Putra Kalbar Gugur di Papua
Ambrosius Gugur Bela Negara, Andreas: Dalam Doa Saya, Seharusnya Dia Datang Membawa Pangkat
Andreas dan keluarga almarhum menangis sesenggukan. Beberapa kali Andreas tampak menyeka air matanya dengan tisu.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kesedihan tak dapat ditutupi Andreas. Duka itu terlalu dalam. Tangisnya pecah tatkala jenazah Sertu (Anumerta) Ambrosius Apri Yudiman tiba di Makodim 1205/Sintang.
Andreas dan keluarga almarhum menangis sesenggukan. Beberapa kali Andreas tampak menyeka air matanya dengan tisu.
Kenyataan itu terlalu pahit. Putra asal Kalbar, gugur dalam tugas membela negara. Ambrosius gugur menjadi korban serangan kelompok sparatis teroris (KST) di Pos Koramil Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.
"Dalam doa saya, seharusnya dia datang membawa pangkat, tapi dia datang sudah menjadi mayat dia sendiri. Ini yang saya sangat kesalkan, bukan berarti tidak merelakan akan hal ini," kata Andreas, Sabtu 4 September 2021.
• Isak Tangis Keluarga Pecah Sambut Kedatangan Jenazah Sertu Anumerta Ambrosius Apri Yudiman
Meski bukan saudara kandung, Ambrosius sudah dianggap sebagai adik oleh Andreas. Bahkan, saat Ambrosius akan ditugaskan negara ke Pos Koramil Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Andreas sempat berpesan agar berhati-hati selama berada di wilayah konflik.
"Sebelum dia berangkat ke papua, saya pesan, di sana wilayah konflik. Saya pesan begini, 'Dek, jadikan senjatamu istrimu. Bila perlu, tidur pun dibawa'. Sebab kita tidak tahu, kemungkinan terlena aman dan tidak waspada akhirnya, tau lah musuh itu kan melihat peluang," ungkap Andreas.
Andreas menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, terutama TNI AD yang telah membawa jenazah Ambrosius ke kampung halaman dan dimakamkan secara militer di TMP Kusumalaya di Ketungau Tengah.
"Sudah seperti ini, jadi ndak bisa kita salahkan. Kita tidak tahu kalau sudah maut menjemput ada hal hal yang memang menyakitkan. Mewakili keluarga besar, kami mengucpakan terima kasih pada pemerintah yang telah membawa anak kami tiba di sintang kendati pun tiba sangat menyakitkan. Kami harap pemerintah bertindak tegas atas insiden ini," harapnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Sintang)