SIAPAKAH Gus Baha atau K.H. Ahmad Bahauddin Calon Ketua PBNU serta Cek Biodata & Profil Gus Baha

Nama lengkap Gus Baha adalah K.H. Ahmad Bahauddin.  K.H. Ahmad Bahauddin lahir pada 29 September 1970.

Editor: Syahroni
YouTube/ ANSOR JATENG
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Nama Gus Baha disebut-sebut cocok memimpin Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

PBNU akan melaksanakan muktamar ke 34 pada 2021 di Lampung.

Muktamar tersebut dijadwalkan berlangsung pada 23-25 Desember 2021 mendatang.

Satu diantara beberapa nama yang muncul sebagai kandidiat memimpin PBNU adalah Gus Baha.

Nama lengkap Gus Baha adalah K.H. Ahmad Bahauddin.

K.H. Ahmad Bahauddin lahir pada 29 September 1970.

Ia merupaka ulama kharismatik yang berasal dari Rembang.

SIAPA SAJA Calon Ketua Umum Nahdlatul Ulama Muktamar 2021? Tanggal Berapa Muktamar PBNU di Lampung

Melansir wikipedia, ia dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar al-Qur'an.

Ia merupakan salah satu murid dari ulama kharismatik, Kiai Maimun Zubair.

Orangtua Gus Baha adalah ulama pakar Al-Qur’an dan juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA, Kiai Nursalim al-Hafizh.

Kiai Nursalim merupakan murid dari Kiai Arwani Kudus dan Kiai Abdullah Salam, Kajen, Mergoyoso, Pati.

Melansir dari Surya, dari silsilah keluarga ayah, dari buyut hingga generasi keempat kini merupakan ulama-ulama ahli Quran yang andal.

Sedangkan silsilah keluarga dari garis ibu, Gus Baha merupakan silsilah keluarga besar ulama Lasem, Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu yang pesareannya ada di area Masjid Jami Lasem, sekitar setengah jam perjalanan dari pusat Kota Rembang.

BIODATA Profil Gus Baha, Gus Yahya, Hasan Mutawakkil Alallah Calon Ketum PBNU Muktamar Lampung 2021

Biodata

Nama :  K.H. Ahmad Bahauddin

Nama Terkenal : Gus Baha

Lahir : 29 September 1970

Istri : Ning Winda

Ayah : Kiai Nursalim al-Hafizh.

Ibu : Hj Yuchanidz Nursalim

Pendidikan

Gus Baha kecil mulai menempuh gemblengan keilmuan dan hafalan Al-Quran di bawah asuhan ayahnya sendiri.

Di usia yang masih sangat belia, ia telah mengkhatamkan al-Quran beserta qiraah dengan lisensi yang ketat dari ayahnya.

Memang, karakteristik bacaan dari murid-murid Mbah Arwani menerapkan keketatan dalam tajwid dan makharijul huruf.

Menginjak usia remaja, Kiai Nursalim menitipkan Gus Baha untuk mondok dan berkhidmat kepada Syaikhina KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) di Pondok Pesantren Al Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang, sekitar 10 km arah timur Narukan.

Di Al-Anwar inilah Gus Baha terlihat sangat menonjol dalam ilmu syariat seperti fikih, hadits dan tafsir.

Hal ini terbukti dari beberapa amanat prestisius keilmiahan yang diemban oleh ia selama mondok di Al Anwar, seperti Rais Fathul Muin dan Ketua Maarif di jajaran kepengurusan PP Al Anwar.

Saat mondok di sana pula Gus Baha mengkhatamkan hafalan Shahih Muslim lengkap dengan matan, rawi dan sanadnya.

Selain Shahih Muslim, Gus Baha juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Muin dan kitab-kitab gramatika Arab seperti Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik.

Menurut sebuah riwayat, dari sekian banyak hafalan, Gus Baha lah santri pertama Al Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak di eranya.

Bahkan tiap-tiap musyawarah yang akan ia ikuti akan serta merta ditolak oleh kawan-kawannya, sebab dianggap tidak berada pada level santri pada umumnya karena kedalaman ilmu, keluasan wawasan dan banyaknya hafalan.

Selain menonjol dengan keilmuannya, Gus Baha juga sosok santri yang dekat dengan kiainya.

Dalam berbagai kesempatan, ia sering mendampingi gurunya Syaikhina Maimoen Zubair untuk berbagai keperluan.

Mulai dari sekadar berbincang santai, hingga urusan mencari tabir, menerima tamu-tamu ulama-ulama besar yang berkunjung ke Al Anwar, dan dijuluki sebagai santri kesayangan Syaikhina Maimoen Zubair.

Pada suatu ketika Gus Baha dipanggil untuk mencarikan tabir tentang suatu persoalan oleh Syaikhina, karena saking cepatnya tabir itu ditemukan tanpa membuka dahulu referensi kitab yang dimaksud, hingga Syaikhina pun terharu, “Iyo Ha’, koe pancen cerdas tenan.” (Iya Ha, kamu memang benar-benar cerdas).

Selain itu Gus Baha juga kerap dijadikan contoh teladan oleh Syaikhina saat memberikan mawaidzah di berbagai kesempatan tentang profil santri ideal.

“Santri tenan iku yo koyo Baha iku,” (Santri yang sebenarnya itu ya seperti Baha itu) kurang lebih seperti itulah ucapan Syaikhina yang riwayatnya sampai ke penulis Ma'had Aly Jakarta.

Dalam riwayat pendidikan, semenjak kecil hingga mengasuh pesantren warisan ayahnya sekarang, Gus Baha hanya mengenyam pendidikan dari 2 pesantren, yakni pesantren ayahnya sendiri di Desa Narukan dan PP Al Anwar Karangmangu.

Ketika sang ayah menawarkan kepadanya untuk mondok di Rushaifah atau Yaman, Gus Baha lebih memilih untuk tetap di Indonesia.

Ia berkhidmat kepada almamater, Madrasah Ghozaliyah Syafiiyyah PP Al Anwar dan pesantrennya sendiri LP3IA.

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Biodata Gus Baha, Murid Kesayangan Mbah Moen yang kini Populer dan Viral di Youtube,

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved