasi Jerman yang sudah divaksinasi penuh, tingkat yang menurut para ahli terlalu rendah untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
Gelombang keempat Covid-19 yang ganas
Jerman, negara terpadat di Uni Eropa, menambahkan 30.643 kasus lagi pada Senin 22 November 2021, menurut Robert Koch Institute, sehingga total sejak awal pandemi menjadi lebih dari 5,3 juta.
Hampir 100.000 orang telah meninggal sejauh ini, termasuk 62 orang selama 24 jam terakhir.
"Kami memiliki situasi yang sangat, sangat sulit di banyak rumahsakit," ungkap Spahn.