Khazanah Islam

Waktu Sholat Dhuha Sampai Jam Berapa? Bolehkah Shalat Dhuha Jam 9 Pagi? Simak Tata Cara Sholat Dhuha

''Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang,''

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ENDRO
Ilustrasi Shalat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Shalat Dhuha adalah salat sunnah yang dilaksanakan di waktu Dhuha.

Shalat Dhuha dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW juga selalu menasehati para sahabatnya untuk untuk selalu mengerjakan Shalat Dhuha.

Dalil Shalat Dhuha bisa dilihat dalam hadits riwayat At Tirmidzi no 475.

Dalam hadits itu, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa Allah SWT berfirman:

''Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang,''

Niat Shalat Dzuhur Sendiri dan Berjamaah: Apa Hukum Baca Surah Rakaat Ketiga dan Empat Solat Zuhur?

Terkait jumlah rakaat Shalat Dhuha, minimal dua rakaat dan maksimal tidak terbatas.

Shalat Duha boleh dilaksanakan dua rakaat. Hal itu berdasarkan Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah.

Shalat Dhuha boleh dilaksanakan empat rakaat, sebagaimana hadits riwayat Muslim dari ‘Aisyah.

Shalat Dhuha bisa dilaksanakan enam rakaat, sebagaimana disampaikan dalam hadits at-Turmudzi.

Shalat Dhuha juga boleh dilaksanakan delapan rakaat dengan melakukan salam tiap dua rakaat berdasarkan hadits riwayat Abu Daud dari Ummu Hani’.

Tak hanya itu, Shalat Dhuha juga boleh dilaksanakan sesuai dengan jumlah rakaat yang kita inginkan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Muslim.

Cara melaksanakan Shalat Dhuha yang dianjurkan adalah dengan dua rakaat sekali salam.

Apa yang Dibaca Ketika Solat Jenazah? Berikut Bacaan Solat Jenazah Laki-laki dan Perempuan

Waktu Utama Shalat Dhuha dan Batasnya

Waktu melaksanakan Sholat Dhuha adalah dimulai setelah matahari naik hingga mendekati waktu Sholat Dzuhur.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan, jika waktu syuruq atau saat matahari terbit mulai pukul 06.00, saat itu tak boleh Sholat.

''Waktu setinggi tombak ini disebut waktu dua tanduk syetan. Kenapa disebut tanduk syetan? Karena waktu matahari naik, datang syetan sampai setinggi tombak,'' katanya.

Oleh karena itu, kita harus melewatkan sampai matahari setinggi tombak.

''Lewatkan sampai setinggi tombak. Setelah setinggi tombak, barulah boleh solat,'' papar Ustadz Abdul Somad.

Syekh Ali Jaber dalam ceramahnya merincikan waktu dimulainya Sholat Dhuha.

Menurut Syekh Ali Jaber, waktu terbit matahari adalah sekitar satu jam 40 menit dari azan subuh.

Jika azan Subuh pukul 04.00 WIB, maka matahari terbit pukul sekitar 05.45 WIB.

'Lalu kapan boleh Sholat Dhuha?

Syekh Ali Jaber mengatakan, selanjutnya boleh Sholat setelah lewat lima belas menit atau kira-kira sekitar pukul 06.05 WIB.

''Bisa Sholat Isyraq atau Solat Duha. Karena waktu Solat Dhuha adalah sekitar 15 sampai 20 menit setelah matahari terbit sampai dekat Zuhur,'' katanya.

Jika Zuhur pukul 12.00, maka boleh Sholat Dhuha sampai pukul 11.30 WIB.

Syekh Ali Jaber menjelaskan, jumlah rakaat solat dhuha adalah delapan bukan 12.

Namun demikian, paling sedikit, dua rakaat.

Sementara Buya Yahya mengatakan, boleh melaksanakan Sholat Dhuha delapan atau 12 rakaat.

Tidak perlu ribut terkait jumlaah rakaat, yang penting adalah melaksanakannya.

Niat Shalat Dhuha

Cara melaksanakan Shalat Dhuha pada dasarnya sama dengan Sholat-Sholat yang lain.

Baik itu dari gerakan-gerakan maupun bacaan-bacaan dalam Shalat Dhuha.

Perbedaan Shalat Dhuha dengan Sholat yang lain, terletak pada niat dan waktu melaksanakannya.

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, seperti dikutip Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, waktu mengerjakan Shalat Dhuha dimulai kira-kira 20 menit setelah matahari terbit hingga 10 atau 5 menit sebelum matahari bergeser ke barat.

Adapun waktu utama melaksanakan Shalat Dhuha adalah sekitar 15 menit setelah matahari terbit.

Hal itu sebagaimana dalil yang termuat dalam hadits riwayat Muslim.

Rasulullah SAW bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (al-Awwabin) adalah pada waktu anak-anak unta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari” (HR. Muslim).

Hadits tersebut di atas menjelaskan bahwa waktu yang paling afdhal untuk melakukan shalat dhuha adalah ketika matahari sudah mulai meninggi, di mana anak-anak unta sudah bangun karena panas matahari (sekitar jam 08:00 atau 09:00 WIB).

Namun demikian Shalat Dhuha boleh dilaksanakan setelah matahari terbit hingga menjelang matahari bergeser ke barat (zawal).

Berikut ini adalah tata cara Sholat Dhuha lengkap dengan niat dan terjemahannya:

1. Niat Shalat Dhuha

Niat Sholat Dhuha Dua Rakaat

أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

(Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa)

Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”

2. Takbiratul ihram

3. Membaca doa Iftitah

Satu di antara doa iftitah yang bisa dibaca adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Allahumma ba’id baini wabaina khothoyaya kama ba’adta bainal masyriqi walmaghrib. Allahumma naqqini minal khotoya kama yunaqqos tsaubul abyadhu minad danas. Allahummaghsil khothoyaya bilma’i was tsalji walbarodi

Artinya: 

Ya Allah jauhkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana engkaujauh kan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana bersihnya pakaian putih dari kotoran. Ya Allah cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, salju dan embun. (HR. Bukhari dan Muslim, dengan beberapa perbedaan kecil antara lafaz dari Bukhari dan Muslim).

4. Membaca surat Al-Fatihah

5. Membaca surat Alquran

6. Rukuk

Gerakan rukuk adalah mengangkat kedua tangan dan membaca "allahu akbar".

Kemudian badan dibungkukkan dan kedua tangan memegang lutut.

Usahakan antara punggung dan kepala sama rata.

Setelah itu membaca: "سبحان ربي العظيم وبحمده" sebanyak 3 kali.

"Subhaana robbiyal 'adziimi wabihamdih"

Artinya: "Maha suci tuhan yang maha agung serta memujilah aku kepadanya."

7. I'tidal

سمع الله لمن حمده

Sami'allaahu liman hamidah

Artinya: "Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya."

Setelah berdiri tegak, lalu membaca :

ربنا لك اللحمد ملء السموات وملء الأرض وملء ما شئت من شيء بعد

Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u maa syi'ta min syain ba'du.

Artinya: "Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu."

8. Sujud

سبحان ربي الأعلى وبحمده . Sebanyak 3 kali.

Sub haana robbiyal a'la wabihamdih

Artinya: "Maha suci tuhan yang maha tinggi serta memujilah aku kepadanya."

9. Duduk di antara dua sujud

رب اغفررلي وارحمني واجبرني وارفعني وارزقني واههدني وعافني واعف عني

Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.

Artinya: "Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."

10. Sujud kedua

Berdiri lalu mengerjakan rakaat kedua

11. Membaca surat Al-Fatihah

12. Membaca surat Alquran

13. Rukuk

14. I'tidal

15. Sujud

16. Duduk di antara dua sujud

17. Sujud kedua

18. Tasyahud akhir

19. Salam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved