Klaster Covid Muncul saat Pembelajaran Tatap Muka, Institut Shanti Buwana Bengkayang Tutup Dua Pekan
Pada saat mulai pembelajaran sebenarnya sudah di-swab antigen, tetapi dalam proses pembelajaran terjadi penularan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BENGKAYANG - Sebanyak 139 mahasiswa terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR yang keluar pada Sabtu 11 September 2021.
Setelah ditemukan klaster baru penyebaran Covid-19, Institut Shanti Bhuwana Bengkayang menutup sementara kampus selama dua pekan.
Para mahasiswa itu positif Covid-19 namun tanpa gejala. “Total ada 139 kasus konfirmasi dari di kampus Shanti Bhuwana Bengkayang, dan semuanya OTG,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kalbar, Harisson, pada Minggu 12 September 2021.
Harisson mengaku sudah mendapatkan penjelasan terkait klaster kampus dari Kepala Diskes Bengkayang. Ia menjelaskan, mahasiswa selama proses perkuliahan tinggal di asrama kampus.
“Pada saat mulai pembelajaran sebenarnya sudah di-swab antigen, tetapi dalam proses pembelajaran terjadi penularan,” jelas Harisson.
Maka dari itu, diakuinya pihak kampus telah mengambil langkah dengan menutup sementara pembelajaran tatap muka (PTM) selama dua pekan ke depan. “Mahasiswa dengan hasil laboratorium negatif, segera dipulangkan,” imbuhnya.
• Siapkan Kuliah Tatap Muka IKIP PGRI Pontianak Bentuk Satgas Covid-19 Cegah Klaster Mahasiswa
Sedangkan mahasiswa dengan hasil reaktif dengan CT tinggi dilakukan isolasi di asrama kampus. Lalu, mahasiswa dengan hasil positif CT rendah dimasukkan ke Rumah Sakit (RS) Darurat. “Untuk mereka yang kasus positif ini telah diberikan vitamin,” kata Harisson.
Harisson juga memastikan, Diskes Kalbar telah mengirimkan paket-paket obat Covid-19 sebanyak 200 paket untuk RS Darurat Bengkayang. Ia meminta, kasus seperti ini menjadi pelajaran.
Selain itu, Harisson juga mewanti-wanti kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkayang untuk ekstra hati- hati. Karena ia mengatakan, Bengkayang daerah yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia. Menurutnya negara tetangga tersebut saat ini kasus Covid-19 masih tinggi.
“Perhatikan betul jalan-jalan tikus, keluar-masuk orang di perbatasan. Seharusnya mereka tidak boleh keluar-masuk tanpa pemeriksaan antigen atau PCR, dan harus dilakukan proses isolasi selama delapan hari. Bila masuk ke wilayah Indonesia dalam hal ini Bengkayang,” pesannya.
Secara umum, Harisson juga mengingatkan masyarakat untuk hati- hati. Sebab saat ini masyarakat telah hidup berdampingan dengan virus Covid-19.
“Saya ingatkan untuk tetap menjaga prokotol kesehatan (prokes), seperti selalu gunakan masker dua lapis, jaga jarak, dan cuci tangan agar tidak tertular,” pesannya.
Harisson menjelaskan, endemi corona bermakna masyarakat hidup berdampingan dengan virus. Maka dari itu, ia berpesan agar jangan lengah bila tidak ingin tertular.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Diskes dan Keluarga Berencana Bengkayang I Made Putra Negara juga menyampaikan informasi senada terkait temuan klaster kampus di Bengkayang.
"Betul, kampus Shanti Bhuana Bengkayang kemarin banyak yang positif. Padahal sebelum mulai kuliah, mereka sudah di-swab antigen terlebih dahulu, semua hasilnya negatif," terang Made.
Setelah hasil tes swab antigen negatif, ia menerangkan, ditemukan ada yang sakit dengan kondisi demam dan batuk. Setelah dilakukan uji tes PCR, ternyata di antara mahasiswa itu terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kemudian, ada yang demam dan batuk. Setelah dilakukan tes, ternyata positif. Dengan adanya kasus ini terpaksa kampus ditutup kembali dua minggu ke depannya," ucapnya.
Made mengatakan, mahasiswa yang hasil tes PCR negatif dipulangkan ke rumah masing-masing. Sedangkan, mahasiswa yang terkonfirmasi dengan CT tinggi diisolasi di kampus, dan CT rendah diisolasi di rumah sakit lapangan.
"Anak yang sehat dipulangkan, yang positif dengan CT tinggi diisolasi di kampus. Anak dengan CT rendah delapan orang, diisolasi di Rumah Sakit Lapangan," ungkapnya.
Ia menjelaskan, revisi data dari Puskesmas Bengkayang sebanyak 138 kasus terkonfirmasi positif dalam klaster ini. Pada awalnya, saat screening pertama, ada 18 kasus positif Covid-19.
Lalu, dijelaskan, dilakukan tracing terhadap mahasiswa lainnya. Setelah diketahui, ada tambahan 120 kasus sehingga total kasus positif Covid-19 tercatat menjadi 138 kasus.
[Update Berita Seputar Covid-19]
Susun SOP
Upaya mencegah munculnya klaster Covid-19 juga dilakukan sejumlah kampus lainnya. Rektor Universitas Tanjungpura ( Untan) Pontianak Prof Garuda Wiko mengatakan saat ini pihaknya sedang menyusun draf SOP untuk persiapan PTM secara bertahap.
Ia mengatakan sebelumnya sesuai kebijakan kementerian bahwa ketika kondisi PPKM Level 4 turun menjadi PPKM Level 3 apabila kondisi memungkinkan, dapat melakukan PTM dengan hati-hati, teliti serta bertahap.
• Siapkan Kuliah Tatap Muka IKIP PGRI Pontianak Bentuk Satgas Covid-19 Cegah Klaster Mahasiswa
“Sampai saat ini di Untan sebagian besar mahasiswa masih sepenuhnya daring, tapi untuk kegiatan mahasiswa yang mengurus tugas akhir dan praktik di lab diatur sedemikian rupa supaya tidak terjadi kerumunan,” ujarnya kepada Tribun, Minggu 12 September 2021.
Ia mengatakan, jika Untan melakuka PTM tentu terlebih dahulu akan meminta pendapat kepada Satgas Covid-19. PTM juga akan dilakukan bertahap.
“Jadi sekarang kita masih gunakan sistem belajar tetap kombinasi baik dengan luring jumlah terbatas di kombinasi dengan daring,” ujarnya.
Menurut Garuda Wiko, persiapan untuk melakukan PTM harus dilakukan dengan matang agar ke depan tidak muncul klaster baru dari perguruan tinggi.
“Jadi masih banyak pembelajaran di Untan secara daring untuk kelas biasa. Kita masih siapkan untuk metoder luring dan masih menyusun draf SOP terkait berapa jumlah mahasiswanya, semester berapa dan prodi yang siap yang mana saja,” ujarnya.
“Sistem belajar kita ada yang blended learning. Jadi ada yang melakukan penelitian dan sebagainya. Seminar dan skripsi masih daring dan beberapa sudah dirancang SOP untuk itu,” tambahnya.
Ia berharap mahasiswa dapat mengikuti vaksinasi dan juga tentu betul-betul memperhatikan disiplin prosedur baru yang wajib dilakukan untuk persiapan PTM dengan penerapan prokes yang harus ketat dan disiplin.
Sementara IKIP PGRI Pontianak akan mulai membuka PTM bertahap untuk para mahasiswa baru (maba) pada Senin (13/9) hari ini. Total mahasiswa baru pada pendaftaran gelombang pertama IKIP PGRI Pontianak sebanyak 816 orang. Tak hanya maba, pembelajaran tatap muka juga akan diberlakukan terhadap mahasiswa lainnya.
Rektor IKIP PGRI Pontianak Rustam mengatakan, pihaknya juga tidak menginginkan munculnya klaster Covid-19 di kampus. Langkah antisipasi pun dilakukan, seperti membentuk satgas di tingkat kampus dan menyiapkan sarana dan prasarana prokes.
“Kalau di IKIP sudah dari awal kemarin kita menyiapkan prokes dan setiap pintu masuk baik di rektorat sudah disiapkan handsanitizer. Kita juga sudah ada satgas tingkat kampus,” ujarnya.
Ia mengatakan, selain memulai PTM pada hari ini, sebagian mahasiwa tetap diarahkan untuk daring.
“Nanti kita sediakan kelas ada offline dan online dan diusahakan yang di rumah dapat mengikuti pelajaran di kelas. Jadi giliran keesokan harinya supaya dosen tidak mengulang materi yang sama,” ungkapnya.
Rustam meminta setiap fakultas membagi kelas antara mahasiswa baru dan tingkat atas. Di mana akan diusahakan bisa diberikan layanan offline dan online.
“Kemudian prokes juga sudah kita terapkan sampai tim satgas juga harus turun untuk ikut melakukan penyemprotan disinfektan berkala,” ujarnya.
Mendengar ditemukan klaster baru di tingkat perguruan tinggi di Kalbar, Rustam mengaku menjadi ketakukan bagi kampus lainnya. Namun hal yang perlu dilakukan adalah antisipasi sebelum dilakukan PTM tersebut.
“Kalau ketakutan yang pasti ada dengan mendengar berita kayak gini. Tapi konsepnya jangan lengah, harus kita wanti-wanti dengan terus prokes,” ujarnya.
Sedangkan langkah lain telah dilakukan vaksin dosis kedua untuk seluruh dosen dan masih mendata para mahasiswa yang belum dan sudah divaksin. “Jika pendataan sudah selesai nanti kita ajukan ke dinas kesehatan untuk diajukan permohonan vaksin di kampus,” ujarnya
Nanti ketika PTM telah dilakukan, Rustam mengatakan bahwa untuk evaluasi belajar offline tersebut bisa dilakukan oleh setiap prodi secara ketat.
“Untuk evaluasi saya minta juga setiap prodi mendata baik secara online dan offline bagi mahasiswa yang sudah vaksin. Setelah itu setiap prodi silakan mengambil kebijakan,” ujarnya.
Namun secara garis besar dari pihak kampus mengimbau jangan secepatnya untuk membuka kelas offline seandainya memang prokes tidak dipersiapkan dengan matang.
“Tapi hasil rapat kemarin sudah diputuskan untuk PTM dibagi dua tahapan dan mengimbau mahasiswa baru yang memang sudah terbukti sehat baru boleh masuk,” katanya.