Ciri Kena Badai Sitokin? Muncul dalam Waktu 6-7 Hari setelah Terinfeksi Covid-19

Sindrom ini juga dialami oleh penderita covid-19, seperti yang terjadi pada presenter Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu.

Editor: Marlen Sitinjak
NET/GOOGLE
Ilustrasi. Badai sitokin merupakan satu di antara sindrom yang bisa terjadi pada pasien covid-19. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Badai sitokin merupakan satu di antara sindrom yang bisa terjadi pada pasien covid-19.

Dalam beberapa kasus, sindrom ini berpotensi mengakibatkan kompilasi pernapasan hingga kematian.

Istilah badai sitokin kerap muncul saat pandemi covid-19.

Sindrom ini juga dialami oleh penderita covid-19, seperti yang terjadi pada presenter Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu.

Badai sitokin adalah kondisi respons imun tubuh yang berlebihan.

Biasanya kondisi tersebut dipicu oleh infeksi.

Apa itu Badai Sitokin pada Covid ? Bagaimana Cara Mengatasi Badai Sitokin Covid 19 ?

Sitokin sendiri merupakan protein yang mengomunikasikan sinyal-sinyal dalam tubuh untuk merespons infeksi.

Dalam kondisi normal, sitokin membantu mengkoordinasikan respons sistem kekebalan tubuh untuk menangani zat menular, seperti virus atau bakteri.

Permasalahan pada respons yang dilakukan sitokin dapat merugikan kesehatan tubuh, seperti menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Melansir dari Very Well Health, pada orang yang mengalami sindrom badai sitokin.

Sitokin tertentu hadir dalam darah dalam jumlah yang lebih tinggi dari batas normal.

Pada covid-19, peningkatan beberapa sitokin inflamasi dapat menyebabkan gangguan pernapasan akut, yakni penyebab utama kematian pada penyintas covid-19.

Badai sitokin dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda.

Terkadang berupa gejala ringan seperti flu.

Namun, gejalanya juga bisa parah dan mengancam jiwa.

Badai Sitokin dan Cara Mencegahnya

Berikut gejala badai sitokin:

Para ilmuwan masih bekerja untuk memahami jaringan kompleks penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya badai sitokin.

Para ahli menduga, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa jenis masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti sistem kekebalan itu sendiri.

"Biasanya, sitokin bekerja untuk membantu tubuh kita dalam jumlah sedang. Namun pada kondisi tertentu, di mana jumlahnya menjadi terlalu banyak, sistem kekebalan malah menyebabkan kerusakan pada tubuh pasien," papar profesor di divisi penyakit menular di University of Cincinnati College of Medicine, Carl Fichtenbaum, Senin 23 Agustus 2021.

Pengidap badai sitokin pada pasien covid-19 dapat mengalami demam dan sesak napas yang berpotensi menyebabkan kompilasi pernapasan.

Alami Badai Sitokin, Deddy Corbuzier Lewati Masa Kritis Setelah Terpapar Virus Covid-19

Biasanya, kompilasi ini muncul dalam waktu 6-7 hari setelah terinfeksi covid-19.

Sementara itu, orang dengan sindrom autoimun tertentu memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom badai sitokin.

Misalnya, ini dapat terjadi pada penyakit Still, pada arthritis idiopatik remaja sistemik (JIA), dan pada lupus.

Dalam konteks ini, badai sitokin sering disebut dengan nama "sindrom aktivasi makrofag."

Apabila seseorang mengalami gejala yang parah, seperti kesulitan bernapas, maka diperlukan perawatan di unit perawatan intensif.

Dalam beberapa situasi, dimungkinkan untuk mengobati sumber yang mendasari badai sitokin.

Misalnya, jika badai sitokin disebabkan oleh infeksi bakteri, maka antibiotik dapat membantu pasien. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved