Khazanah Islam

Hadits Tentang Puasa Muharram, Apa Boleh Puasa di Tahun Baru Islam?

Kita cukup berpegang pada dalil Shahih bahwa puasa yang paling bagus setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Ilustrasi Dalil Puasa Muharram. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Puasa Muharram maksudnya adalah amalan puasa yang dilaksanakan di bulan Muharram.

Selain itu memang ada juga Puasa Muharram yang hanya bisa dilaksanakan di bulan Muharram namun hukumnya sunnah.

Puasa di bulan Muharram sangat dianjurkan. Bahkan merupakan Puasa Muharam adalah yang paling bagus setelah puasa di bulan Ramadhan.

Berikut ini adalah dalil tentang Puasa Muharram:

Malam Ini Tahun Baru Islam, Baca Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Setelah Maghrib Malam 1 Suro

1. Puasa di Bulan Haram

Bulan Muharram adalah satu di antara bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah SWT.

Dalilnya bisa dilihat dalam Al Quran Surah at-Taubah, 9 ayat 36.

Adapun empat bulan tersebut yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab dijelaskan dalam Hadits Riwayat At-Tirmidzi.

Satu di antara amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan di empat bulan ini adalah puasa.

2. Puasa Paling Utama Setelah Ramadhan

Buya Yahya dalam satu ceramahnya menyampaikan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yaitu Muharram," (HR. Muslim).

Doa 1 Muharram 1443 Hijriyah ! Baca Doa Awal Tahun Setelah Maghrib & Doa Akhir Tahun Sebelum Maghrib

3. Puasa Asyura

Puasa Asyura adalah puasa yang dilaksanakan di tanggal 10 Muharram.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa di hari Asyura, maka beliau menjawab : “Puasa itu bisa menghapuskan (dosa-dosa kecil) pada tahun kemarin.

4. Puasa Tasua

Puasa Tasua adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram.

Puasa ini dianjurkan Rasulullah SAW meski belum dilaksanakan, karena Rasul SAW meninggal dunia.

Dalam hadits disampaikan bahwa ketika melaksanakan Puasa Asyura, Rasul SAW memerintahkan sahabat untuk ikut berpuasa.

Ada beberapa sahabat yang menyampaikan bahwa pada tanggal 10 Muharram adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani.

Lalu Nabi SAW bersabda: "Jika datang tahun depan, Insya Allah kita akan puasa tanggal 9 Muharram," (HR Muslim nomor 1916).

Jadi dari hadits-hadits tentang Puasa tersebut bisa disimpulkan bahwa puasa yang bisa dilaksanakan di bulan Muharram adalah sebagai berikut:

- Puasa Tasua, (9 Muharram 1443, Rabu 18 Agustus 2021)

- Puasa Asyura (10 Muharram 1443, Kamis 19 Agustus 2021)

- Puasa Senin Kamis

- Puasa Daud

- Puasa Qadha (Pengganti Ramadhan)

- Puasa Ayyamul Bidh

Lalu apa boleh puasa di Tahun Baru Islam?

Ulama al Jazair, DR Muhammad Ali Farkus menegaskan, perlu diperhatikan bahwa selama bulan Muharram dianjurkan untuk memperbanyak puasa.

Namun demikian, tidak boleh mengkhususkan hari tertentu dengan puasa pada hari terakhir tutup tahun dalam rangka perpisahan dengan tahun hijriyah sebelumnya.

Atau puasa di hari pertama Muharram dalam rangka membuka tahun baru dengan puasa.

Orang yang mengkhususkan puasa pada hari terakhir tutup tahun, atau hari pertama tahun baru berarti mereka menggunakan hadits palsu.

Jadi setiap orang jelas boleh melaksanakan puasa di tanggal 1 Muharram.

Sebab Rasulullah SAW bersabda, Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yaitu Muharram.

Namun demikian, melaksanakan puasa 1 Muharram baik dilaksanakan jika memang niatnya untuk melaksanakan sunnah Nabi SAW.

Bukan karena ada kekhususan puasa di tanggal 1 Muharram.

Buya Yahya menegaskan, bahwa tidak ada dalil tentang puasa di awal tahun dan di akhir tahun.

Kita cukup berpegang pada dalil Shahih bahwa puasa yang paling bagus setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram.

"Ini sudah cukup. Nggak usah pakai riwayat-riwayat palsu. Riwayat-riwayat aneh," katanya.

"Kalau tadi masalah akhir tahun, awal tahun nggak dibenarkan," tegasnya.

Buya Yahya menyatakan, di antara bulan Muharram ada satu hari yang sangat istimewa adalah 10 Muharram atau Asyura.

"Lebih hebat lagi kalau anda tambah (puasa) tanggal 9 Muharram," katanya.

Soal puasa awal tahun dan puasa akhir tahun, Buya Yahya menegaskan bahwa riwayat itu bohong dan tidak bisa diterima.

"Wong, awal tahun dan akhir tahun itu ada pada zaman Sayyidina Umar bin Khattab ra. Bukan pada zaman Nabi SAW," katanya.

Buya Yahya menegaskan, yang mencetuskan awal tahun baru Islam adalah Khalifah Umar bin Khattab.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved