Tips Isolasi Mandiri Covid dari dr Reisa Broto Asmoro

“Apabila itu terjadi kita disarankan isolasi mandiri. Tapi ingat, isolasi mandiri bukan berarti kita sendirian tanpa bantuan orang lain," ujarnya

Editor: Jimmi Abraham
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro. 

Lalu, konsumsi hanya makanan bergizi seimbang.

“Siapkan oximeter untuk mencatat saturasi oksigen di tubuh termometer untuk periksa suhu badan dan kalau bisa alat pengukur tensi darah,” ujar Dokter Reisa.

Ia menambahkan, kalau merasa fit bawa alat olahraga ringan dan pastikan alat komunikasi seperti telepon genggam selalu siap pakai.

Hal ini penting karena selama 10 hari atau sesuai anjuran dokter yang mengawasi, tidak boleh kontak, bertemu langsung dengan siapapun termasuk anggota keluarga.

Masa selesai isolasi diputuskan oleh dokter yang mengawasi, bukan keputusan pribadi.

“Biasakan matahari masuk ke tempat isolasi dan biasakan berjemur minimal 30 menit setiap harinya,” kata dia.

Apa itu 5M Covid 19 ? Prokes 5M untuk Memutus Rantai Penularan dan Penyebaran Covid-19

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro (Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)

Dokter Reisa mengatakan, jadwalkan konsultasi dengan dokter selama masa isolasi mandiri, dokter bisa merujuk ke rumah sakit apabila timbul gejala berat.

“Insya Allah, apalagi kita sudah menerapkan langkah-langkah tadi, kondisi tubuh makin membaik, imunitas melawan dengan agresif serangan si virus dan kita segera kembali negatif,” terangnya.

Ia kembali mengingatkan, isolasi mandiri memang sepenuhnya dilakukan sendirian.

Namun, dukungan dari anggota keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan dokter lewat komunikasi virtual akan membantu sembuh dan pulih kembali.

Manfaatkan waktu sebaik-baiknya selama masa isolasi, tetap semangat, berpikir positif, berdoa dengan tekun dan berharap cepat negatif Covid-19.

“Ingat isolasi boleh mandiri, sembuh tidak harus sendiri,” kata Dokter Reisa.

Tindakan ketiga yang bisa dilakukan, lanjut Dokter Reisa, karena mendapat informasi yang akurat adalah membiasakan membuang limbah masker medis dengan benar.

Limbah masker habis pakai tak boleh sembarangan, pengelolaannya harus dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan dampak berbahaya dan beracun bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Ia menjelaskan, masker yang sudah dipakai, dikumpulkan di satu tempat.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved