Hampir Sebulan Banjir di Wilayah Timur Kalbar, Disdik Kapuas Hulu Liburkan Sekolah

tapi saya akui banjir tahun ini yang terparah karena sudah lima kali rumah kami terendam banjir

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Kondisi Banjir di Kecamatan Menukung Kabupaten Melawi berangsur surut, sebelumnya ketinggian air mencapai 2 meter. Minggu 14 November 2021 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MELAWI - Walau sempat surut, beberapa wilayah masih terendam banjir, tak terkecuali di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi. Genangan air sudah hampir sebulan menggenangi sejumlah kabupaten di Wilayah Timur Kalbar.

Intensitas hujan di wilayah perhuluan yang sangat tinggi, menyebabkan beberapa ruas jalan dan permukiman warga kembali terendam banjir. Banyak keluh kesah warga yang diterima Tribun.
Satu di antaranya Ismail, warga Gang Gawik, Desa Tanjung Niaga, Kecamatan Nanga Pinoh.

Ismail bercerita, dirinya baru saja selesai membersihkan sisa banjir di rumahnya saat genangan air datang beberapa hari lalu. Namun, air yang meluap dari Sungai Pinoh tak jauh dari rumahnya, kembali membuat rumah itu terendam.

Dalam waktu singkat, air sudah setinggi betis orang dewasa. “Belum lama saya beres membersihkan rumah, karena hujan deras rumah kami kembali terendam banjir," ujar Ismail kepada Tribun, Minggu 14 November 2021).

Ismail mengatakan, tak perlu waktu lama ketinggian air terus naik hingga sekitar 1,5 meter di jalan dan setinggi betis orang dewasa di dalam rumah. "Ini baru rumah saya, belum lagi yang memang berada di daerah tepian Sungai Melawi, dataran di sana lebih rendah. Rumah mereka tergenang hingga bagian atap rumah," ungkapnya.

Sampai kemarin, Ismail masih bertahan di lantai dua rumahnya. Dirinya memilih tidak mengungsi, karena selama terkena banjir, air belum pernah menyentuh lantai dua rumahnya.

Banjir Melawi Kembali Telan Korban Jiwa, Seorang Pelajar di Menukung Meninggal Akibat Tenggelam

"Ya tetap bertahan karena sudah biasa seperti itu, tapi saya akui banjir tahun ini yang terparah karena sudah lima kali rumah kami terendam banjir," katanya.

Banjir panjang di Melawi juga berdampak pada omzet pedagang di Pasar Rakyat Nanga Pinoh. Omzet menurun diakibatkan banjir yang merendam jalan. Walau sempat surut, wilayah tersebut kembali terendam banjir. Ketinggian air di pasar sudah mencapai 50 sentimeter hingga 1 meter.

Selain itu, berkurangnya omzet pedagang juga dikarenakan banyak warga yang rumahnya kebanjiran. Toni, pedagang ayam potong, mengaku merugi hingga 30 sampai 50 persen sejak banjir melanda wilayah Kabupaten Melawi dan sekitarnya.

Barang dagangannya tidak semuanya habis terjual. "Padahal ayam merupakan bahan basah yang harus segera terjual karena bisa membusuk," imbuhnya.

Menurutnya kerugian tersebut diakibatkan pelanggannya yang utamanya penjual lamongan kesulitan akses jalan menuju pasar. "Kalau banjir kita mengurangi jumlah ayam yang kita potong, dari sebelumnya 100 persen jadi 70 persen itupun masih, tidak habis," paparnya.

Selain omzet menurun, dikatakan Toni, banjir juga membuat rugi waktu dan tenaga. Ia menyebutkan dalam kondisi normal menggunakan kendaraan roda dua atau empat menuju pasar dengan waktu 10 menit.

Namun, warga yang rumahnya juga kebanjiran tersebut sekarang menggunakan sampan atau berjalan kaki bisa memakan waktu 30 sampai 45 menit. Meski begitu, dia mengaku tidak menaikkan harga dagangannya. "Untuk harga kita tetap seperti biasa ayam potong ditimbang bersih empat puluh ribu per kilogram," ungkapnya.

Selain itu, menurutnya pedagang yang berjualan di pasar juga berkurang. "Dalam sebulan ini sudah lima kali banjir, itu yang buat pedagang banyak berkurang," tegasnya.

Senasib dengan Toni, pedagang sembako, Elok mengaku omzetnya berkurang 50 persen. Pembelinya juga berkurang hampir separuh dari kondisi normal. "Dari banjir awal, kerena kebanjiran rumahnya atau jalannya macet jadi kemungkinan warga malas mau ke pasar," paparnya.

Harga telur saat banjir menurutnya naik hingga 10 persen, sementara harga beras dan sembako lainnya stabil. Namun, dia mengaku tidak mengetahui kenaikan tersebut apakah karena banjir.
"Banjir kemarin saya sempat tidak berjualan karena toko kami terendam banjir dengan ketinggian air selutut orang dewasa," jelasnya.

Elok berharap pemerintah bisa menangani masalah banjir. "Sehingga saat ada air besar, air tidak langsung masuk wilayah pasar," katanya.

Banjir Susulan
Tingginya intensitas hujan di wilayah perhuluan, menyebabkan beberapa ruas jalan dan permukiman warga di Kabupaten Melawi kembali terendam banjir. Di beberapa titik lokasi, ketinggian banjir bervariasi dari 70 sentimeter sampai 1,2 meter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Melawi, Syafarudin mengatakan, hasil pemantauan di Nanga Pinoh, air bergerak naik. "Air di Kota Nanga Pinoh bergerak naik, dari hasil pantauan kami ketinggian air bervariasi ada yang 70 sentimeter dan ada yang 120 sentimeter," ujarnya.

Update Banjir di Kabupaten Sanggau, 468 KK Mengungsi

Banjir juga merendam beberapa ruas jalan di wilayah kota Kabupaten Melawi. Dijelaskan Syafarudin ketinggian air di Jalan Garuda mencapai 70 sentimeter. Sedangkan di Jalan Gang Kenanga sudah 1 meter dan di Jalan Nawawi Desa Paal sudah mencapai 1,2 meter.

"Ini merupakan banjir susulan di mana sempat surut beberapa hari, yang sebelumnya banjir meluas sampai sebelas kecamatan," ungkapnya.

Terkait posko banjir, Syafarudin mengatakan bahwa sudah dialihkan di Kantor BPBD Melawi. Hal ini dikarenakan sudah tidak ada warga yang mengungsi. Namun, mengingat kondisi air yang semakin naik, BPBD akan berkoordinasi untuk menyiapkan posko banjir dan dapur umum di Rumah Sakit Pratama Desa Kenual, Nanga Pinoh.

"Dapur umum dan posko kemarin kita tutup, karena sudah tidak ada pengungsi sehingga kita geser posko sementara di kantor BPBD. Sekarang mengingat potensi air semakin naik, kita akan berkoordinasi dan mendirikan posko di Rumah Sakit Pratama Desa Kenual," paparnya.

Untuk penanganan banjir susulan ini, BPBD Melawi terus melakukan monitoring situasi banjir dan kondisi warga terdampak. Tak hanya itu, BPBD Melawi juga akan menyiapkan sarpras evakuasi seperti perahu, tenda pengungsi dan sarpras lainnya untuk mengantisipasi banjir semakin tinggi.

"Kita akan melakukan upaya evakuasi jika diperlukan, serta melakukan koordinasi penanganan bencana dengan instansi terkait," tegasnya.

Terkait data wilayah dan warga terdampak, Syafarudin menyebutkan masih sama seperti data terakhir, di mana dampat banjir masih di wilayah yang sama. "Masih sama seperti data terakhir, karena ini banjir susulan jadi warga yang terdampak masih itu-itu saja," katanya.

Sementara di Kecamatan Menukung, air berangsur surut. Meski demikian, ketinggian banjir masih mencapai 1,5-2 meter. Banjir disebabkan luapan air Sungai Melawi akibat intensitas hujan tinggi pada dua hari terakhir. Warga Menukung, Desi mengatakan banjir di pusat Pasar Menukung sudah mulai surut, berkisar 20 cm. “Hari ini banjir di pasar sudah mulai surut, mungkin sudah turun sekitar 20 cm,” ujar Desi.

Sebelumnya, kata Desi, luapan Sungai Melawi ini menyebabkan banjir di Kecamatan Menukung. Walaupun mengalami kesurutan, Desi mengatakan bahwa air masih menggenangi rumah-rumah penduduk dengan ketinggian mencapai 1 sampai 1,5 meter.

Ketinggian banjir juga menurun di Sekadau. BPBD Sekadau menyebut ada penurunan ketinggian air sekira 2-3 cm. Hingga kini, rerata ketinggian air bervariasi antara 47 cm-3,08 meter.

Meski terjadi penurunan debit air, namun secara umum kondisi banjir di Sekadau masih bertahan. Jumlah daerah terdampak ada 28 desa di enam kecamatan. Sementara itu, jumlah kepala keluarga (KK) terdampak sebanyak 5.518, dan 19.601 jiwa. Mengungsi 969 KK, 3.535 jiwa, dan meninggal satu orang.

Kepala Pelaksana BPBD Sekadau, Matius Jon mengatakan, adanya penambahan jumlah KK dan jiwa terdampak tersebut berdasarkan laporan terbaru dari Kepala Desa Sungai Kunyit tentang beberapa KK yang terpaksa harus mengungsi akibat masih tingginya air dan mulai terjadinya gangguan kesehatan di lingkungan masyarakat.

Adapun upaya yang telah dilakukan hingga saat ini adalah terus dilakukan penyaluran bantuan bagi warga. Satu di antaranya yang dilakukan oleh Bupati Sekadau Aron dengan mengunjungi dan memberikan bantuan logistik kebutuhan dasar bagi 156 KK warga terdampak di Dusun Serampuk Desa Sungai Kunyit, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalbar.

"Tadi malam juga kita telah menerima kunjungan Danlantamal Pontianak, Kolonel Marinir Agust dan rombongan dalam rangka memantau kondisi banjir dan memberikan bantuan peralatan, personel serta logistik kebutuhan dasar bagi warga terdampak banjir," tandas Matius Jon.

Tunda MTQ
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kalbar, Brigjen Pol (Purn) Andi Musa menyetujui penundaan pelaksanaan MTQ XXIX Sintang dari 24-30 November 2021 menjadi 11-17 Desember 2021 karena banjir besar masih melanda Sintang hingga saat ini.

Sebelumnya, Ketua Harian Panitia Pelaksanaan MTQ XXIX Kalbar yang juga Pelaksana Harian (Plt) Bupati Sintang, Yosepha Hasnah mengirim surat permohonan penundaan pelaksanaan MTQ Kalbar di Kabupaten Sintang, pada 12 November 2021 lalu.

Pada surat yang ditandatangani oleh Ketua LPTQ Kalbar, menyampaikan LPTQ Kalbar sangat memahami dan memaklumi terhadap penundaan pelaksanaan MTQ.

“Diharapkan kepada panitia pelaksana MTQ XXIX Tingkat Provinsi Kalimantan Barat di Kabupaten Sintang untuk tetap dan terus semangat mempersiapkan pelaksanaan MTQ tersebut sesuai dengan jadwal dimaksud,” bunyi surat tersebut.

"Mari kita berdoa semoga bencana banjir yang melanda Kabupaten Sintang dan sekitarnya segera berakhir,” ajak Andi Musa.

Sementara itu, Plt Bupati Sintang dalam suratnya menjelaskan bahwa sehubungan dengan kondisi objektif Sintang sampai saat ini masih dalam kondisi bencana banjir, maka rencana semula pada 24-30 November 2021, tidak dapat dilaksanakan oleh Panitia Daerah MTQ Kabupaten Sintang.

"Hal ini karena persiapan teknis yang tidak sesuai rencana dan ada beberapa tempat lomba serta tempat penginapan kafilah MTQ yang terkena bencana banjir. Pelaksanaan MTQ XXIX Tingkat Provinsi Kalimantan Barat di Kabupaten Sintang menjadi tanggal 11-17 Desember 2021," ujar Yosepha.

Libur Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kapuas Hulu, Petrus Kusnadi menyatakan, akibat terdampak banjir ada sejumlah gedung sekolah di Kapuas Hulu harus diliburkan dalam proses belajar mengajar.

"Mereka kami liburan karena gedung sekolah sudah terendam banjir, dan surat edaran sudah kami edarkan bagi gedung sekolah terendam banjir, proses belajar mengajar diliburkan," ujarnya.

Alasan lain, kata Petrus Kusnadi, pihaknya harus mengutamakan keselamatan siswa dari bencana banjir seperti ini. "Mereka aktif kembali proses belajar mengajar di sekolah, setelah semuanya kondusif atau gedung sekolah sudah tidak terendam banjir," ucapnya.

Kusnadi juga mengimbau kepada seluruh orang tua siswa agar selalu memperhatikan anak-anaknya di kondisi banjir seperti ini. "Kita harus sama-sama menjaga keselamatan mereka," ungkapnya. 

[Update Berita Banjir di Kalbar]

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved