Khazanah Islam
Manfaat dan Keutamaan Shalat Dhuha Lengkap dengan Niat, Tata Cara Sholat Dhuha dan Doa Setelah Dhuha
Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa.........................
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Shalat Dhuha memiliki banyak sekali keutamaan dan manfaat untuk orang yang mengerjakannya.
Oleh karena itu, seorang muslim sangat dianjurkan melaksanakan Shalat Dhuha pada waktunya.
Kapan waktu Sholat Dhuha? Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbit (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga sebelum waktu zuhur.
Jumlah rakaat salat duha minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat.
Namun jika untuk tujuan pembelajaran, maka boleh juga dilaksanakan secara berjamaah.
Shalat dhuha hukumnya sunnah muakkad.
Sunnah artinya jika kita kerjakan akan mendapatkan pahala namun jika kita tinggalkan tidak berdosa.
Sedangkan muakkad artinya sangat dianjurkan.
Perbuatan yang hukumnya sunnah muakkad adalah perbuatan yang hampir-hampir tidak pernah dilewatkan oleh Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, meskipun meningalkan shalat dhuha tidak berdosa, namun sebagai bukti cinta kita pada Rasulullah SAW.
• Niat Shalat Dzuhur Sendiri dan Berjamaah: Apa Hukum Baca Surah Rakaat Ketiga dan Empat Solat Zuhur?
Adapun dalil-dalil tentang kesunnahan shalat dhuha antara lain disampaikan Abu Dzar ra. Katanya, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah.
Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah.
Demikian juga amar ma‟ruf dan nahi mungkar adalah sedekah.
Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak dua raka'at” (HR. Muslim).
Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa shalat dhuha dua rakaat mampu mencukupi sedekah bagi seluruh persendian manusia yang seluruhnya ada 360.
Artinya hadis tersebut merupakan sebuah bukti bahwa shalat dhuha adalah shalat yang sangat mulia meskipun hanya dilaksanakan sebanyak dua rakaat.
Niat Sholat Dhuha
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”
Doa Setelah Shalat Dhuha
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَآءَ بَهَاؤُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ اٰتِنِيْ مَااٰتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka wal bahaa'a bahaa'auka wal-jamaala jamaaluka wal-quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal-'ismata 'ismatuka.
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardi fa akhrijhu
Wa in kaana mu'assiran fa yassirhu
Wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba'iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika
Wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita 'ibaadakash-shalihiin.
Artinya:
“Wahai Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu.
Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu.
Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Wahai Tuhanku, kalau rizkiku di langit, turunkanlah.
Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah.
Kalau haram, gantilah menjadi yang suci. Jika jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu.
Tuhanku, berikanlah aku apa yang Engkau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.
Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang.
Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku.
Anugerahkanlah taubat-Mu untukku. Sungguh Engkau Maha Penerima Tobat, lagi Maha Penyayang”.
Keutamaan dan Manfaat Shalat Dhuha
1. Menjadi sedekah bagi seluruh persendian tubuh
Sebagaimana hadis yang telah disebutkan di depan bahwa shalat dhuha bisa menjadi sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia.
2. Merupakan ghanimah (keuntungan) terbanyak
Hal ini didasarkan atas sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling
banyak, dan kembalinya lebih cepat” (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).
3. Membawa kecukupan sepanjang hari
Shalat dhuha mendatangkan kecukupan kita selama sehari di hari kita shalat dhuha. Hal ini berdasarkan hadis Qudsiy yang artinya:
Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)
4. Dibangunkan sebuah rumah di surga
Bagi orang yang rajin shalat dhuha maka akan dibangunkan rumah di surga oleh Allah SWT.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
Dari Abu Musa ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
“Siapa yang shalat Dhuha empat raka‟at dan shalat sebelum Zuhur empat raka'at, maka dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. ath-Thabrani)
5. Mendapat pahala haji dan umrah yang sempurna
Dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw. bersabda:
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama'ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.”
Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. at-Tirmidzi)
6. Mendapatkan ampunan dosa
Nabi SAW bersabda: Barangsiapa yang melaksanakan shalat dhuha secara terus menerus, maka akan diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan. (HR. Al-Tirmidzi)
7. Tidak dianggap sebagai orang lalai
Orang yang selalu melaksanakan shalat dhuha dianggap sebagai orang yang terus mengingat Allah dan bukan orang yang lalai. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Orang yang mengerjakan shalat dhuha tidak termasuk orang lalai” (HR. Baihaqi dan An Nasa'i).