Bagaimana Sikap Para Wali Terhadap Budaya-budaya Hindhu-Budha yang Sudah Menjadi Tradisi Masyarakat

Sikap para wali terhadap budaya-budaya Hindhu-Budha yang sudah menjadi tradisi masyarakat, juga ikut menghormati.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Kompas/Muhammad Ikhsan Mahar
Menara Masjid Kudus, peninggalan Sunan Kudus satu di antara wali songo. 

Sedangkan 12 buah lainnya berwarna putih berlukiskan kembang.

Sunan Kudus menyebarkan Islam dengan jalan kebijaksanaan, mengkomproikan arsitektur Islam, Jawa, Hindu-Budha, dan Kebudayaan Tionghoa.

Sehingga mendapatkan simpati dari penduduk setempat yang masih beragama Hindu atau Budha atau aliran kepercayaan lainnya.

Membangun Padasan (Tempat Wudhu)

Padasan dibangun dengan pancuran berjumlah delapan dan diberikan arca di atasnya.

Dalam ajaran Budha arca menjadi simbol dalam keyakinan mereka.

Terdapat delapan ajaran yang dinamakan asta sanghika marga (sebuah ajaran cara bersikap dalam kehidupan).

Dalam usahanya mencari perhatian orang-orang Hindu-Budha, Sunan Kudus meneraik mereka lewat arsitektur menara dan padasan di
sekitarnya hingga membuahkan hasil.

Lambat laun banyak para pemeluk Hindu-Budha berdatangan memeluk Islam hingga Kudus menjadi kota penting dalam penyebaran Islam.
Di awal dakwahnya ke Kudus, Sunan Kudus mementingkan persatuan masyarakat lokal dengan menghormati pemeluk agama lain.

Ia melarang penyembelihan sapi pada saat pelaksanaan ibadah qurban, hal ini dilakukan sebagai bentuk toleransi kepada ajaran agama lain yang memposisikan sapi sebagai hewan yang dihormati dan dikeramatkan.

Pelarangan tersebut bukan karena dilarang menurut ajaran Islam tapi penyembelihan sapi pada saat itu dapat menimbulkan ketersinggungan sebuah kerajaan yang dipimpin Pangeran Poncowati.

Kearifan yang dilakukan Sunan Kudus mengundang kehadiran Pangeran Poncowati menanyakan, “apakah larangan menyembelih sapi oleh Sunan Kudus adalah ajaran agama Islam?”

Lalu dijawab oleh Sunan Kudus, “Sapi bukanlah hewan yang diharamkan, dan larangan itu disampaikan sebagai penghormatan itu kepada pemeluk agama yang menganggap sapi sebagai binatang yang dihormati.”

Kejadian ini sebagai sebab masuk Islamnya Pangeran Poncowati dan menyerahkan wilayah kerajaan kepada Sunan Kudus.

Dalam dakwahnya, Sunan Kudus melakukan hal-hal yang unik untuk menarik perhatian pemeluk agama lain berkumpul di depan masjid.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved