Biografi Ali bin Abi Thalib Sahabat Rasulullah SAW
Setelah dewasa, Ali menjadi sahabat yang sangat pandai dengan menguasai ilmu secara mendalam sehingga disebut sebagai pintunya ilmu
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ali bin Abi Thalib adalah sepupu, sahabat sekaligus menantu Rasulullah SAW.
Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai remaja yang gemar mencari ilmu, cerdas, tangkas, dan pemberani.
Setelah dewasa, Ali menjadi sahabat yang sangat pandai dengan menguasai ilmu secara mendalam sehingga disebut sebagai pintunya ilmu
Rasulullah SAW.
Ali juga mempunyai kepedulian yang tinggi kepada keluarga dan kaum dhu’afa (lemah).
Ali diangkat menjadi khalifah keempat menggantikan khalifah Usman bin Affan.
• Prestasi Umar bin Khattab Selama Jadi Khalifah Menggantikan Abu Bakar as-Siddiq
Nama lengkap Ali adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul Mutthalib.
Kenapa Ali bin Abi Thalib diberi gelar karramallahu wajhah?
Karena sahabat Ali tidak pernah menundukkan wajahnya menyembah berhala.
Masih ingatkah kalian siapa Abi Thalib itu?
Ali adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, Aqil dan Thalib.
Ali lahir di Makkah, pada 10 tahun sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW.
• Prestasi Apa yang Pernah Diraih pada Masa Utsman bin Affan?
Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Abdul Manaf.
Ia adalah orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan remaja.
Ia sangat akrab dengan Rasulullah karena sejak kecil hidup bersama Rasul.
Ali beriman sehari setelah kerasulan Nabi, sewaktu ia berusia 9 tahun.
Sahabat Ali semenjak kecil sudah dididik dengan adab dan budi pekerti Islam.
Lidahnya amat fasih berbicara, dan dalam hal ini ia terkenal ulung.
Pengetahuannya dalam agama Islam amat luas.
Karena kedekatannya dengan Rasulullah SAW, ia termasuk orang yang paling banyak meriwayatkan hadis.
Ali menikah dengan Sayidah Fatimah az-Zahro binti Rasulullah SAW pada usia 26 tahun.
Sayidah Fathimah adalah satu-satunya putri Rasulullah SAW yang mempunyai keturunan, yakni sayidina Hasan dan Sayidina Husein.
Dari pihak Sayidah Fathimah inilah Rasulullah SAW mempunyai keturunan sampai sekarang.
• Prestasi Abu Bakar as Siddiq Selama Menjadi Khalifah
Keturunan Rasulullah SAW sekarang diberi julukan habib (laki-laki) dan syarifah (perempuan).
Ali begitu menyayangi dan memperhatikan istri dan anak-anaknya.
Ali juga peduli kepada tetangga dan kerabatnya.
Di malam hijrah Rasulullah SAW, Ali menggantikan tempat tidur Rasul yang menjadi sasaran penyerangan kaum kafir Makkah.
Dia rela menantang maut karena menggantikan tempat tidur Rasul yang akan dibunuh.
Namun, mengetahui yang tidur di tempat tidur Nabi ternyata Ali, kaum kafir tidak membunuhnya.
Inilah sifat kepedulian sahabat Ali yang tinggi kepada Rasulullah SAW.
Pada masa peperangan membela Islam, sahabat Ali sangat terkenal keberaniannya dan termasuk pendekar tanpa tanding.
Sudah menjadi kebiasaan, sebelum perang dengan kafir Makkah dimulai dengan perang tanding antar tentara pilihan satu lama satu.
Ali selalu menang dalam perang tanding ini. Keberaniannya terkenal dan ia mengikuti hampir seluruh peperangan yang dipimpin Rasulullah Saw.
Karena keberaniannya ini sahabat Ali mendapat julukan asadullah.
Ali termasuk dari salah satu dari tiga sahabat utama Nabi yang mengambil pengetahuan, budi pekerti dan kebersihan hati dari Rasulullah SAW.
Mereka adalah Sahabat Abu Bakar, Umar dan Ali.
Mereka bertiga dikenal sebagai mercusuar yang memancarkan sinar Islam ke seluruh dunia.
Bahkan di antara ketiganya, sahabat Ali terkenal sangat cerdas dan dikenal sebagai pintu ilmu dari kota ilmu (kota ilmu adalah Rasulullah SAW).
Sahabat Ali diangkat menjadi khalifah keempat pada tahun 35 Hijriah menggantikan sahabat Utsman bin Affan.
‘Ali menjabat khalifah selama 6 tahun. Beliau wafat pada tahun 40 hijriah.
Kisah Kepedulian Sahabat Ali dan Keluarga
Suatu hari sahabat Ali bin Abi Thalib kekurangan makanan.
Bersama istrinya yang bernama Sayidah Fatimah, meminta benang kepada seorang Yahudi untuk memintalnya sehingga bisa mendapatkan upah untuk membeli gandum.
Setelah selesai bekerja memintal dan dapat membeli gandum, Sayidah Fatimah membuat roti dari gandum tersebut untuk dimakan.
Saat makanan tersaji dan dihidangkan, datanglah seorang fakir miskin meminta makanan.
Ali pun memberinya beberapa potong roti.
Sesaat kemudian datang laki seorang yatim piatu meminta makanan. Ali pun memberinya roti.
Saat rotinya tinggal sedikit dan akan disantap bersama keluarga, datang lagi seorang budak meminta makanan.
Diberikanlah roti terakhir kepadanya. Sahabat Ali bersama keluarga akhirnya tidak jadi makan.
Mereka hanya meminum air.
Beberapa saat kemudian, sahabat Ali melihat kedua puteranya yakni sayidina Hasan dan Husein perih menahan lapar.
Ali dan Fatimah sebenarnya masih bisa menahan lapar.
Namun melihat kedua puteranya sahabat Ali tidak tega.
Sahabat Ali pun ke rumah kakek Sayidina Hasan dan Husein.
Tahukah kalian siapa kakek Sayidina Hasan dan Husein?.
Kakek mereka berdua adalah Rasulullah SAW.
Ali kemudian menceritakan keadaan kedua cucu Rasulullah SAW tersebut.
Rasulullah SAW pun memberinya keranjang kecil berisi buah kurma.
Akhirnya sahabat Ali pulang ke rumah dan bersama keluarga menyantap buah kurma tersebut.
Sumber: Buku SKI Kelas V