Khazanah Islam
Hari Raya Idul Adha Berapa Hari Lagi? Cek Amalan Sunnah yang Bisa Dilakukan Sebelum Idul Adha 2021
“Selain itu, terdapat laporan hilal terlihat atau teramati. Sehingga secara mufakat 1 Zulhijah 1442 H, ditetapkan jatuh pada hari Ahad, 11 Juli 2021,"
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kementerian Agama menetapkan 1 Dzulhijjah 1442 Hijriyah jatuh pada hari Minggu 11 Juli 2021.
Penetapan 1 Dzulhijjah 1442 H sekaligus menetapkan bahwa Hari Raya Idul Adha 2021 jatuh pada hari Selasa 20 Juli 2021.
Hal itu disampaikan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas saat konfrensi pers hasil Sidang Isbat, Sabtu 10 Juli 2021 malam.
"Ketinggian hilal di seluruh Indonesia berada pada posisi di atas ufuk. Antara 2 derajat 21 menit sampai 4 derajat 14 menit,” ungkap Yaqut di laman resmi Kemenag.
“Selain itu, terdapat laporan hilal terlihat atau teramati. Sehingga secara mufakat 1 Zulhijah 1442 H, ditetapkan jatuh pada hari Ahad, 11 Juli 2021," katanya.
• Niat Shalat Idul Adha Sendiri di Rumah, Apa yang Dibaca Ketika Sholat Idul Adha?
"Dan dengan begitu Hari Raya Iduladha akan jatuh pada 20 Juli 2021,” katanya.
Pada kesempatan itu, Yaqut menyatakan, dirinya sudah mengeluarkan surat edaran terkait panduan ibadah Shalat Idul Adha dan Qurban di tengah pelaksanaan PPKM Darurat.
“Saya sudah mengeluarkan dua surat edaran sekaligus. Dan kami berharap masyarakat dapat mengikuti panduan yang ada di dalamnya,” tutur Menag.
Memasuki bulan Dzulhijjah, ada banyak sekali amalan sunnah yang bisa dilaksanakan.
Perlu diketahui bahwa 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah hari terbaik untuk beramal.
• Perbedaan Sunnah Sholat Idul Adha dan Shalat Idul Fitri
Berikut amalan-amalan yang bisa dilakukan.
1. Membaca Al Quran
2. Berdzikir
3. Bertakbir, tahlil dan tahmid
4. Melaksanakan Qurban
5. Melaksanakan Ibadah Haji
6. Puasa mulai hari pertama hingga 9 Dzulhijjah (khusus tanggal 9 disebut Puasa Arafah)
Dalil puasa Arafah termuat dalam hadits dari Abi Qatadah.
Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
”Puasa hari Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR.Muslim).
Buya Yahya dalam ceramahnya mengatakan, Rasulullah SAW bersabda: tidak ada hari yang lebih bagus untuk beramal melebihi 10 awal Dzulhijjah.
Berpuasa di awal bulan Dzulhijjah sangat dianjurkan.
''Namun puasanya yang benar. Jangan sampai hari pertama sampai delapan puasa, sembilannya malah tidak. Ketukar," kata Buya Yahya.
Buya Yahya menegaskan, yang paling penting adalah puasa di tanggal 9 Dzulhijjah atau puasa Arafah.
Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya mengatakan, Aku berharap Allah SWT mengampuni dosa tahun yang lalu dan dosa tahun yang akan datang.
''Dihapus dosa-dosa kecil kita. Dosa-dosa Allah SWT ampuni dengan catatan kita tidak senang dengan dosa itu,'' kata Buya Yahya.
Selain puasa, amalan lain yang bisa dilakukan adalah Baca Al Quran, Zikir, Tahlil, Takbir dan amalan sunnah lainnya.
Kenapa disunnahkan puasa Arafah?
Puasa Arafah disunnahkan karena Nabi Muhammad SAW mencontohkannya.
Dalil Puasa Arafah, bisa dilihat dalam hadits Rasulullah SAW yang dimuat dalam Kitab Sahih Imam Muslim.
Berikut ini adalah bacaan Niat Puasa Arafah:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: “Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta’ala.”
Kapan waktu membaca niat Puasa Arafah?
Niat puasa untuk yang puasa sunnah tidak wajib dilakukan malam hari.
Artinya kalau puasa sunnah, niatnya boleh pada pagi hari asalkan di pagi hari itu belum makan.
Selain Puasa Arafah, puasa lain yang bisa dilaksanakan di bulan Dzulhijjah adalah Puasa Tarwiyah.
Puasa Tarwiyah maksudnya adalah puasa di saat orang yang berhaji bersiap untuk melaksanakan wukuf.
Jadi tidak ada puasa khusus bernama Puasa Tarwiyah.
Menurut Ustadz Dzulqarnain Muhamma Sunusi, tak ada dalil khusus melaksanakan puasa Tarwiyah.
Namun demikian, ada dalil dan keutamaan puasa dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah.
''Itu ada syariatnya. Tanggal delapan masuk di dalamnya. Jadi puasa saja tanggal delapan itu baik,'' katanya.
Berikut bacaan Niat Puasa Tarwiyah
نويتُ صومَ تَرْوِيَة سُنّةً لله تعالى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya, "Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."
Doa Buka Puasa
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.
Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah."
Namun demikian, kita juga bisa membaca doa buka puasa lainnya yang populer yaitu sebagai berikut:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
"Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin"
Artinya : "Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih".