Silaturahmi Dengan KJRI, Bupati Sampaikan Upaya Penanganan Covid-19 di Kabupaten Sambas
Saya sudah bilang, vaksin itu tidak bisa di bagi rata. Populasi masyarakat di Sambas itu terbesar kedua setelah Kota Pontianak.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Bupati Sambas, Satono saat bersilaturahmi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Khucing, Yonny Tri Prayitno.
Bupati mengatakan, progres penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Sambas selalu dia sampaikan ke Gubernur Kalbar, Wantannas RI dan Menteri Perhubungan.
Dia mengakui, banyak kendala yang dihadapi pemerintah daerah dalam penanganan pandemi Covid-19 terhadap PMI. Dan itu juga dia sampaikan kepada pihak-pihak yang berwajib.
"Kita akui fasilitas tidak memadai. Lokasi karantina kita masih minim fasilitas. Ditambah lagi banyak PMI yang keluar masuk Malaysia lewat jalur tikus. Tapi saya apresiasi Satgas Covid-19 Sambas, mulai dari pemerintah daerah, TNI, Polri semuanya tidak pernah berhenti bekerja dan selalu siaga," ujarnya, Senin 27 September 2021.
• KJRI Kuching Minta Satgas Waspada Masuknya Varian MU dari Perbatasan
Kata dia, saat ini Sambas naik jadi zona orange dan menerapkan PPKM Level 3. Sebelumnya, Sambas pernah zona merah dan turun ke zona kuning. Untuk itu, satgas Covid-19, akan meningkatkan dan gencar mensosialisasikan vaksinasi massal ke masyarakat.
Namun demikian, kata Satono yang menjadi masalah saat ini adalah ketika masyarakat sedang bersemangat untuk divaksin, ternyata stok vaksin di daerah tidak mencukupi. Oleh karenanya, dia sudah sering mengatakan agar Pemprov Kalbar menambah stok vaksin untuk Sambas.
"Sekarang Sambas kembali lagi zona orange. PPKM Level 3 diberlakukan. Tapi tidak apa-apa, walaupun kita berharap Sambas zona hijau. Kita sebenarnya masih minim cakupan vaksinasi. Hal itu disebabkan karena barangnya tidak ada," katanya.
"Saya sudah bilang, vaksin itu tidak bisa di bagi rata. Populasi masyarakat di Sambas itu terbesar kedua setelah Kota Pontianak. Tiga kali lipat penduduk Kota Singkawang. Sudah pasti kebutuhan kita lebih banyak," sambungnya.
Satono juga tidak menampik jika selama masa pandemi, PMI yang keluar masuk Sambas-Malaysia dari jalur tikus itu ada. Dan itulah yang selama ini menjadi tantangan semua stakeholder, baik Pemda dan juga Satgas di perbatasan.
"Saya yakin, Satgas Covid-19 Sambas selalu kompak dan siaga. Saya sebagai kepala daerah Sambas meminta, harus ada komitmen yang dibangun antara Sambas dan Malaysia soal penanganan PMI di saat pandemi ini," ungkapnya.
"Apalagi Sambas adalah penyumbang terbesar pahlawan devisa di negeri Jiran," tutupnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Sambas)