Doa Katolik

Orang Kudus Katolik 11 September 2021, Santo Protus, Hyasintus dan Beato Yohanes Gabriel Perboyre

Orang kudus Katolik pada 11 September mengenang pengorbanan dan perjuangan Santo Protus dan Hyasintus dan Beato Yohanes Gabriel Perboyre.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIDHOINO KRISTO SEBASTIANUS MELANO/KOLASE
Santo Protus dan Hyasintus (kiri) dan Beato Yohanes Gabriel Perboyre (kanan). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Orang kudus Katolik 11 September 2021.

Orang kudus Katolik pada 11 September mengenang pengorbanan dan perjuangan Santo Protus dan Hyasintus dan Beato Yohanes Gabriel Perboyre.

Simak kisahnya berikut ini.

Renungan Katolik Sabtu 11 September 2021 Lengkap Bacaan 1 Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan

Santo Protus dan Hyasintus, Martir

Selama beberapa kurun waktu kedua bersaudara ini bekerja di sebuah pertapaan di Mesir.

Mereka kemudian pindah ke Roma.

Di sana mereka bekerja sebagai pelayan pada seorang wanita bangsawan bernama Eugenia, yang kemudian dihormati sebagai Santa.

Pada waktu itu kekaisaran Roma diperintah oleh Kaisar Gallienus.

Seperti kaisar-kaisar sebelumnya, Gallienus tidak suka pada orang-orang Kristen.

Ia menyuruh serdadu -serdadu menangkap dan memenggal kepala Protus dan Hyasintus.

Peristiwa berdarah atas kedua bersaudara ini terjadi pada tahun 257.

Kuburan Hyasintus ditemukan kembali di sebuah katakombe di Roma pada tahun 1845.

Ada petunjuk kuat pada sisa-sisa tulangnya bahwa ia mati terbakar, sedangkan kuburan Protus ditemukan dalam keadaan kosong.

Beato Yohanes Gabriel Perboyre, Martir

Ketika masih kanak- kanak, Yohanes sudah terbiasa dengan kerja keras.

Ia biasa membantu ayahnya menggembalakan ternak-ternak mereka di padang.

Pada umur 8 tahun, ia masuk sekolah atas izin ayahnya.

Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di seminari menengah.

Yohanes, seorang calon imam yang sederhana, tetapi saleh, pandai dan senantiasa riang.

Terdorong oleh keinginannya untuk menjadi rasul Kristus di tempat lain, ia masuk Kongregasi Misi Santo Vincentius, yang lazim disebut orang Tarekat Lazaris.

Ia kemudian ditabhiskan menjadi imam di Paris.

Imam muda ini disenangi dan dikagumi banyak orang terutama rekan-rekannya sebiara.

Kepandaian dan kebijaksanaannya dalam berkarya membuat dia diserahi berbagai jabatan penting di tanah airnya, kendatipun usianya masih tergolong muda.

Kemudian atas permintaannya sendiri, ia diutus sebagai misionaris di negeri Tiongkok pada tahun 1830.

Pada masa itu, Tiongkok masih tertutup sekali pada dunia luar.

Dengan demikian, kepergiannyake sana membawa bahaya tersendiri.

Ia harus melayani umat yang ada disana dalam situasi selalu terancam bahaya dan bermacam-macam kesulitan.

Tetapi Yohanes tidak takut akan semua bahaya itu.

Ia yakin bahwa Tuhan akan senantiasa menolong dia dalam karyanya.

Ia tanpa takut melayani umat Kristen yang ada di negeri itu dengan memberi mereka pengajaran agama dan pelayanan sakramen-sakramen secara sembunyi-sembunyi.

Rasa haus, udara yang dingin dan keletihan tidak dihiraukannya demi pelayanan umat.

Karyanya yang penuh bahaya itu didasari oleh kekuatan batin melalui doa-doa dan matiraganya.

Akhirnya imam muda ini mengalami nasib yang sama seperti Kristus Tuhan yang dilayaninya.

Seperti Kristus, Yohanes dijual oleh seorang pengkhianat dengan 30 keping perak.

Setelah menderita sengsara setahun lamanya, ia mati di atas tiang gantungan yang dibuat berbentuk salib, pada hari Jumat pertama di bulan September 1840, tepat puku l 3 siang.

Kesucian hidupnya di balas Tuhan dengan berbagai mukzijat dan karunia yang luar biasa kepada setiap orang yang berdoa dengan meminta perantaraannya.

Pada tahun 1889, ia dinyatakan sebagai seorang Beato oleh Sri Paus Leo XIII.

Prosedur

Orang-orang Kudus, terdiri dari tua-muda, rohaniawan/wati, bapa-ibu, perawan-janda, raja-rakyat jelata, cendekiawan-orang tidak berpendidikan, yang berasal dari berbagai suku bangsa, ras dan budaya.

Bunda Gereja yang kudus dibawah bimbingan Roh Kudus secara resmi menyebut dan menyatakan mereka “Orang-Orang Kudus”, baik sebagai ‘Beato-Beata’ atau ‘Santo-Santa’.

Pernyataan resmi Gereja itu diawali dengan suatu proses penelitian yang panjang dan teliti, yang disebut Beatifikasi dan kanonisasi hingga akhirnya disetujui oleh Takhta Suci.

Prosedur untuk menetapkan calon santo-santa di mulai tahun 1234, di prakarsai oleh Paus Gregorius IX dan Kongregasi Ritus yang diberi wewenang untuk mengawasi keseluruh prosesnya (Kongregasi Ritus dan terbentuk mulai tahun 1588, oleh Paus Sixtus V),

Apabila seorang yang telah meninggal dunia dan “dianggap martir” atau “dianggap kudus” maka biasanya Uskup Diosesan yang memprakarsai proses penyelidikan.

Dimana salah satu unsur penyelidikan adalah apakah suatu permohonan khusus atau mukjizat telah terjadi melalui perantaraan calon santo-santa yang bersangkutan.

Gereja juga akan menyelidiki tulisan-tulisan calon santo-santa guna melihat apakah mereka setia pada “ajaran yang murni,” pada intinya tidak didapati adanya suatu kesesatan atau suatu yang bertentangan dengan iman Katolik.

Segala informasi ini dikumpulkan, dan kemudian suatu transumptum, yaitu salinan yang sebenarnya, yang disahkan dan dimeterai, diserahkan kepada Kongregasi Ritus.

Begitu transumptum telah diterima oleh Kongregasi, penyelidikan lebih lanjut dilaksanakan.

Jika calon santo-santa adalah seorang martir, Kongregasi menentukan apakah ia wafat karena iman dan sungguh mempersembahkan hidupnya sebagai kurban cinta kepada Kristus dan Gereja.

Dalam perkara-perkara lainnya, Kongregasi memeriksa apakah calon digerakkan oleh belas kasih yang istimewa kepada sesama dan mengamalkan keutamaan-keutamaan dalam tindakan yang menunjukkan keteladanan dan kegagahan.

Sepanjang proses penyelidikan ini, “promotor iman”, mengajukan keberatan-keberatan dan ketidakpercayaan yang harus berhasil disanggah oleh Kongregasi.

Begitu seorang calon dimaklumkan sebagai hidup dengan mengamalkan keutamaan-keutamaan yang gagah berani, maka calon dimaklumkan sebagai Venerabilis.

Proses selanjutnya adalah BEATIFIKASI. Seorang martir dapat dibeatifikasi dan dimaklumkan sebagai “Beato-Beata” dengan keutamaan kemartiran itu sendiri.

Di luar kemartiran, calon harus diperlengkapi dengan suatu mukjizat yang terjadi dengan perantaraannya.

Dalam memastikan kebenaran mukjizat, Gereja melihat apakah Tuhan sungguh melakukan mukjizat lewat perantaraan calon Beato/Beata.

Begitu dibeatifikasi, calon santa-santo boleh dihormati, tetapi terbatas pada suatu kota, keuskupan, wilayah atau kelompok religius tertentu.

Selanjutnya, Paus akan mengesahkan suatu doa khusus, atau Misa atau Ofisi Ilahi yang pantas demi menghormati Beato-Beata yang bersangkutan.

Setelah beatifikasi, suatu mukjizat lain masih diperlukan untuk kanonisasi dan memaklumkan secara resmi seseorang sebagai seorang santo-santa.

Proses resmi untuk memaklumkan seseorang sebagai seorang santo- santa disebut KANONISASI.

Para orang-orang kudus, bukan berarti selama hidupnya tidak mempunyai cela/kesalahan.

Sebagai manusia mereka memiliki juga kecenderungan berdosa, kelemahan dan kekuaragan selama masa hidupnya.

Ada juga orang kudus yang selama hidupnya dikenal sebagai pendosa berat, namun oleh sentuhan rahmat Allah, mereka bertobat dan memulai menata hidupnya secara baru mengikuti kehendak Allah.

Kita, dibawah bimbingan Tuhan dan Gereja-Nya, meneladani cara hidup mereka (Santo-Santa/beato-Beata), menjadikan mereka pelindung kita dan perantara doa-doa kita.

Yang terutama, dalam memilih nama Baptis atau Krisma, kita harus melihat dari Kekhasan Santo-santa tersebut.

Misalnya kalau diri kita ingin menjadi yang militan dalam menghayati kekristenan, pilih St. Ingatius Loyola.

Kalau menjadi seorang yang sangat kristis, bisa memilih nama Baptis/Krisma St. Thomas, kalau berpribadi tenang bisa pilih St. Philipus, dan sebagainya.

Jadi sebaiknya bukan karena disesuaikan dengan pesta/perayaan atau tanggal dari kelahiran kita.

Terang doa dan dalam bimbingan Roh Kudus akan membantu dalam pemilihan nama pelindung kita baik dalam Baptis maupun Krisma.

Sumber: imankatolik.or.id

(Update informasi seputar katolik klik di sini)

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved