LINK TWIBBON HUT Bhayangkara ke 75, Download Twibbonnize Selamat Hari Bhayangkara 1 Juli 2021
Tahun ini Indonesia khususnya Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-75 Bhayangkara tepat Kamis 1 Juli 2021
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setiap tanggal 1 diperingati sebagai Hari Bhayangkara setiap tahunnya.
Tahun ini Indonesia khususnya Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-75 Bhayangkara tepat Kamis 1 Juli 2021.
Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak Proklamasi.
Kemerdekaan Indonesia, Polri telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang, Polri juga terlibat langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai opersai militer bersama-sama satuan angkatan bersenjata yang lain.
Sejarah penamaan Hari Bhayangkara sendiri berasal dari nama pasukan elite yang pernah dipimpin Mahapatih Gajah Mada pada zaman Kerajaan Majapahit di abad ke-14 Masehi.
Untuk meramaikan HUT Bhayangkara, kamu dapat membuat atau memasang Twibbon untuk media sosial baik instagram, whatsapp, facebook hingga twitter.
(Link twibbon HUT Bhayangkara ke -75 ada di akhir artikel)
(Update Infomasi HUT Bhayangkara)
• Sambut Hari Bhayangkara ke-75, Kapolres Kapuas Hulu Bersama Anggota Ziarah ke Makam Pahlawan
Sejarah Hari Bhayangkara
Dilansir dari polri.go.id berikut adalah sejarah hari Bhayangkara dari masa ke masa:
Jaman Kerajaan
Pada zaman Kerajaan Majapahit patih Gajah Mada membentuk pasukan pengamanan yang disebut dengan Bhayangkara yang bertugas melindungi raja dan kerajaan.
• Hari Bhayangkara ke-75, Polda Kalbar Gelar Upacara Ziarah di TMP Dharma Patria Jaya
> Masa kolonial Belanda
Pada masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan diawali oleh pembentukan pasukan-pasukan jaga yang diambil dari orang-orang pribumi untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu. Pada tahun 1867 sejumlah warga Eropa di Semarang, merekrut 78 orang pribumi untuk menjaga keamanan mereka.
Wewenang operasional kepolisian ada pada residen yang dibantu asisten residen. Rechts politie dipertanggungjawabkan pada procureur generaal (jaksa agung).