Khazanah Islam
Jadwal Kulminasi Agung: Fenomena Matahari di Atas Kakbah Terakhir di Tahun 2021
Fenomena matahari tepat di atas Kakbah kali ini adalah yang terakhir terjadi di tahun 2021, setelah sebelumnya juga terjadi pada 27 Mei.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Fenomena matahari tepat berada di atas Kakbah atau dikenal dengan Qibla Day, Kulminasi Agung, kembali terjadi di bulan Juli 2021.
Kali ini, fenomena Qibla Day terjadi pada Kamis 15 Juli 2021 atau 5 Dzulhijjah 1442 Hijriyah.
Fenomena matahari tepat di atas Kakbah kali ini adalah yang terakhir terjadi di tahun 2021, setelah sebelumnya juga terjadi pada 27 Mei.
Melansir laman Muhammadiyah, secara astronomis fenomena matahari melintasi Kakbah terjadi akibat gerak semu tahunan matahari yang hanya terjadi di daerah yang memiliki lintang tidak lebih dari 23,5˚ LU dan 23,5˚ LS.
• Link Live Streaming Pengumuman Hasil Sidang Isbat Penetapan Idul Adha 2021 di KompasTV dan TVOne
Dalam rentang ini matahari akan menyapu (menyinari) daerah-daerah yang memiliki Lintang antara 23,5º LU dan 23,5º LS tersebut.
Matahari melintasi Kakbah terjadi ketika matahari akan mencapai titik paling utara (deklinasi paling utara) dan kembali terjadi ketika matahari kembali menuju ekuator langit dari titik paling utara tersebut.
Momen ini penting bagi umat Islam untuk memperbaiki arah kiblat.
Peneliti di Pussainsa LAPAN Andi Pangerang menjelaskan, puncak fenomena ini terjadi pada pukul 16.26 WIB atau 17.26 WITA atau 18.26 WIT.
Meski begitu, Andi menjelaskan masyarakat bisa mulai mengukur arah kiblat sejak 2 hari sebelum tanggal 15 hingga 2 hari setelahnya di jam yang sama.
• Niat Sholat Idul Adha Sendiri di Rumah dan Berjamaah, Tata Cara serta Bacaan Shalat Idul Adha
"Toleransi waktunya 2 hari sebelum hingga 2 hari setelah untuk jam yang sama. Atau setengah jam sebelum hingga setengah jam setelah untuk hari yang sama," ujar Andi.
Dia mencontohkan misalnya tanggal 15 Juli berawan, bisa dilakukan pengukuran pada tanggal 16 Juli atau 17 Juli pada pukul 16.26 WIB/17.26 WITA.
Andi menjelaskan toleransinya sekitar setengah derajat. Untuk Jakarta arah kiblatnya 25 derajat dari barat ke utara.
"Kalau misalkan tanggal 15-nya berawan, tanggal 16 dan 17-nya masih bisa diamati tapi nilai maksimumnya 25,5 derajat. Lalu tanggal 13 dan 14 minimum 24,5 derajat," imbuh Andi.
Jadi, kata dia, hasil pengukurannya masih dalam rentang 24,5-25,5 derajat.
Dalam pengukuran ilmiah ada tingkat ketelitian dan besarnya sama dengan setengah skala terkecil (sst).
Jika skala terkecilnya 1 derajat, maka ketelitiannya setengah derajat.
• LINK TWIBBON Selamat Hari Raya Idul Adha, Sunnah Apa Saja Sebelum Sholat Ied?
"Nilai ini juga jadi batas toleransi galat pengukuran," ungkap Andi.
Demikian juga ketika pada tanggal 15 Juli pukul 16.26 ternyata berawan, tapi pada pukul 15.56 dan 16.56 tidak berawan, hasil pengukurannya masih dalam rentang 24,5-25,5 derajat.
"(Misalnya) kalau sudah 25,6 derajat berarti hitungannya 26 derajat. Kalau masih 24,4 derajat berarti hitungannya 24 derajat. Seperti itu," pungkas Andi.
Menentukan arah kiblat menggunakan Kulminasi Agung diklaim mudah, murah, dan akurat.
Bahkan lebih akurat dibanding jika menggunakan alat bantu seperti kompas, karena kompas dipengaruhi oleh medan magnet alami maupun buatan.
• Tanggal Hijriah Hari Ini , Kapan 10 Dzulhijah dan Hari Raya Idul Adha Tanggal Berapa Tahun Ini ?
Cara Menentukan Arah Kiblat
Persiapan Alat
Untuk mengukur arah kiblat saat matahari tepat di atas Kakbah perlu beberapa alat yaitu:
- Tongkat lurus atau benang berbandul.
- Jam yang sudah dikalibrasikan (dapat merujuk ke http://jam.bmkg.go.id/Jam.BMKG atau https://time.is/)
Langkah-langkah menentukan arah kiblat
- Tentukan tempat yang akan diketahui arah kiblatnya.
- Cari lokasi yang rata dan tentunya terkena sinar matahari.
- Tancapkan tongkat di atas permukaan tanah dan pastikan tongkat benar-benar tegak lurus (90 derajat dari permukaan tanah) atau gantungkan benang berbandul.
- Tunggulah hingga waktu kulminasi agung tiba.
- Amati bayangan tongkat atau benang pada waktu tersebut.
- Tandai ujung bayangan, kemudian tariklah garis lurus dengan pusat bayangan (tongkat/bandul).
- Garis lurus yang menghadap dari ujung ke pusat bayangan merupakan arah kiblat untuk tempat tersebut.
Waktu Penentuan Arah Kiblat
Pukul 16.26 WIB atau 17.26 WITA atau 18.26 WIT.
Namun tidak semua daerah di Indonesia bisa melakukan pengukuran ini.
Berikut daerah yang tidak bisa melakukan pengukuran:
- Kabupaten Maluku Tengah
- Kabupaten Seram Bagian Timur
- Kabupaten Kepulauan Tanimbar
- Kabupaten Kepulauan Kei
- Kota Tual
- Kabupaten Maluku Barat Daya (minus Pulau Wetar)
- Kabupaten Kepulauan Aru
- Provinsi Papua Barat
- Provinsi Papua
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena Matahari Berada di Atas Kabah 15 Juli, Persiapkan Ini"
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
Editor : Rendika Ferri Kurniawan