Bagaimana Perjalanan Sunan Ampel Datang ke Pulau Jawa dan Apa Saja Peninggalan dari Sunan Ampel?

Sunan Ampel atau Raden Rahmat datang ke pulau Jawa bersama ayah dan saudara tuanya Ali Murtadho, dan Raden Burereh yang sebelumnya tinggal di Campa.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Kompas.com
Sunan Ampel yang memiliki nama asli Sayid Ali Rahmatullah, satu di antara wali songo. 

Pada saat itu ayah Ali Rahmatullah menderita sakit dan hingga akhirnya wafat dan dikuburkan di Tuban tepatnya di desa Gresikharjo.

Kemudian sepeninggalan ayah tercinta Sayyid Murtadho melanjutkan perjalanan untuk berdakwah keliling Nusa Tenggara, Madura dan sampai ke Bima.

Di sini beliau juga mendapat gelar Pandita Bima yang pada akhirnya berdakwah di Gresik dan sering disebut dengan Raden Santri, pada akhirnya Raden Santri meninggal dunia dan dimakamkan di Gresik.

Sedangkan Sunan Ampel seorang diri pergi meneruskan perjalanan ke Majapahit menghadap Prabu Brawijaya.

Bukti-bukti Sejarah Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik

Setelah beberapa lama, Raden Rahmat menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri Tumenggung Arya Teja, Bupati Tuban yang juga cucu Arya Lembu Sura, Raja Surabaya yang muslim.

Dari pernikahannya, lahir anak dan cucu yang menjadi generasi penerus dakwahnya dalam menyebarkan Islam.

Begitu pula hubungan kekerabatannya dengan penguasa Surabaya, Arya Lembu Sura, pada gilirannya membawa Raden Rahmat menjadi bupati, penguasa Surabaya.

Kedudukan ini memberikan peluang baginya melakukan penyebaran Islam secara leluasa dan merintis pembangunan kota Surabaya.

Kondisi ini didukung pula dengan keberadaan Raja Majapahit, Sri Prabu Kertawijaya (1447-1451 M) sebagai Maharaja Majapahit yang menaruh perhatian besar dengan perkembangan agama Islam.

Dalam perjalanan dakwahnya, Sunan Ampel membangun masjid dan pesantren dan menjadikannya sebagai pusat pengkaderan mubalig yang disebar ke daerah lain di pulau Jawa.

Gelar Sunan atau susuhunan yang diperuntukkan pada Raden rahmat diberikan karena kedudukannya sebagai Raja (Bupati) Surabaya, dan sebagai guru suci di dukuh Ampel yang memiliki kewenangan melakukan baiat bagi para santrinya.

Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di samping Masjid Ampel, Kota Surabaya.

Apa Saja Peninggalan dari Sunan Ampel?

Ada banyak sekali peninggalan Sunan Ampel yang tetap diketahui hingga saat ini.

Mulai peninggalam dalam bentuk bangunan ataupun pembelajaran.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved