Olimpiade Tokyo
Profil Ranomi Kromowidjojo, Atlet Renang Asal Belanda Keturunan Jawa Suriname
Kromowidjojo ikut pertandingan internasional pertama kali dalam Kejuaraan Renang Eropa 2006 di Budapest sebagai salah satu dari peserta estafet renang
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Ranomi Kromowidjojo mencatat waktu 24,41 di heat 11. Ternyata itu yang kedelapan kalinya.
Setelah waktu yang sangat mengecewakan di seri 100 meter gaya bebas, Ranomi Kromowidjojo memutuskan untuk tidak berenang di babak penyisihan untuk mendapatkan tempat di semifinal kemarin.
Juara Olimpiade 2012 itu ingin tampil maksimal dalam gaya bebas 50 meter. Jadi untuk saat ini dengan sukses.
Ranomi Kromowidjojo lahir di Sauwerd, Belanda, 20 Agustus 1990. Dia adalah perenang gaya bebas Belanda keturunan Jawa Suriname.
Kromowidjojo ikut pertandingan internasional pertama kali dalam Kejuaraan Renang Eropa 2006 di Budapest sebagai salah satu dari peserta estafet renang gaya bebas 4 x 100 m.
• Perbakin Kalbar Utus Atletnya Ikut PON XX di Papua
Pada tahun-tahun berikutnya, ia memperoleh gelar juara dalam Kejuaraan Renang Jarak Pendek Eropa 2007, Kejuaraan Renang Eropa 2008, dan Kejuaraan Renang Jarak Pendek Dunia 2008 sebagai bagian anggota estafet gaya bebas Belanda.
Di luar itu, ia sudah mencatat beberapa rekor dunia dan Eropa bersama-sama dengan mitra renangnya.
Diketahui dirinya mulai menyukai dunia renang sejak umur 3 tahun saat liburan ke spanyol.
Mengapa ia mendapatkan keturunan Jawa Suriname?
Suriname dan Jawa memiliki sejarah yang erat. Negara yang bernama Republik Suriname ini memiliki penduduk beretnis Jawa mencapai 15 persen dari total penduduk.
Suriname merupakan negara di kawasan Amerika Selatan yang beribu kota di Paramaribo.
Negara yang memiliki bahasa nasional Belanda ini merayakan hari kemerdekaannya setiap 25 November.
Berdasarkan data Worldometers, total penduduk Suriname per 16 September 2020 mencapai 587.727 jiwa.
• Jadwal Liga Italia 2021 - Bertahan di As Roma, Henrikh Mkhitaryan Bidik Scudetto
Komposisi agama yang dianut rinciannya adalah Hindu (27,4%), Protestan (25,2%), Katolik Roma (22,8%), Islam (19,6%), termasuk Javanisme dan Animisme yang diakui pemerintah.
Sementara mata uang yang digunakan adalah Suriname Dollar (SRD). Kemudian, etnis suku antara lain adalah Hindustan (37%), Kreol (31%), Jawa (15%), Marrons (10%), Amerindian (2%), China (2%), bangsa kulit putih (1%), dan lainnya (2%).
Sejarah Suriname
Dirangkum dari laman resmi Kementerian Luar Negeri RI, wilayah Suriname mulai dikenal sejak abad ke 15, ketika bangsa-bangsa Eropa berlomba menguasai Guyana, suatu dataran luas yang terletak di antara Samudera Atlantik, Sungai Amazone, Rio Negro, Cassiquiare dan Orinoco.
Dataran tersebut awalnya oleh para ahli kartografi diberi nama Guyana Karibania. Guyana berarti dataran luas yang dialiri banyak sungai, dan Karibania dari kata Carib -nama penduduk asli yang pertama kali mendiami dataran tersebut.
Dalam legenda El Dorado, Guyana digambarkan sebagai wilayah yang kaya kandungan emas, yang mendorong orang-orang Eropa untuk bersaing menguasai kawasan itu.
Pada 1449 pelaut Spanyol, Alonzo de Hojeda dan Juan de La Cosa berlayar menyusuri pantai timur laut Amerika Selatan, dan Guyana berhasil dikuasai atas nama Raja Spanyol.
• Live Streaming Bulu Tangkis Hari Ini Perebutan Medali Perunggu Ganda Putra Chia/Soh vs Hendra/Ahsan
Selama abad ke 16 dan 17, Guyana silih berganti dikuasai Spanyol, Belanda, Inggris, Prancis dan Portugal.
Akibatnya, wilayah Guyana terbagi menjadi 5 bagian, yaitu Guyana Espanola (bagian dari Venezuela sekarang), Inglesa (Guyana sekarang), Holandesa (Suriname), Francesa (Cayenne), dan Portuguesa (bagian dari wilayah Brazil).
Ranomi Kromowidjojo
Prestasinya di olahraga renang di mulai dengan meraih medali perak gaya bebas tahun 2006 di kejuaran Eropa di Budhapest.
Ia kemudian mengikuti FINA Championships, Beijing dan Olimpiade London. Ia adalah perenang khusus pada gaya bebas namun seringkali juga ikut dalam kejuaraan renang gaya kupu-kupu maupun gaya punggung.
Dirinya memegang rekor dunia dalam 4 x 100 m gaya bebas estafet dari tim Belanda. Ia juga menjuarai tiga olimpiade dengan membawa medali ems di tahun 2008 dan 2012.
Ia sempat terdeteksi mengidap penyakit meningitis viral saat pelatihan di kepulauan Canary dengan tim nasional pada Juli 2010.
Setelah pulih, ia kembali mengikuti kejuaraan dunia di tahun berikutnya. Ia juga tercatat sebagai mahasiswa resmi di Notenboom Business School di Eindhoven, Belanda.
Pada usia 4 tahun, Ranomi ikut les renang untuk pertama kalinya.
"Waktu itu aku tidak tahu perbedaan mana kiri dan mana kanan, tapi aku bisa berenang, dan aku sangat menikmatinya," kisah Ranomi.
Kini nama Ranomi Kromowidjojo telah dikenal dunia sebagai juara dunia renang, dan peraih tiga kali medali emas Olimpiade.
Pada usia 8 tahun, Ranomi bergabung dengan klub renang yang lebih besar dan mengikuti kompetisi renang untuk pertama kalinya.
"Aku bertanding melawan anak-anak lainnya dan aku senang menjadi yang lebih cepat." Dia berlatih lebih giat, tapi tak pernah berkeinginan untuk menjadi atlet profesional atau juara Olimpiade karena keinginan itu memerlukan banyak latihan dan tak bisa bersenang-senang.
"Aku hanya ingin bersenang-senang waktu itu. Jadi aku teruskan berlatih dan memenangi kompetisi,” ujarnya.
Ranomi melakukan debut internasional pertamanya di Kejuaraan Eropa di Budapest, Hongaria, pada 2006.
Saat itu dia dan timnya menjadi yang terbaik kedua dan meraih medali senior internasional di nomor 4 x 100 m relay gaya bebas.
Dari sanalah, Ranomi muda berpikir serius tentang renang. "Apa yang terjadi jika aku fokus di renang? Seberapa jauh aku bisa raih? Mampukah aku menjadi juara eropa di ajang individu, atau mampukah aku menjadi juara dunia?
Kemudian aku bermimpi lebih besar lagi," kata Ranomi. Sepulang dari Kejuaraan Eropa 2006 itu, Ranomi bersama pelatihnya membidik Olimpiade Beijing 2008, walaupun tak sedikit pihak yang meragukan ambisi mereka.
Ranomi berada di atas angin setelah meraih medali perak di kejuaraan dunia Melbourne 2007 di nomor 4 x 100m relay gaya bebas dan medali emas dengan memecahkan rekor dunia di nomor yang sama pada Kejuaraan Eropa 2008. (*)