Mgr Agustinus Agus: Nilai-nilai di Pramuka Tak Jauh dari Nilai-nilai di Katolik
Uskup Agus menilai bahwa apa yang ia lihat tentang pramuka tidak jauh berbeda dengan nilai-nilai yang ada di gereja Katolik
Penulis: Stefanus Akim | Editor: Stefanus Akim
“Kata lain yang digunakan Yesus adalah jika kamu hendak memimpin harus melayani bukan dilayani,” kata Uskup.
Uskup Agung Pontianak, memaparkan pandangannya di zaman yang serba maju saat ini banyak orang mengedepankan power-nya dan bukan dengan hati-nya. Namun Uskup yakin semangat yang ada di dalam Pramuka tentu persauradaan yang dikedepankan.
Usai misa pembukaan oleh Mgr Agustinus Agus Uskup Agung Pontianak, selanjutnya acara dilanjutkan dengan upacara pembukaan kursus yang lansung dibuka oleh oleh H. Syarief Abdullah Alkadrie, SH, MH NTA sebagai ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Barat.
Dalam kesempatan yang berbahagia itu, H Syarief Abdullah Alkadrie mengajak semua peserta untuk memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izinNya lah, Kursus Pembina Pramuka Tingkat Dasar Virtual Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Tim Kerja Kepramukaan Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Pontianak bekerjasama dengan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Barat yang dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Daerah Kalimantan Barat sesuai dengan Petunjuk Penyelenggaraan.
“Saya menyambut baik dan perhatian serta menghargai usaha dan upaya Tim Kerja Kepramukaan Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Pontianak yang menyelenggarakan kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, untuk mengatasi kekurangan Pembina di tingkat Gugus depan khususnya dan di jajaran Kwartir pada umumnya,” kata H Syarief Abdullah Alkadrie.
H Syarief Abdullah Alkadrie menyampaikan bahwa sebagai insan yang terlibat dalam kepramukaan harus terus berusaha, belajar dan bekerja keras serta senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar apa yang direncanakan dan laksanakan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ia juga berharap semoga kesuksesan selalu menyertai langkah-langkah semua anggota di masa yang akan datang.
H Syarief Abdullah Alkadrie juga menyampaikan rujukan tentang perihal dari halaman 238 Tahun 1961 dan diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961 oleh Presiden Republik Indonesia, pada dasarnya merupakan kesinambungan Gerakan Kepanduan Nasional yang ada di Indonesia.
Tujuannya adalah untuk menumbuhkan Tunas Bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan hangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia dengan karya-karya pribadi unggul yang dapat dibanggakan.
“Kursus Mahir Dasar ini adalah implementasi dari Keputusan Presiden Indonesia atau biasa disingkat Keppres tersebut diatas yang menjadi tanggungjawab kita semua sebagai pelatih maupun para Pembina pramuka,” kata H Syarief Abdullah Alkadrie.
“Untuk melaksanakan kegiatan bagi kaum muda yang bersifat keluarga, non-politik, terbuka untuk semua dan tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama yang penyelenggaraannya dilakukan melalui suatu sistem nilai universal kepanduan di Indonesia dikenal sebagai Satya dan Darma Pramuka.”
Keterlibatan adalah aktualisasi diri dan bentuk tanggungjawabOleh karena itu, kegiatan kepramukaan semestinya tidak hanya bermanfaat bagi anggota untuk membentuk kaum muda yang berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur, beriman bertakwa, memiliki kecerdasan, keterampilan yang tinggi dan sehat jasmaninya, tetapi juga bagi masyarakat, bangsa dan negara.
H Syarief Abdullah Alkadrie menggaris bawahi bahwa kehadiran semua peserta yang berkumpul pada pembukaan kursus maupun peserta yang akan mengikuti kursus merupakan aktualisasi dari bentuk tanggungjawab untuk mengantar generasi penerus bangsa ke masa depan yang lebih cerah.
Kesempatan itu pula, H Syarief Abdullah Alkadrie menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Mgr Agustinus Agus, yang merupakan Uskup Agung Pontianak. Ia mengaku sudah melihat informasi dan jejak-jejak Uskup dan sumbangsih Mgr Agus dalam kepramukaan Indonesia.
“Saya berterima kasih kepada Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus karena sumbangsihnya dan perhatiannya dengan kepramukaan Indonesia. Beliau juga saya kenal memiliki banyak kontribusi dan kompetensi yang luar biasa dalam hal kepramukaan,” tambahnya.
Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar Virtual 2021 menurut data panitia diikuti oleh 91 peserta virtual dan dihadiri lansung oleh Vincentius Martyadinata H sebagai Ketua Tim Kerja Kepramukaan Majelis Nasional Pendidikan Katolik.