TP3D Melawi Pantau Kondisi Embung di Pinoh Selatan, Hutapiadi : Fungsi Embung Tidak Maksimal
Ketua TP3D Kabupaten Melawi, M. Hutapiadi mengatakan kegiatan yang dilakukan Pihaknya sudah menjadi program kerja TP3D kabupaten Melawi.
Penulis: David Nurfianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MELAWI - Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP3D) Kabupaten Melawi terus lakukan upaya untuk percepatan pembangunan sesuai Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi).
Satu diantaranya melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Melawi.
Kali ini, Ketua TP3D Kabupaten Melawi, M. Hutapiadi didampingi kelima anggotanya Yedi Yanto, Munawir, Ari Safrianto, Maya Putri dan M. Taufik melakukan Kunker di Kecamatan Pinoh Selatan selain mengangkat beberapa isu cruasial dan strategis. TP3D juga melihat kondisi dan fungsi Embung di Kecamatan Pinoh Selatan.
Ketua TP3D Kabupaten Melawi, M. Hutapiadi mengatakan kegiatan yang dilakukan Pihaknya sudah menjadi program kerja TP3D kabupaten Melawi.
• Polres Melawi Salurkan Bantuan Polda Kalbar dan Bhayangkari Kepada 55 Personel Terdampak Banjir
“Terkait pembangunan Embung di Pinoh Selatan di Desa Bayur Raya dan Desa Landau Tubun Dusun Prembang yang telah menghabiskan Dana Belasan miliar Rupiah dari dana serapan aspirasi," ujarnya. Kamis 18 November 2021.
Lanjutnya, kedua embung tersebut saat ini dalam kondisi tidak berfungsi atau belum berfungsi secara maksimal. Sehigga manfaatnya belum banyak dirasakan oleh masyarakat kedua desa.
"Perlu diketahui bahwa embung tersebut adalah multi fungsi yaitu bisa digunanakan untuk sumber air bersih karena dibangun didaerah tangkapan air atau sebagai irigasi, dan bisa juga dikembangkan sebagai PLTMH," paparnya.
Menurut Hutapiadi, dari hasil peninjauan lapangan didapati ketidak maksimalnya fungsi embung ini diakibatkan oleh faktor adanya kebocoron, sehingga daya tampung air menjadi menurun.
“Sebagai terobosan diharapkan segera diakadakan koordinasi lebih lanjut dengan BKSDA Provinsi dan Pusat. Sehingga mungkin ada program lanjutan," ungkapnya.
Setelah diadakan koordinasi, Hutapiati berharap kedua bangunan yang menelan biaya miliaran rupiah ini. Dapat bermanfaat maksimal bagi masyarakat, apalagi dimusim banjir masyarakat kedua Desa ini sulit mencari sumber air bersih.
"Tentu kalau dibiarkan bangunan embung ini semakin rusak dan tidak terurus, dan isu yang didapat bangunan ini juga belum ada serah terima asset kepada Pemerintah Daerah, sehingga pemda tidak bisa berbuat banyak," tutupnya. (*)
[Update Informasi Seputar Kabupaten Melawi]