Ahli Epidemiologi Kalbar Ingatkan Pemerintah Waspadai Gelombang Ke 3 Covid-19 Akhir Tahun 2021
Menurutnya, perlu dipastikan apakah Pemkot telah melakukan pemeriksaan secara masif, sebagaimana disyaratkan WHO yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Semua pihak harus bahu membahu untuk mencegah serta memutus rantai penularan Covid-19.
Pemerintah harus tegas dalam menerapkan aturan agar tidak terjadi gelombang penularan berikutnya.
Selain dari sisi pemerintah, hal utama adalah disiplin dan kesadaran masyarakat sendiri perihal menerapkan protokol kesehatan.
Seperti yang dijelaskan oleh Ahli Epidemiologi Kalbar, Dr. Malik Saepudin SKM,M.Kes.
Ia menjelaskan penurunan kasus covid-19 dipengaruhi oleh banyak faktor yang paling mudah dilihat sekarang adalah penurunan kasus positif berkurang, karena jumlah pemeriksaan juga barang kali berkurang.
Dalam hal ini, Malik Saepudin menyampaikan, bahwa hasil jumlah pemeriksaan terhadap orang yang diperiksa mempengaruhi angka kasus rata-rata penambahan positif setiap harinya.
Menurutnya, perlu dipastikan apakah Pemkot telah melakukan pemeriksaan secara masif, sebagaimana disyaratkan WHO yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.
Jika sudah tercapai hasil pemeriksaan tersebut, maka penurunan yang terjadi diyakini benar adanya, jika positivity rate 3 %, artinya dari 100 pemeriksaan hanya 3 yang dinyatakan positif covid-19.
• Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Gubernur Sutarmidji Siapkan Fasilitas & Masuk Kalbar Tetap PCR
Ahli Epidemiologi sekaligus ketua tim kajian ilmiah Covid-19 Poltekkes Kemenkes Pontianak dan Ketua Muhmamadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kalimantan Barat ini menegaskan penurunan yang terjadi tidak serta-merta mengartikan bahwa kondisi semakin baik dan perjuangan melawan Covid-19 ini dianggap telah berakhir.
Semestinya, kata Ahli Epidemiologi ini, masyarakat tetap waspada. Komitmen melaksnakan protokol kesehatan 5 M yang lebih baik terutama memakai masker yang baik dan benar, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas, serta mengikuti vaksinasi Covid-19 sampai tuntas.
Ia mengingatkan belajar dari masa lulu, bahwa peningkatan terjadi, setelah ada penurunan, namun datangnya musim libur natal dan tahun baru, serta mudik lebaran di tahun 2020, maka lonjakan kasus terjadi pada bulan Juni-Juli 2021 sebagai puncak kasus gelombang 2.
Saat ini sedang ada penurunan, namun akan datang bulan Desember 2021, yaitu adanya libur natal dan tahun baru.
Maka hal ini menjadi perhatian serius dari pemerintah baik pusat sampai daerah, serta seluruh masyarakat untuk tetap berhati-hati dan komitmen dalam melaksankan dan mengawal prokes 5M, 3T dan vaksinasi.
Terutama upaya pemerintah mengawasi dan menutup pintu masuk dari luar negri dengan ketat.
Hal ini belajar dari pengalaman masa lalu, terjadinya transmisi/penularan Covid-19 yang masif dan cepat di lokal didahului dengan adanya kasus import.
• DAFTAR RIWAYAT Penyakit yang Tidak Boleh Vaksin, Berikut Cara Kerja 7 Jenis Vaksin Covid-19 !